Langsung ke konten utama

Aceh Global Tiger Day 2017

 
 
Oleh: Irna Maulisa
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Islam, Jurusan Perbankan Syariah, UIN Ar-raniry, Banda Aceh.
 
Mungkin pembaca masih ingat dengan sebuah kegiatan yang menarik beberapa waktu lalu. Saat itu Minggu, 30 Juli 2017, sekitar pukul 9 pagi, Banda Aceh sedang diramaikan oleh perkumpulan berbagai komunitas dan aktivis lingkungan. Mereka antusias meramaikan “Time 4 Tiger” dalam memperingati Hari Harimau Dunia (Global Tiger Day), yang diselenggarakan secara serentak di belahan penjuru. Terlihat berbagai komunitas dan aktivis di Aceh yang diikuti dengan anak-anak remaja berjalan sambil berorasi dan siap menyatakan untuk “Protect” terhadap harimau dari perburuan liar, yang seiring waktu akan menuju dalam kepunahan.

Untuk menyikapi soal habitat yang dilindungi, saya dengan antusias dan mengambil peran dalam mengkampanyekan Harimau Sumatera. Bersama ibu Illiza Sa’aduddin Djamal seorang mantan Walikota Banda Aceh dan Ibu Gubernur Aceh Darwati A.Gani. Mereka berjalan bersama anak-anak remaja lain sambil memegang spanduk untuk menyatakan dukungan mereka terhadap harimau Sumatera.

Pertanyaan soal satwa yang nyaris punah ini, apakah kita mengetahui dalam setiap tahunnya jumlah populasi harimau di Sumatera kian menurun? Berdasarkan situs WWF Indonesia yang saya baca, Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis (Critically endangered). Jumlah populasi harimau terbilang semakin kecil dalam tiap tahunnya. Pada tahun 2004, harimau Sumatera di alam bebas hanya tersisa 400 ekor. Habitat harimau sebagai predator utama dalam rantai makanan. Harimau mempertahankan populasi mangsa liar yang ada di bawah pengendaliannya, sehingga keseimbangan di antara mangsa dan vegetasi yang mereka makan dapat terjaga.

Harimau menghadapi dua jenis ancaman untuk “survive”, mereka kehilangan habitat karena tingginya laju deforestasi dan terancam oleh perdagangan ilegal, dimana bagian-bagian tubuhnya diperjualbelikan dengan harga tinggi di pasar gelap untuk obat-obatan tradisional, perhiasan, jimat, dan dekorasi.

Memperingati Global Tiger Day, apa sih yang akan kita upayakan dalam mencegah harimau dari kepunahan? Pada tanggal 30 Juli 2017 yang lalu, kita bersama-sama secara serentak untuk menyatakan siap menjaga dan memberikan petisi-petisi perlindungan. Kita semua pasti sudah tahu keberadaan spesies terbesar harimau Sumatera. Tempat tinggal mereka saat ini, kita renggut begitu saja, maka apa yang akan terjadi? Kata yang paling besar untuk kita baca adalah “KEPUNAHAN”. Ya, tentu hal itu akan terjadi. Bayangkan jika hal yang sama terjadi pada manusia, tempat tinggal kita, hak kita, lahan kita semua diambil oleh pihak lain, maka kita juga akan punah, peradaban manusia pun tidak ada lagi dan dunia ini akan kiamat.

Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan adalah sama-sama makhluk hidup ciptaan Allah SWT. Sudah sepatutnya kita sebagai manusia yang diciptakan Allah sebagai kalifah di muka bumi ini yang memiliki akal, hati, dan pikiran untuk menjaga makhluk hidup lainnya. Hal itu sudah dikatakan dalam Al Qurran surat Ar Ruum ayat 9, “Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-sekali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri”.

Bisa kita lihat dan kita pahami pesan dalam ayat tersebut menggambarkan agar manusia tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan yang dikawatirkan terjadi kerusakan serta kepunahan, sehingga tidak memberikan sisa sedikitpun untuk generasi mendatang.

