Langsung ke konten utama

Sukses itu Apa Sih?



Oleh : Dina Triani GA

Apa sebenarnya arti sukses bagi anda? Ada yang berpendapat sukses itu jika mempunyai pekerjaan tetap, berpendidikan tinggi dan menyandang berbagai gelar, memiliki penghasilan yang banyak, tinggal di lingkungan elite, punya pasangan hidup yang menawan, mengendarai kendaraan yang canggih, punya rumah bergaya arsitektur modern, menjadi orang terkenal dan sebagainya. Setiap orang punya penilaian yang berbeda dalam mengartikan kesuksesan. Apakah setiap orang sukses itu bahagia? Jika jawabannya ya, lalu mengapa banyak orang yang telah melengkapi semua kriteria sukses seperti tersebut di atas hatinya masih diliputi kegelisahan?

Anda mungkin pernah mendengar nama Christina Onassis. Siapa dia? Dialah putri seorang miliarder tersohor seantero negeri, Aristotle Onassis. Sang anak diwarisi seluruh harta oleh ayahnya berupa simpanan deposito, real estate, danau, pulau pribadi, perusahaan penerbangan, armada laut dan sebagainya. Hampir seluruh media di seluruh dunia membicarakan dirinya beserta kekayaannya yang luar biasa itu. Tak seorang pun menyangkal bahwa perempuan ini pastilah sangat bahagia. Benarkah demikian? Dalam sebuah wawancara dengan seorang wartawan Christina berkata, “ Saya perempuan paling kaya sedunia, namun yang paling tidak bahagia... !” Dan yang lebih menyedihkan lagi, perempuan ini mati bunuh diri setelah gagal mendapatkan kebahagian yang ia cari dengan berkali-kali kawin cerai. Sungguh sebuah akhir yang tragis dari kisah hidup seorang perempuan terkaya di dunia!

Begitu banyak penulis terkenal membuat buku tentang cara meraih sukses. Kesuksesan yang sering ditulis dalam buku-buku mereka adalah yang sesuai pandangan masyarakat tertentu, dimana mereka baru tergolong berhasil dan terpandang jika bergaul dengan orang-orang tertentu, tinggal di satu lingkungan tertentu, kuliah di universitas tertentu dan masih banyak lagi pola hidup yang bukan pilihan mereka sendiri. Sehingga tatkala dilanda krisis barulah mereka merasa bahwa sebenarnya selama ini mereka hanya hidup mengikuti kehendak orang lain. Bukan hanya Christina Onassis, dunia ini sarat dengan kisah orang bunuh diri karena tidak berhasil dalam karier, perkawinan yang kandas, gagal meraih gelar sarjana dan entah apa lagi. Jelas sikap hidup serupa ini akibat menjalani kehidupan berdasarkan komando orang lain. Kurt Donald Cobain, penyanyi, penulis lagu dan gitaris grup band Nirvana asal Seattle memutuskan bunuh diri karena tekanan batin, jenuh, muak dengan orang-orang di sekelilingnya. Begitu juga akhir hidup penyanyi Elvis Presley, gitaris Jimi Hendrix, aktris Marilyn Monroe padahal mereka semua adalah orang-orang sukses secara materi dan di elu-elukan sebagai idola.

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa sukses untuk ukuran manusia terkadang diartikan sebagai kesuksesan materi. Padahal menurut agama Islam, seorang manusia yang sukses itu adalah yang selalu istiqomah berada di jalan Allah SWT dan memiliki bekal yang baik untuk akhirat nanti. Manusia sukses dalam Islam adalah mereka yang memiliki kemulian seperti yang tertulis dalam Al Quran, “ Sesungguhnya telah kami turunkan kepadamu sebuah kitab yang didalamya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya? “ (QS 21:110). Kemulian yang tertera di dalam penggalan ayat Al Quran tersebut bisa diartikan sebagai kesuksesan.

Dapat kita simpulkan bahwa Islam tidak pernah membeda-bedakan antara kaya dan miskin, cantik atau jelek. Allah SWT juga tidak melihat gelar yang kita punya serta jabatan yang kita raih. Yang akan dijadikan tolok ukur dalam sukses adalah amal ibadah yang kita lakukan. Sekilas terdengar sepele, namun dalam kenyataanya sungguh sulit untuk dilakukan. Seorang ustadz bernama Hajarul Akbar Alhafiz pernah berkata, “ Sungguh rugi orang yang mengira dirinya telah sukses dan dianggap manusia sebagai orang sukses dalam kehidupan di dunia, tapi ternyata ia termasuk orang yang gagal total. Sukses yang sebenarnya, sejati, hakiki dan abadi adalah sukses menurut Allah SWT dalam kitab-Nya, Al Quran. “ Seperti kehidupan sahabat-sahabat Rasulullah, secara materi mereka jauh dari cukup, tetapi mereka ini yang Allah telah nyatakan kesuksesannya.

Sahabat, kesuksesan dunia betapapun banyaknya harta kekayaan kita, betapa memesonanya pasangan hidup kita, betapa banyak jumlah anak kita atau betapa tinggi kedudukan kita tidak menjamin akan tercapainya kebahagian yang hakiki. Kebahagian sebenarnya adalah jika kita berhasil masuk ke dalam syurganya Allah. Sebelum mati seseorang tidak akan tahu apakah ia orang yang sukses atau tidak karena kita hanya tahu apakah kita sukses setelah kita mati. Jadi, apapun pekerjaan atau profesi kita sekarang, jika kelak masuk ke dalam syurga berarti kita termasuk orang-orang yang sukses. Namun, bagaimana untuk bisa sukses masuk syurga?

Allah SWT mengisyaratkan dalam surat Al-‘Ashr bahwa manusia benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang (1) beriman, (2) beramal shalih, (3) saling nasehat menasehati dalam kebaikan, dan (4) saling nasehat menasehati dalam kesabaran. Sedemikian agungnya surat ini, sampai-sampai Imam Syafi’i berkata, “Seandainya Allah tidak menurunkan hujjah atas para hamba-Nya melainkan hanya surat ini, niscaya itu telah cukup.”

Untuk meraih kesuksesan adalah tawakal. Serahkan segala urusan kepada Allah, dengan cara-cara Allah bukan dengan yang lain. Allah berjanji kepada kita bahwa siapa pun yang menggabungkan iman dengan amal saleh akan memiliki kehidupan dan pahala yang baik, baik itu di dunia maupun di akhirat. Mulai saat ini, selama nyawa kita masih melekat di raga ada baiknya kita mempersiapkan bekal untuk perjalanan abadi. Masih ada kesempatan bagi kita untuk menata dan mengkonsep ulang arti kesuksesan. ***



Dina Triani GA (Writer/Banda Aceh)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...