Langsung ke konten utama

Mie Caluk Khas Pidie Jaya


Oleh: Dessi Juliana, S.Pd
Guru di SDN 2 Tringgadeng, Pidie Jaya

Seorang guru mengajak anak-anak mencintai dan belajar memasak Mie Caluk sebagai kuliner khas daerah.  Ternyata membuatnya sangat mudah, cukup melengkapi bahan-bahan yang dibutuhkan lalu membuatnya sesuai dengan pentunjuk berikut ini.

Sebenarnya Mie Caluk pertama kali dinikmati oleh masyarakat Kluet-Aceh Selatan warisan dari Tgk.Raja Kluet pada abad ke 18 Masehi. Tapi kenapa Mie Caluk lebih populer didaerah Pidie dan Pidie Jaya. Barangkali banyak diantara pedagang dari dua daerah tersebut merantau kedaerah lain dengan menjajakan Mie Caluk.

Bahan yang dibutuhkan :

500 gram mie kuning basah/mie lidi
150 gram daging sapi, potong dadu
1/4kg udang
750 ml air 
kaldu 850 cc air
4 siung bawang putih, diiris tipis
4 butir bawang merah, diiris tipis
1 buah tomat, dipotong-potong
1 batang daun bawang/seledri, diiris tipis
50 gram taoge, bersihkan
50 gram kubis/kol, diiris tipis
1 sendok makan kecap manis
3 lembar daun salam
1 sendok teh cuka
1 sendok teh garam
1 sendok teh lada bubuk
1 sendok teh gula pasir
1 sendok teh jinten
1 batang daun bawang, 1 cm
Minyak goreng secukupnya
Emping goreng secukupnya
Margarin

Bumbu yang dihaluskan :

6 butir bawang merah5 siung bawang putih2 buah cabai merah besar, dibuang biji1 butir kapulaga2 cm kunyit, dibakar1/4 sdt jintan1/2 sdt merica bubukGaram secukupnya

Bahan Pelengkap :

Bawang goreng
Kerupuk Merah

Cara Membuat Mie Caluk :

Bawang merah, bawang putih, dan bumbu halus ditumis dengan margarin hingga harum.Masukkan daging sapi, Aduk dan masak hingga daging berubah warna.Tambahkan udang, kepiting, dan air kaldu, lalu aduk rata. Masukkan daun bawang, garam, daun salam, dan merica bubuk.Masak hingga daging, kepiting, dan udang matang.Jika air sudah berkurang dan daging sudah lunak, kecilkan api.Masukkan kubis, tomat, dan tauge.Tambahkan mi dan kecap manis.Aduk hingga semua bahan tercampur rata dan matang.Angkat dan sajikan.

Cara Penyajian Mie Caluk :

Siapkan mangkuk, lalu masukkan mie.Tuangkan kuah.Taburkan bawang goreng di atasnya.Sajikan bersama pelengkap.Taburkan kerupuk merah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...