Langsung ke konten utama

Ingin Jadi Tikus Berdasi?



Oleh : Syahid Mujtahidy,

Tikus merupakan panutan para koruptor. Beberapa trik licik yang sudah melekat dan menjadi habitual action di dirinya menjadi cara ampuh yang digunakan untuk berkorupsi. Lihat saja kemampuan tikus, yaitu: Pertama, tikus suka mencuri. Kedua, tikus sulit untuk ditangkap, sebab gesit dan cepat. Ketiga, tikus suka membaur dalam kehidupan kita, sama seperti para pejabat yang korupsi pasti akan berlindung dalam tabir kepalsuan dengan cara merakyat.

Orasi singkat saya:

Korupsi dilakukan oleh para tikus berdasi. Adanya karena sesuap nasi atau ambisi, tapi bukan ajang cari sensasi. Caranya berebut kursi, katanya untuk beri solusi, tahunya hanya bikin budaya terdekadensi dan negeri terdegradasi. Gayanya membagi konsumsi, ternyata hanya agar tak terdeteksi oleh KPK dan polisi atau berlindung dengan cara berkoalisi. Si selanjutnya, “siapa yang mau merekonstruksi?”Jawabnya, “Iya, kita sebagai regenerasi yang tak terkontaminasi jadi degenerasi.”

Oretan singkat di atas menggambarkan seseorang yang bermartabat, tapi bejat di tengah-tengah hiruk pikuknya negeri ini. Kita bisa menganalisis bersama, siapa yang tidak mau hidup mewah, dengan semua fasilitas yang memanjakan dan hidangan selalu menggoyang lidah? Namun bukan berarti menghalalkan segala macam cara untuk bersenang-senang di atas penderitaan yang lemah.

Para pejabat yang sudah bermuka tikus berdasi, bukan berarti tidak pernah mengenyam bangku pendidikan atau tidak mengenal benar dan salah. Tapi, rabun yang menyelimuti kehidupannya (ambisi) membuat lupa akan segala risiko dari yang dilakukan. Itu bisa berasal dari kebutuhan individu atau keluarga. Terkadang, para koruptor memang benar-benar butuh dan berada dalam posisi yang tertekan, seperti banyak hutang, lagi ketimpa musibah dan lain sebagainya. Tapi tetap itu bukan alasan untuk menghalalkan korupsi.

Di samping itu, pendidikan ternyata menyajikan wajah yang berbeda. Wadah yang katanya edukatif, ternyata bisa menjadi wadah praktikum bagi para koruptor muda. Ladang-ladang empuk yang memanjakan mata di setiap organisasi yang ada di lingkungan sekolah, terutama tingkat Sekolah Menengah Atas, namun hanya dengan skala yang lebih minim. Sebab, mereka masih awam akan tuntutan dunia kemandirian dan virus senioritas yang notabennya sebagai pewaris pengalaman, ternyata masih tidak terlalu kuat.

Berbeda dengan tingkat Sekolah Tinggi atau Universitas, di sana para virus senioritas yang menyerang meracuni setiap isi pemikiran kader. Proses pengkaderan tersebut terbagi ke dalam dua bagian. Pertama, senioritas mengkader dengan cara terang-terangan dengan memanfaatkan kedekatan emosional. Karena, setiap senior pasti membawa atau memiliki kader yang diprioritaskan. Konsep demokrasi hanya menjadi perbincangan belaka, tanpa berjalan selaras dengan fakta.

Kedua, lingkungan yang memberikan efek. Aktivitas yang merupakan bagian dari tindakan korupsi selalu memanjakan para mata kader. Jadi, kita tidak butuh heran, kalau itu sudah menjadi habitual action bagi setiap mahasiswa yang mana akan menjadi penerus nantinya. Kesimpulannya, masa depan Indonesia sudah bisa terlihat dari wajah-wajah para pemuda terutama mahasiswa yang katanya sudah menghabiskan waktu dalam lingkungan edukatif. Tapi pertanyaannya, apakah para mahasiswa sudah terdidik dengan baik di lingkungan kampus?

