Langsung ke konten utama

TPID Kota Banda Aceh Waspadai Inflasi Pada Peringatan Hari Besar Islam



Banda Aceh – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Banda Aceh mewaspadai potensi terjadinya inflasi di Banda Aceh pada peringatan hari besar Islam, seperti Hari Raya dan peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW.

Hal ini dibahas pada rapat rutin TPID Kota Banda Aceh yang dipimpin Sekdakota, Ir Bahagia DiplSE, Rabu (16/8/2017) di Balaikota.

Pada rapat yang dihadiri perwakilan dari BI, BPS, Bulog dan unsur SKPK terkait ini juga dibicarakan langkah-langkah untuk mengatasi persoalan tersebut.

Handoko dari Perwakilan BI Perwakilan Aceh menyampaikan, beberapa minggu lagi akan memasuki Hari Raya Idul Adha dan biasanya harga akan terjadi kenaikan seiring dengan jumlah kebutuhan pokok yang meningkat dari masyarakat. Begitu juga pada peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang akan diperingati pada Desember nanti.

Dalam rapat ini juga disampaikan bahwa salahsatu faktor penyebab menibgkatnya kemiskinan di Aceh karena terlambatnya distribusi Rastra untuk masyarakat miskin, oleh karena itu diputuskan bahwa TPID akan memastikan bahwa distribusi Rastra harus dilakukan tepat waktu dan tepat sasaran. Kebijakan ini diyakini akan mampu meminimalisir terjadinya nflasi.

Disisi lain, Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan, akan melaksanakan pasar murah untuk menjaga stabilitas harga barang menjelang hari raya Idul Adha 1438 H mulai tanggal 22 s/d 24 Agustus di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Ulee Kareng, Meuraxa dan Baiturrahman.

Kepada masyarakat, Sekdakota Banda Aceh selaku Ketua TPID Kota Banda Aceh meminta agar tidak panik yang kemudian berusaha memborong sejumlah bahan pokok terutama menjelang hari-hari besar Islam seperti Idul Adha dan Maulid nanti, karena akan menyebabkan harga merangkak naik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...