Langsung ke konten utama

Rapat TPID: Lima Komoditi Pengaruhi Inflasi Bulan November



Banda Aceh – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Banda Aceh menggelar rapat koordinasi pengendalian inflasi, Selasa (6/12/2016). Rapat yang dipimpin Staf Ahli Walikota Bidang Ekonomi dan Keuangan Drs T Samsuar MSi berlangsung di ruang rapat Sekdakota Banda Aceh, komplek Balaikota.

Dalam rapat yang dihadiri Kepala Bulog Divre Aceh Fatah Yasin, Kepala BPS Banda Aceh Surya Adi Taufik, Kepala Bagian Ekonomi Setdakota Arie Maula Kafka, pejabat dari BI dan sejumlah pejabat dari SKPD terkait, terungkap ada lima komoditi barang pokok yang paling mempengaruhi inflasi di Banda Aceh Bulan November 2016.

Dalam rapat tersebut, disebutkan angka inflasi Banda Aceh pada November 2016 berada di angka 0,15 %. Adapun lima komotidi yang paling berpengaruh sebagai penyumbang inflasi adalah, Beras, Cabai, Udang, tongkol dan daging ayam ras. Namun secara keseluruhan, laju inflasi di Banda Aceh terkendali dan tidak terlalu fluktuatif.

“Lima komoditi ini dalam tiga tahun terakhir tercatat sebagi penyumbang inflasi, terutama saat akhir tahun, ini harus menjadi perhatian tim pengendali inflasi,” ujar Ridwan, salah-satu peserta rapat dari perwakilan BI.

Namun, ada bebera strategi yang dapat dilakukan untuk menekan inflasi tersebut, diantaranya, dengancara menjamin pasokan komoditas pokok yang memberi andil besar terhadap inflasi. Kemudian memastikan keterjangkauan harga yakni dengan menjaga stabilitas harga komoditas utama masyarakat. Strategi lainnya, disebutkan juga kelancaran distribusi dimana menjamin tersalurkannnya pasokan komoditas pokok kepada masyarakat dan strategi komunikasi ekspektasi dimana tim terus berupaya menjaga ekspektasi masyarakat terhadap pembentukan harga.

Sementara itu, kepala BPS Kota Banda Aceh Surya Adi Taufik dalam kesempatan tersebut menyampaikan inflasi sangat berkaitan dengan kemiskinan. Menurutnya, kalau tinggi angka inflasi maka akan diikuti oleh angka kemiskinan yang cenderung bertambah. Jadi, TPID harus selalu berkoordinasi dan bekerja maksimal dalam rangka menekan laju inflasi di Banda Aceh.

Kepala Bulog Divre Aceh, Fatah Yasin yang ikut hadir menyampaikan bahwa semua informasi yang didapatkan tim sangat berguna untuk kemudian di tindaklanjuti.

“Seperti tadi info beras sebagai penyumbang inflasi, ini penting dan selalu kita jadikan sebagai awal untuk tindakan. Kalau harga beras di pasar mulai naik, kita segera lakukan operasi pasar. Kalau turun, kita akan tamping beras dari petani,” ujar Fatah Yasin.

Kemudian, lanjut Fatah Yasin, Bulog juga selalu menyalurkan Rastra/Raskin di saat yang tepat sebagai upaya untuk mengendalikan harga beras di pasar. (mkk)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...