“FATAMORGANA”
Malam tak kunjung hilang
Pagi tak jua datang
Dan otakku pun tak bisa diam
Terus bergelut menelusuri lembah pikiran
Ini dunia.. bukan surga atau neraka !
Kau ingin apa?
Sudahlah.. berhenti berkeluh kesah
Tuhan Maha Adil !
Lenyapkan dia dari logikamu
Sampai kau temukan jawaban dalam dalam ketidakpastian
“Menghamba Pada-Nya”
Pria itu tampak gagah
Badan tegap menghadap ke depan
Tatapan yakin dengan penuh keberanian
Suara lantang bak komandan dalam perang
Pakaian rapi tunjukkan wibawa
Dasi yang bergantung dileher adalah simbol kesejahteraan
Namun lihatlah..
Dia tampak lemah dan tak sanggup apa-apa
Merintih dan memohon dihadapan-Nya
Menangis dan mengharap belas kasih dari-Nya
Dia campakkan segala
Yang tinggal hanya sosok anak manusia yang lemah tak punya daya
Lenyapkan seluruh keangkuhan
Kubur dalam-dalam semua kesombongan
Buang segenap rasa bangga
Pejamkan mata dan bayangkan
Hanya Dia yang Maha Kuasa
Itulah hakikat menghamba pada-Nya
“Beda”
Beda manusia, beda wibawa
Jangan samakan aku dengan mereka
Rambut boleh sama pekat
Tapi pikiran mungkin tak seikat
Setiap tutur mewakili satu pribadi
Tulus hati siapa yang bisa diteliti
Kadang hanya tipu daya
Untuk memikat si kumbang yang ada
Aku tak mau berbalas pantun denganmu
Ini hanya satu
Dariku untuk mu
Hei lihatlah mereka!
Tak sama tapi serupa
Seolah bermain sandiwara di panggung gembira
Sudahlah wahai saudara
Kita bukan raja yang sedang bercerita
Hanya kaum kecil yang tengah mencoba menyatukan rasa
“Kota Naga”
Sejuta manusia hidup diatas bumi-Nya
dari yang miskin sampai yang sedikit kaya
sebagian kecilnya mungkin ada disini
dibumi Teuku Cut Ali ini
Hidup sederhana sangatlah gembira
Asalkan perut dapat diberi rasa
Nelayan pergi menyapa ombak
Menemui ikan dan karang di lautan
Disambut heboh oleh angin dan burung
Dihempas gelombang semakin bergoyang
Perahu ini kuat!
Tak mudah lenyap dengan sedikit hempasan
Karena dibuat oleh tangan-tangan yang iklas
Hei lihatlah
Anak-anak sedang bermain
Bercengkrama ria dengan sesama
Terkadang berkelahi untuk kembali berkawan
Sungguh keharmonisan yang tak tergantikan
Tempat ini indah, lebih indah dari yang kau temukan
Di pasar, di stasiun dan tikungan jalan
ini kampungku
Di kaki gunung dibibir pantai
Tapaktuan
Tapaktuan
Kota Naga dari legenda tuan tapa
Komentar
Posting Komentar