Setiap orang digambarkan layaknya kertas putih yang tanpa ada setetes tinta pun. Itu sama dengan para pemuda dan pelajar di Indonesia. Hakikatnya, mereka polos dan masih putih. Namun, kita bisa lihat dari siapa yang memegang kertas tersebut dan hidup dimana kertas itu. Sebenarnya, media yang selalu mengabarkan tentang penangkapan dan berapa banyak yang dikorupsi, itu bisa menjadi tontonan yang bisa jadi indoktrinisasi bagi para penonton, terutama pemuda. Selanjutnya, tontonan tampak layaknya kasus-kasus yang di temui oleh para mahasiswa terkadang menjadi acuan untuk memilih jalan yang salah dalam mendapatkan limpahan harta, yang terkadang hanya untuk bersenang-senang.

Jika memang faktanya seperti itu, pencegahan yang seharusnya berawal dari kesadaran diri sendiri tidak secepatnya tumbuh di masing-masing sang pelaku. Dan, korupsi masih marak terjadi di negeri ini tanpa berubah menjadi bahan liputan yang basi. Serta tindakan korupsi sudah dinilai tidak akan merugikan beberapa pihak, terutama rakyat, jika sudah biasa terjadi. Maka, saya dengan lantang akan mengimpikan dan menanamkan kepada diri saya sendiri untuk berjanji akan menjadi seekor tikus yang berdasi untuk bisa menyejahterakan rakyat Indonesia pada Jumat, 09 Desember 2016. Dengan harapan, semua orang tahu inilah aku seorang calon kuroptor yang budiman.

Syahid Mujtahidy, Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris (TBI) Semester V STAIN Pamekasan, kelahiran Sumenep 20 Januari 1995.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Tahun Baru, Semangat Baru

Assalamualaikum sahabat Popot dan Nyanyak yang dirahmati Allah. Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat, kritis dan cerdas serta senantiasa dalam lindungan Allah. Alhamdulilah hari Senin, tanggal 1 Januari 2024 lalu kita sudah masuk ke tahun baru. Kita sudah meninggalkan Tahun 2023. Tentu ada    banyak cerita, peristiwa yang terjadi dan kita alami di tahun 2023 yang menjadi catatan sejarah hidup kita. Cerita    suka dan duka yang tak terlupakan. Bisa jadi ada hal yang kita rencanakan untuk diwujudkan pada tahun 2023 lalu yang belum terwujud dan juga ada hal yang tidak tercapai, maka di tahun 2024 ini masih bisa untuk diwujudkan.  Nah, sahabat Popot dan Nyanyak yang berbahagia, Apa saja yang belum sahabat wujudkan di tahun 2023 yang lalu? Apa pula yang menjadi kelemahan atau kekurangan yang ada dalam diri selama 2023 yang lalu?    Bagaimana sikap sahabat semua? Malaskah? Atau sudah rakın, tapi belum berhasil?  Lalu, kini ketika kita sudah betad...

Sembilan Aktivitas Pengisi Liburan Anda Yang Sangat Menarik

Oleh Dian Balkis Mahasiswi  Jurusan Perbankan Syariah, FEBI UIN Ar-Raniry, Banda Aceh Assalamualaikum pembaca Bertemu kembali bersama saya Dian Balkis. Senang sekali dapat berbagi cerita  pada kesempatan ini. Oke saya akan sedikit bercerita tentang kegiatan setelah berlalunya semester 5. Bagi pembaca yang masih kuliah, pasti akan mengalami liburan semester. Ada sebagian mahasiswa yang senang libur semester, ada juga yang tidak senang karena berbagai alasan. Bagi mahasiswa yang bukan perantau, liburan semester bukan moment-moment yang dinantikan, tetapi jika bagi mahasiswa perantau, libur semester merupakan moment yang sangat dinantikan, karena mereka sangat ingin pulang kampung dan bertemu dengan keluarga. Sebagian mahasiswa libur semester ini menjadi hal yang sangat membosankan, apalagi mahasiswa rantauan yang pulang kampung. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan di rumah, sehingga dapat membuat mereka suntuk dan bosan. Seharusnya ada kegiat...