Oleh Mulia Putra
(Dosen STKIP Bina Bangsa Meulaboh & Alumni UNSYIAH)
Sepintas di benak kita, hampir tidak mempercayai bahwa ada yang namanya kuliner pendidikan. Sebenarnya, jika kita mau melihat lebih jauh, ada begitu banyak kuliner pendidikan Indonesia, mulai dari Sabang sampai Meureuke. Tergantung bagaimana kita mendifinisikan kuliner. Dalam hal ini, saya mendifinisikan kuliner sebagai sesuatu yang bisa membuat kita puas dan itu menyenangkan, sehingga dengan definisi ini kuliner tidak hanya identik dengan makanan yang enak rasanya, juga boleh merambah ke dunia pendidikan. Sebagai contoh dunia Pendidikan Provinsi Aceh.
Nanggroe Aceh Darussalam, itu nama beberapa tahun yang lalu sekarang sudah menjadi Provinsi Aceh, pada realitasnya memiliki segudang kuliner pendidikan yang bisa dirasakan oleh anak-anak Aceh khususnya dan warga Indonesia umumnya. Aceh memiliki universitas Syiah kuala yang terkenal dengan Jantong Hatee (Jantung Hati ) rakyat Aceh yang di dalamnya mempunyai begitu banyak pilihan menu pendidikan yang terdiri dari ragam fakultas, Jurusan, bahkan Program Studi. Bahkan menu-menu tersebut sudah diyakini dengan akreditasi oleh koki Pendidikan ternama di Indonesia.
(Dosen STKIP Bina Bangsa Meulaboh & Alumni UNSYIAH)
Sepintas di benak kita, hampir tidak mempercayai bahwa ada yang namanya kuliner pendidikan. Sebenarnya, jika kita mau melihat lebih jauh, ada begitu banyak kuliner pendidikan Indonesia, mulai dari Sabang sampai Meureuke. Tergantung bagaimana kita mendifinisikan kuliner. Dalam hal ini, saya mendifinisikan kuliner sebagai sesuatu yang bisa membuat kita puas dan itu menyenangkan, sehingga dengan definisi ini kuliner tidak hanya identik dengan makanan yang enak rasanya, juga boleh merambah ke dunia pendidikan. Sebagai contoh dunia Pendidikan Provinsi Aceh.
Nanggroe Aceh Darussalam, itu nama beberapa tahun yang lalu sekarang sudah menjadi Provinsi Aceh, pada realitasnya memiliki segudang kuliner pendidikan yang bisa dirasakan oleh anak-anak Aceh khususnya dan warga Indonesia umumnya. Aceh memiliki universitas Syiah kuala yang terkenal dengan Jantong Hatee (Jantung Hati ) rakyat Aceh yang di dalamnya mempunyai begitu banyak pilihan menu pendidikan yang terdiri dari ragam fakultas, Jurusan, bahkan Program Studi. Bahkan menu-menu tersebut sudah diyakini dengan akreditasi oleh koki Pendidikan ternama di Indonesia.
Tak ayal jika Universitas ini menjadi favorit menu di Aceh saat ini, terkhusus untuk para pemuda yang baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atas di Tanoh Rencong tercinta. Selain Universitas Syiah kuala sebagai salah satu universitas yang terkemuka di Aceh, masih banyak Universitas dan Sekolah Tinggi yang lain, yang juga menyediakan ragam pilihan untuk para penikmat ilmu. Di antaranya, Aceh juga memiliki Universitas Malikul Saleh, STAIN Malikul Saleh, Universitas Cot Kala, Politeknik Lhokseumawe. Semua itu merupakan restoran-restoran pendidikan di Aceh yang dikelola oleh Negara. Sudah pasti menu yang disediakan agak lebih sedikit jika dibandingkan dengan Universitas Syiah Kuala yang sudah berdiri sejak lama.
Terlepas dari resto-resto Pendidikan pemerintah yang telah disampaikan, timbul tanda tanya yang sangat besar tentunya. Bagaimana dengan pengusaha-pengusaha swasta yang juga ingin membantu menyediakan layanan tempat kuliner-kuliner pengetahuan seperti yang dimiliki oleh Universitas-Universitas Negeri sekarang ini. Yang mungkin lebih mudah dari segi ekonomi, tapi tidak kalah bersaing dengan resto luar negeri sekalipun. Bahkan mereka juga sudah diuji kelayakannya oleh koki pengetahuan berstandar nasional.
