Langsung ke konten utama

Bantu Korban Gempa Pijay, Pemko Banda Aceh Salurkan Bantuan



Banda Aceh - Musibah gempa dengan kekuatan 6,4 SR yang terjadi di Pidie Jaya, Pukul 05.03 WIB, 7 Desember 2016 mengundang keprihatinan semua pihak, tak terkecuali Pemko Banda Aceh.

Plt Kabag Humas Pemko Banda Aceh, Drs Dwi Putrasyah, Kamis (8/12/2016) mengatakan BPBD Kota Banda Aceh telah membuka posko pasca musibah gempa yang terjadi Di Pijay.

"BPBD membuka Posko di Kantor Bupati Pijay untuk mempermudah proses evakuasi dan penyaluran bantuan kepada saudara-saudara kita yang tertimpa musibah di sana," ujar Dwi Putrasyah.

Selain itu, lanjut Dwi Putrasyah, RSU Meuraxa juga telah mengirimkan bantuan tenaga medis, diantaranya dokter spesialis ke Pidie Jaya untuk penanganan langsung korban luka-luka akibat gempa.
"Info yang kita terima dari Direktur RSU Meuraxa, Pak Syahrul, ada 15 tenaga medis yang sudah dikirim ke Pidie Jaya," ungkap Dwi Putrasyah.

Selain tenaga medis dan dokter spesialis, RSU Meuraxa juga membawa 2 unit ambulance, 1 unit mesin anastesi dan peralatan kesehatan lainnya seperti selimut, roti kering, air mineral dan lainnya. Tenaga media dari RSU Meuraxa sudah mulai melaksanakan tugas di RSU Abdullah Syafi'i.
"Kemudian di RSU Meuraxa sendiri saat ini sedang merawat korban gempa, yakni Az-Zahra (1,6 tahun) dan Nur Aklima. Mereka merupakan korban gempa di Pijay," tambah Dwi Putrasyah.

Lanjutnya, Dinsosnaker Kota juga telah menyalurkan bantuan berupa 1 unit mobil dapur umum dan 3 orang personil Tagana ke Pijay pada hari terjadi Gempa. Selain itu, Pemko juga telah mengirim 30 orang personil Satpol PP yang kemudian bergabung dengan Satpol PP Provinsi membantu melakukan evakuasi di lokasi gempa.

Kemudian DKKK Banda Aceh ikut berkontribusi mengirimkan peralatan untuk membersihkan puing-puing bangunan di sejumlah lokasi di Pijay.

"Semoga bantuan yang kita berikan dapat membantu meringankan beban saudara-saudara kita yang saat ini tertimpa musibah," harap Dwi Putrasyah. (mkk)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...