Langsung ke konten utama

Seminar Internasional Metode Mendidik Anak Berjiwa Khalifah di Balaikota, Pesertanya IRT dan Guru TPA



Banda Aceh – Sebanyak 270 orang peserta mengikuti Seminar Internasional pengenalan metode mendidik anak berjiwa khalifah dengan landasan Asmaul Husna di Balaikota Banda Aceh. Seminar yang menghadirkan Prof Dr Wan Maseri Binti Wan Mohd dari Malaysia dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakota Banda Aceh, Iskandar S Sos MSi, Sabtu (27/1/2018) di Aula Lantai IV, Gedung A, Komplek balaikota Banda Aceh.

Laporan dari Ketua Panitia, Loeziana Uce SAg MAg, Seminar ini menarik minat para IRT di Banda Aceh, guru TPA serta para mahasiswa.

Katanya, Ini momentum yang harus dimanfaatkan karena banyak ilmu yang didapatkan dari pemateri yang di datangkan dari Negeri Jiran.

“Ilmu itu mahal dan harus kita cari, Alhamdulillah hari ini tidak harus kita cari tapi datang sendiri kesini. Ini tentunya sangat berharga,” ujar Loeziana.

Seminar Internasional ini akan memberikan banyak pengetahuan bagaimana metode mendidik anak dengan jiwa pemimpin yang berlandaskan Asmaul Husna. 

“Hari ini tahap pertama dulu, yakni tahap pengenalan. Selanjutnya ada tahap pemahaman dan prkatek,” tambahnya.

Meski menghadirkan pemateri dari Malaysia, panitia tidak membebani peserta dengan biaya mahal. Panitia hanya memungut biaya sebesar Rp.20 ribu per peserta.

Sementara itu, Iskandar dalam sambutannya saat membuka seminar menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan seminar internasional tersebut. Katanya, kegiatan ini kita dapat memperkaya wawasan, memberikan perspektif baru dan menyediakan ruang diskusi kepada para orang tua, pendidik atau calon pendidik, dan pegiat dunia pendidikan serta masyarakat luas.
  
Menurut Iskandar, pendidikan merupakan ‘Human Investment’ yang sangat strategis untuk mencetak generasi yang unggul dan berdaya saing di era sekarang ini dan masa yang akan datang. 

“Format pendidikan yang lebih baik sudah tentu menjadi suatu keniscayaan dalam menghadapi tantangan global saat ini,” ujarnya.

Lanjutnya, pendidikan mengemban peran penting dalam membangun sumber daya manusia yang kompetitif dan mampu bersaing dengan negara lain. Karena itu, dalam kehidupan global, pendidikan harus mampu mempersiapkan SDM yang terampil, peka dan kritis menghadapi tantangan maupun perubahan-perubahan yang akan terjadi di dunia. 

Pendidikan juga diharapkan mampu membawa bangsa, khususnya Kota Banda Aceh menjadi komunitas yang tangguh dalam menghadapi kehidupan global yang semakin lama semakin menggantungkan diri pada teknologi informasi.

“Karenanya, pendidikan juga tidak boleh mengesampingkan pendidikan akhlak. Fungsi lembaga pendidikan bukan semata-mata hanya wadah untuk meningkatkan kemampuan intelektual, tetapi juga memuat nilai-nilai keilahiyahan, kejujuran, kebenaran dan pengabdian kepada masyarakat,” tambahnya.
       
Diakhir sambuntannya, Iskandar berharap Lembaga pendidikan mampu menjadi pelopor dari perubahan kebudayaan secara total yang bukan hanya memuat nilai-nilai ilmu pengetahuan dan tekhnologi semata, tetapi ia harus menjadi tempat bersemainya akhlak kemanusiaan. (mkk)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Petualangan

  Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok, Jawa Barat Baru kusadari, ternyata upaya memotong ikatan emosiku dengan dunia petualangan di alam terbuka dengan sekian tahun menutup diri dari interaksi dengan Mapala UI, tidaklah menghentikan petualangan itu. Ruh petualangan itu hanya berpindah di kehidupan keseharian. Aku masih ingat saat seorang kolega senior dalam dunia tersebut bicara tentang keinginan mendaki puncak Everest, lantas berlanjut ke 8.000 meter yang lain, kukejar dengan pertanyaan "sesudah itu...?" Tak pernah kuproleh jawaban yang jelas. Puncak Everest dan 8.000 an meter itu bukan milikku yang amatir, mereka milik para profesional dan sedikit kegilaan seperti tokoh di bawah ini. Kilas balik, memasuki dunia pendidikan STM Pembangunan adalah sebuah petualangan yang "terpaksa" karena ongkos memasuki SMA tak terjangkau. Di terima di PTN terbaik negeri ini juga petualangan, karena sungguh tak terbayangkan, ikut ujian PP-I di Gelora Senayan, sendirian tanpa kawa...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...