Untuk itu, dalam kampanye saat itu, saya berharap masyarakat dapat menjaga lingkungan hidup dan tidak merusak hutan, apalagi membunuh habitat-habitat yang ada di dalamnya untuk kepentingan pribadi. Hutan sebagai salah satu sektor sumber kebutuhan bagi manusia. Dengan kita melakukan dan mejaga bersama-sama, hutan dan satwa-satwa liar di dalamnya akan tetap terus ada. Kekayaan kita tetap terjaga, karena kekayaanpun bukan hanya tempat wisata saja, tetapi flora dan fauna juga termasuk ke dalamnya.

Siapa lagi yang akan menjaga hutan dan harimau kalau bukan kita?. Tanamkanlah dalam hati kita untuk menjaga asset kita ke depan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Guru- Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 11 Banda Aceh

Dalam Rangka Memperingati Hari Guru   Canda Tawa Oleh  Dahrina,M,S.Sg.MA   Panggilan suara hati Menerjang segala penjuru Betabur butiran  resah dalam pandemi  Kemana muaranya dunia pendidikan   Tersungkur kaku aku dalam lamunan Terkontaminasi jiwa dalam keraguan Pikirku mulai menerawang Akan kah pandemik ini bisa kulawan   Aku memang tidak punya kuasa Tapi Allah Maha di atas segalanya Aku lemah dalam berlogika Tapi Allah Nyata adanya   Kini.... Derap langkah siswaku kembali terdengar Guruku kembali mengajar Canda tawa siswaku berbalut persahabatan Ada guru yang membimbing dengan balutan karakter budiman   Guru mari kita bersama ciptakan suasana baru  Wujudkan merdeka belajar  Negeri ini menantimu dalam karya yang terus dikenang   Baying-Bayang Pandemi Komite MIN 11 Banda Aceh    Hari ini terasa berbeda dengan tahun-tahun yang lalu Hari ini kita rayakan hari guru dengan sangat sederhana Tapi janganlah terperanjat dengan kesederhanaanya Syukurilah apa yang sudah di takdirkan Allah    Har

Tingkatkan Budaya Baca, Dispersa Kota Banda Aceh Bina Pustaka Sekolah dan Gampong

Banda Aceh - Pemerintah Kota Banda Aceh melalui program pengembangan minat dan budaya baca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh berupaya untuk terus meningkatkan minat baca masyarakat di Kota Banda Aceh. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh Alimsyah, S. Pd, MS melalui Sekretaris Dinas Amir mengatakan bahwa beberapa strategi dan upaya yang dilakukan yakni memberikan pembinaan kepada pustaka sekolah-sekolah dan gampong-gampong. "Yang dibina bukan hanya pustaka sekolah, dan pustaka gampong. Kita juga bina pustaka rumah sakit, pustaka di masjid-masjid dan di tempat-tempat publik, seperti pojok baca di Mall Pelayanan Publik (MPP) Kota Banda Aceh," jelasnya saat ditemui pasa Selasa, (17/6/2020) Selain itu jelasnya, pihaknya juga memberikan kemudahan dalam bentuk pelayanan pustaka keliling ke gampong-gampong atau sekolah-sekolah. "Untuk mendatangkan pustaka keliling ke sekolah atau gampong bisa masukkan surat ke dinas kita. Akan kita layani jika t

Peringati Hari Ibu, Kantor PPKB Banda Aceh Gelar Seminar Parenting

    Banda Aceh - Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-88 2016, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Banda Aceh menggelar seminar parenting bertajuk “Menjadi Ibu Profesional”.    Menghadirkan ahli parenting nasional Septi Peni Wulandani yang juga pimpinan Institut Ibu Profesional (IIP) Jakarta sebagai pembicara utama, acara ini diikuti oleh ratusan kaum perempuan dari berbagai kalangan di Aula Lantai IV, Gedung A, Balai Kota Banda Aceh, Selasa (29/11/2016). Di antara tamu undangan terlihat hadir Ketua DPRK Banda Aceh Arif Fadillah, Ketua DWP Banda Aceh Buraida Bahagia, para pejabat di lingkungan Pemko Banda Aceh, Ketua Balee Inong se-Banda Aceh, dan sejumlah tokoh perempuan lainnya. Kepala Kantor PPKB Banda Aceh Badrunnisa menyebutkan peringatan Hari Ibu ke-88 2016 mengusung tema “Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki untuk Mewujudkan Indonesia Bebas dari Kesenjangan Ekonomi, Kekerasan, dan Perdagangan Orang.” Pihaknya, sebut Badrunnisa, terus ber