Terlepas dari resto-resto Pendidikan pemerintah yang telah disampaikan, timbul tanda tanya yang sangat besar tentunya. Bagaimana dengan pengusaha-pengusaha swasta yang juga ingin membantu menyediakan layanan tempat kuliner-kuliner pengetahuan seperti yang dimiliki oleh Universitas-Universitas Negeri sekarang ini. Yang mungkin lebih mudah dari segi ekonomi, tapi tidak kalah bersaing dengan resto luar negeri sekalipun. Bahkan mereka juga sudah diuji kelayakannya oleh koki pengetahuan berstandar nasional.
Jangan khawatir akan hal itu, ada begitu banyak opsi yang bisa kita pilih untuk tempat seperti itu, bahkan mereka menawarkan dengan harga yang relatif terjangkau untuk mencicipi ramuan ilmu yang mereka sajikan untuk pemuda dan pemudi di Aceh. Sebagai contoh, Universitas Serambi Mekkah, Universitas Muhammadiyah, Universitas Abulyatama serta masih banyak deretan-deretan lain yang memfasilitasi kita untuk meraih kepuasan ilmu di Aceh tercinta, termasuk Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bina Bangsa Meulaboh dan Bina Bangsa Getsempena yang saat ini menjadi buah bibir di kalangan remaja.
Sudah pasti semua pemuda yang telah lulus SMA dimanapun mereka duduk dan berdiskusi, masalah pilihan Universitas maupun Sekolah Tinggi menjadi bahan racikan berpikir kritis untuk dibicarakan. Ini bukan masalah lebay, tapi menu pengetahuan dan Pendidikan merupakan masalah yang urgent untuk menjadi perhatian yang lebih. Dari keadaan ini juga membuktikan bahwa pemuda dan pemudi Aceh adalah masyarakat muda yang bijak dalam mengambil keputusan, terutama terkait asupan Pendidikan dan pengetahuan mereka di masa yang akan datang.
Lebih lanjutnya, kita tidak perlu melihat ragam cita rasa pengetahuan yang ada di setiap kampus di Aceh secara lebih mendalam. Karena satu contoh saja sudah mewakili untuk semua. Nah, kita ambil sebuah sampel tempat dengan beragam pilihan desert yang memukau. Kita ambil saja Universitas Syiah Kuala, lebih fokus lagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, sebagai contoh yang terdekat yang diminati oleh sejuta kalangan mahasiswa, calon mahasiswa bahkan bakal calon mahasiswa di Aceh khususnya. Pada hakikatnya telah memiliki segudang pilihan kesukaan, mulai dari kuliner pendidikan matematika yang identik dengan ketepatan perhitungan kadar bumbu untuk cita rasa pengetahuan yang menggelegar, kimia yang terkenal dengan pencampuran bahan-bahan yang menguatkan rasa dari hidangan ilmu yang dahsyat.
Sudah pasti semua pemuda yang telah lulus SMA dimanapun mereka duduk dan berdiskusi, masalah pilihan Universitas maupun Sekolah Tinggi menjadi bahan racikan berpikir kritis untuk dibicarakan. Ini bukan masalah lebay, tapi menu pengetahuan dan Pendidikan merupakan masalah yang urgent untuk menjadi perhatian yang lebih. Dari keadaan ini juga membuktikan bahwa pemuda dan pemudi Aceh adalah masyarakat muda yang bijak dalam mengambil keputusan, terutama terkait asupan Pendidikan dan pengetahuan mereka di masa yang akan datang.
