Langsung ke konten utama

Renungan Tahun Baru Islam 1439 H



RENUNGAN TAHUN BARU ISLAM 1439 HIJRIYAH
(Tantangan Umat Islam di Era Globalisasi)

Oleh

Hendra Gunawan, MA 
Dosen Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum IAIN Padangsidimpuan


Tahun Baru Hijriah, adalah salah satu hari besar umat Islam sebagai peringatan peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW pengikutnya dari Mekkah menuju Madinah pada tanggal 1 Muharam kalender Arab, disebabkan tradisi jahiliyah Mekkah yang sangat bertentangan dengan risalah Islam. Melihat kenyataan itu, sungguh tidak ada pilihan lain bagi umat Islam kala itu untuk menyelamatkan agama Allah SWT, kecuali berpindah ke Madinah untuk membangun kehidupan baru yang cinta damai. Peristiwa hijrah inilah, yang di kemudian hari dijadikan awal mula tahun baru Islam yakni tahun Hijriah. Dari sinilah awal kemajuan pesat umat Islam. Dalam kurun waktu sekitar 12 tahun Nabi Muhammad SAW berhasil mengubah kehidupan masyarakat Arab menjadi masyarakat yang maju dan bermoral, sehingga sejarah mencatat Madinah al-Munawarah sebagai contoh masyarakat modern di kemudian hari.

Hingga dewasa ini, kemajuan sains dan teknologi sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat termasuk di bumi Pancasila tercinta ini. Namun, akhir-akhir ini terjadi kesenjangan antara pembangunan fisik dan pembangunan mental dan nilai-nilai spiritual membuat manusia semakin brutal (rusak). Di balik berdirinya gedung-gedung pencakar langit dan ditemukannya mesin-mesin canggih yang dapat menggantikan pekerjaan manusia, ternyata pembangunan moral seakan-akan semakin terlupakan. Sebagaimana telah kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari, baik melalui media cetak dan elektronik seperti kasus-kasus remaja/i yang mengakses situs-situs porno yang kemudian melakukan pemerkosaan terhadap anak di bawah umur sampai kepada kasus aborsi dan membuang janin-janin yang tidak berdosa di tong sampah. Maupun secara langsung, dapat kita lihat bagaimana prilaku skuler (memisahkan agama dari kehidupannya) minum-minuman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang, mereka beranggapan bahwa agama urusan belakangan apabila sudah tua atau setelah pensiun.

Begitu juga, maraknya pergaulan bebas yang tidak memperdulikan aturan agama mulai budaya pacaran yang kebablasan di kalangan muda-mudi sampai kepada anak-anak pelajar semakin menjurus kepada perzinaan sehingga bermunculan penyakit HIV/AIDS yang banyak menghiasi lembaran surat kabar dan majalah-majalah. Serta gaya hidup masyarakat di era globalisasi, cenderung melihat kemajuan dari hal keduniawian atau materealistis buta membuat manusia seolah-olah mesin yang dikendalikan finansial untuk mengejar kemewaahan dunia yang berlebih-lebihan, sehingga lupa kepada Allah SWT dan malas menjalankan ibadah. Inlah bencana abad 13 Hijriyah ini yang sangat sulit dielakkan umat Islam sebab bencana tidak hanya bentuk fisik seperti gempa, banjir, ataupun tsunami tetapi kemerosotan moral juga merupakan bencana dalam bentuk fisikis.