Lebih lanjutnya, kita tidak perlu melihat ragam cita rasa pengetahuan yang ada di setiap kampus di Aceh secara lebih mendalam. Karena satu contoh saja sudah mewakili untuk semua. Nah, kita ambil sebuah sampel tempat dengan beragam pilihan desert yang memukau. Kita ambil saja Universitas Syiah Kuala, lebih fokus lagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, sebagai contoh yang terdekat yang diminati oleh sejuta kalangan mahasiswa, calon mahasiswa bahkan bakal calon mahasiswa di Aceh khususnya. Pada hakikatnya telah memiliki segudang pilihan kesukaan, mulai dari kuliner pendidikan matematika yang identik dengan ketepatan perhitungan kadar bumbu untuk cita rasa pengetahuan yang menggelegar, kimia yang terkenal dengan pencampuran bahan-bahan yang menguatkan rasa dari hidangan ilmu yang dahsyat.
Fisika memiliki keistimewaan yang berbeda dari dua jenis bufet yang disebutkan sebelumnya dalam hal ini gaya pembuatan termasuk polesan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap rasa penyajian santapan diibaratkan sebagai sebagai kecepatan cahaya yang begitu cepat menerangi bumi. Lalu, tidak ketinggalan pula biologi dari item Ilmu Alam yang intinya ke semuanya itu dirangkum dalam satu bumbu yang dahsyat, dalam sebuah rumpun resep yang dinamakan MIPA. Bagaimana dengan sederet rasa yang juga mantap dari ilmu sosial? FKIP memiliki program studi sejarah yang kental dengan bumbu terkenal di masa lampau. Ekonomi yang cukup teliti akan untung rugi dari hasil masakan mereka.
Pendidikan kewarganegaraan yang terkandung resep-resep jitu untuk menggugah selera anak bangsa dalam belajar, juga ada geografi yang memadukan untaian getaran rasa yang datang dari dalam maupun luar, si penikmat cahaya kehidupan berupa pendidikan. Jikapun para penikmat pengetahuan tidak mampu membayar bills yang harus dikeluarkan untuk menikmati satu pesanan menu dari sebuah resto Pendidikan, sebenarnya ada cara lain untuk menikmati kuliner Pendidikan Tanoh Rencong ini, yaitu melalui perjuangan untuk mendapatkan voucher menikmati satu menu gratis dari restoran Pendidikan.
Akan tetapi, untuk mendapatkan voucher tersebut bukanlah seperti membalikkan telapak tangan, para calon penikmat harus mampu memperlihatkan bahwa mereka layak untuk mendapatkan voucher gratis tersebut. Sebagai contoh, calon penikmat Pendidikan benar-benar memiliki motivasi yang tinggi untuk menghabiskan menu pendidkan yang telah dipilih. Tidak boleh tersisa, karena jika tersisa bakal berujung pada suramnya masa depan. Perlu diketahui bahwa voucher ini juga diberikan oleh berbagai macam bentuk baik pemerintah maupun swasta.
Sebenarnya, masih banyak contoh resto-resto pendidikan lain yang dimiliki Tanoh rencong tercinta ini, seperti yang telah disebutkan sebelumnya dan kesemuanya itu memiliki kualifikasi jenis item yang disajikan hampir sama. Katakanlah Universitas Malikusaleh, Universitas Abulyatama, Universitas Serambi Mekkah bahkan STKIP Bina Bangsa Meulaboh dan masih banyak yang lain lagi hanya saja koki dan cara penyiapan hidangan yang berbeda termasuk standard pelayanan yang diberikan. Pada akhirnya itu semua tergantung dari pilihan pemuda pemudi Aceh khususnya sebagai pemimpin di masa yang akan datang. Selamat menikmati!
Sebenarnya, masih banyak contoh resto-resto pendidikan lain yang dimiliki Tanoh rencong tercinta ini, seperti yang telah disebutkan sebelumnya dan kesemuanya itu memiliki kualifikasi jenis item yang disajikan hampir sama. Katakanlah Universitas Malikusaleh, Universitas Abulyatama, Universitas Serambi Mekkah bahkan STKIP Bina Bangsa Meulaboh dan masih banyak yang lain lagi hanya saja koki dan cara penyiapan hidangan yang berbeda termasuk standard pelayanan yang diberikan. Pada akhirnya itu semua tergantung dari pilihan pemuda pemudi Aceh khususnya sebagai pemimpin di masa yang akan datang. Selamat menikmati!
Komentar
Posting Komentar