Secara perlahan tapi pasti, bencana-bencana itu semakin hari semakin menjamur mulai dari hiburan-hiburan seronok, film-film porno, diskotik, café-café remang-remang, dan prostitusi online, dimana kesemua itu cukup menggiurkan hawa nafsu dan menggoncang keimanan umat Islam. Bahkan, banyak umat Islam yang pada akhirnya tenggelam dalam kemaksiatan dan dosa. Ironisnya, di zaman sekarang di samping kemajuan sains dan teknologi tetapi di sisi lain menurunya moral umat manusia, pada zaman dulu apabila seseorang memiliki anak gadis kemudian bermesraan dengan seorang pria, maka akan dilarang karena dianggap sebagai aib keluarga, namun di zaman sekarang sudah dianggap hal yang lumrah (biasa), maka tidak jarang anak remaja-remaja sekarang berbuat mesum sehingga hamil diluar nikah. Rasa malu telah hilang, tidak malu lagi melakukan perbuatan yang tidak terpuji bahkan merasa tidak bersalah, inilah salah satu trend globalisasi. Trend globalisasi tanpa filter, merupakan salah satu pemicu terjadi erosi moral di kalangan pemuda/i Islam sehingga banyak yang terjebak hidup hura-hura, malas belajar, narkoba, dan kriminalitas, maka menurut anasir-anasir para sosiolog bahwa di abad mendatang agama akan sangat dilupakan manusia.

Berkaca pada erosi moral, yang menimpa sebagian besar umat Islam saat ini karena telah dihanyutkan arus era globalisasi, sehingga melupakan dirinya dan Tuhannya, mereka lupa bahwa mereka diciptakan bukan sekedar ada melainkan dengan tujuan yang mulia yaitu beribadah kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah al-Baqarah ayat 56 yang berbunyi, tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku. Menurut penulis, dalam menyikapi arus moderenisasi ini, kita sebagai orang yang diberikan Allah SWT kesempatan menikmati kehidupan modern harus bersyukur serta tidak perlu terkejut sebab jauh hari Rasulullah SAW sudah diperingatkan kita lewat sabdanya yang berbunyi:

Artinya:

“Ketika hari kiamat telah dekat, maka manusia semakin rakus pada dunia dan semakin jauh dari Allah SWT.” {HR. Hakim dari Ibnu Mas’ud}. Dan kitab Nashaih al-Ibad juga dituliskan bahwa Rasullah SAW pernah bersabda, akan datang kepada umatku suatu zaman dimana mereka mencintai lima perkara dan melupakan lima perkara, yaitu; mereka mencintai dunia dan melupakan akhirat, mencintai hidup dan melupakan mati, mencintai gedung dan melupakan kubur, mencintai harta dan melupakan hari penghitungan, dan mencintai makhluk dan melupakan Khalik.

Untuk membendung, arus deras krisis moral yang sedang melanda kehidupan umat Islam saat ini, maka hal paling penting bagi umat Islam adalah menyambut kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dengan iman dan takwa (Imtak), maka sudah seharusnya umat Islam membentengi diri dan keluarganya dengan memperkokoh keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dan memilih informasi dengan selektif serta menjaga dari dari pengaruh negatif.

Penutup

Kemajuan fisik dan spritual harus berjalan secara harmonis, sebab nilai modern tidak sekedar maju dari segi fisik saja seperti gedung-gedung pencakar langit, robot-robot canggih, dan pakaian yang semakin modif, tetapi modern juga dalam bidang spiritual semakin bermoral dan berbudi pekerti. Kemajuan iptek, bukanlah hal yang patut kita salahkan sebab kemajuan iptek membuat perjalanan roda kehidupan manusia semakin mudah, yang dulunya perlu waktu satu bulan untuk menyebrangi antar pulau sekarang hanya butuh satu jam saja untuk sampai kesana. Kemajuan teknologi itu, ibaratkan gelas ada yang mengisinya dengan jamu yang dapat membuat orang sehat dan ada pula yang mengisinya dengan rajun mematikan, maka umat Islam perlu memfilternya dengan kacamata imtak untuk meneguk yang baik-baik dan membuang yang buruk-buruknya.

Marilah kita jadikan, 1 Muharram ini sebagai momentum untuk mengintrospeksi dan mengevaluasi diri sudah sejauh mana? kita terbawa arus globalisasi guna menyusun agenda kehidupan dalam rangka menutup lembaran lama membuka lembaran baru menuju hidup yang lebih baik sesuai dengan syariat Islam..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Guru- Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 11 Banda Aceh

Dalam Rangka Memperingati Hari Guru   Canda Tawa Oleh  Dahrina,M,S.Sg.MA   Panggilan suara hati Menerjang segala penjuru Betabur butiran  resah dalam pandemi  Kemana muaranya dunia pendidikan   Tersungkur kaku aku dalam lamunan Terkontaminasi jiwa dalam keraguan Pikirku mulai menerawang Akan kah pandemik ini bisa kulawan   Aku memang tidak punya kuasa Tapi Allah Maha di atas segalanya Aku lemah dalam berlogika Tapi Allah Nyata adanya   Kini.... Derap langkah siswaku kembali terdengar Guruku kembali mengajar Canda tawa siswaku berbalut persahabatan Ada guru yang membimbing dengan balutan karakter budiman   Guru mari kita bersama ciptakan suasana baru  Wujudkan merdeka belajar  Negeri ini menantimu dalam karya yang terus dikenang   Baying-Bayang Pandemi Komite MIN 11 Banda Aceh    Hari ini terasa berbeda dengan tahun-tahun yang lalu Hari ini kita rayakan hari guru dengan sangat sederhana Tapi janganlah terperanjat dengan kesederhanaanya Syukurilah apa yang sudah di takdirkan Allah    Har

Tingkatkan Budaya Baca, Dispersa Kota Banda Aceh Bina Pustaka Sekolah dan Gampong

Banda Aceh - Pemerintah Kota Banda Aceh melalui program pengembangan minat dan budaya baca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh berupaya untuk terus meningkatkan minat baca masyarakat di Kota Banda Aceh. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh Alimsyah, S. Pd, MS melalui Sekretaris Dinas Amir mengatakan bahwa beberapa strategi dan upaya yang dilakukan yakni memberikan pembinaan kepada pustaka sekolah-sekolah dan gampong-gampong. "Yang dibina bukan hanya pustaka sekolah, dan pustaka gampong. Kita juga bina pustaka rumah sakit, pustaka di masjid-masjid dan di tempat-tempat publik, seperti pojok baca di Mall Pelayanan Publik (MPP) Kota Banda Aceh," jelasnya saat ditemui pasa Selasa, (17/6/2020) Selain itu jelasnya, pihaknya juga memberikan kemudahan dalam bentuk pelayanan pustaka keliling ke gampong-gampong atau sekolah-sekolah. "Untuk mendatangkan pustaka keliling ke sekolah atau gampong bisa masukkan surat ke dinas kita. Akan kita layani jika t

Peringati Hari Ibu, Kantor PPKB Banda Aceh Gelar Seminar Parenting

    Banda Aceh - Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-88 2016, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Banda Aceh menggelar seminar parenting bertajuk “Menjadi Ibu Profesional”.    Menghadirkan ahli parenting nasional Septi Peni Wulandani yang juga pimpinan Institut Ibu Profesional (IIP) Jakarta sebagai pembicara utama, acara ini diikuti oleh ratusan kaum perempuan dari berbagai kalangan di Aula Lantai IV, Gedung A, Balai Kota Banda Aceh, Selasa (29/11/2016). Di antara tamu undangan terlihat hadir Ketua DPRK Banda Aceh Arif Fadillah, Ketua DWP Banda Aceh Buraida Bahagia, para pejabat di lingkungan Pemko Banda Aceh, Ketua Balee Inong se-Banda Aceh, dan sejumlah tokoh perempuan lainnya. Kepala Kantor PPKB Banda Aceh Badrunnisa menyebutkan peringatan Hari Ibu ke-88 2016 mengusung tema “Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki untuk Mewujudkan Indonesia Bebas dari Kesenjangan Ekonomi, Kekerasan, dan Perdagangan Orang.” Pihaknya, sebut Badrunnisa, terus ber