Langsung ke konten utama

P2TP2A Aceh Kunjungi Anak-anak Korban Kekerasan Seksual di Abdya



Banda Aceh – Pembina Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Aceh, Darwati. A Gani dan ketua P2TP2A Aceh Amrina Habibi menemui anak-anak yang menjadi korban kasus dugaan kekerasan seksual yang baru-baru ini terjadi di kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). 

Dalam kunjungan ini ikut serta psikolog P2TP2A Aceh yang akan melakukan observasi awal dan memberikan trauma healing terhadap keadaan psikologis 21 korban anak-anak dugaan kasus kekerasan seksual di kabupaten Abdya. 

Ketua P2TP2A Aceh Amrina Habibi mengatakan pertemuan tersebut bertujuan untuk mencari jalan keluar terhadap kasus kekerasan seksual yang terjadi di kabupaten Abdya dan sekaligus sebagai upaya untuk melakukan trauma healing atau pemulihan psikologis agar korban merasa nyaman dan melupakan kejadian buruk yang mereka alami.

“Ini adalah bagian dari lima layanan dasar yang diberikan oleh P2TP2A untuk pemenuhan hak dasar korban kekerasan. Kita ingin memastikan agar anak-anak ini bisa pulih secara fisik dan psikologisnya, sehingga mereka bisa kembali beraktifitas normal. Mereka bisa menjalankan aktifitas di sekolah dengan baik, begitu juga di keluarga dan tidak mendapatkan label-label negatif pada kondisinya. Jadi kami juga ingin memastikan jangan sampai mereka menjadi korban untuk kedua kalinya,” jelas Amrina. 

Lebih lanjut Amrina menekankan penting juga mendorong upaya pencegahan untuk menjaga diri dari pelecehan seksual, misalnya dengan memperkenalkan kepada anak-anak empat (4) area pribadi yang tidak boleh disentuh dan dimasukkan sesuatu oleh orang lain. “Ini adalah kampanye dini untuk anak agar menjaga diri dan tubuhnya. Empat area pribadi tersebut terdiri dari area seputar dada, di area antara pusat dan lutut, ketiga area seputar pantat, karena target perkosaan bukan hanya pada anak perempuan saja, tapi juga pada anak laki-laki. Keempat, area di mulut, karena mulut adalah area yang sangat sensitive.”

Terkait penanganan untuk anak-anak korban kekerasan seksual yang terjadi di Abdya, ada beberapa program yang disiapkan oleh P2TP2A, antaranya; trauma healing yang akan ditangani langsung oleh tim psikolog P2TP2A Provinsi Aceh. “Trauma healing akan kita berikan hingga korban benar-benar pulih. Namun ini butuh waktu yang panjang dan kita tidak bisa memprediksi kapan anak-anak itu pulih. Karena tergantung sekali pada kondisi masing-masing anak-anak tersebut,” jelas Amrina. 

Amrina menjelaskan nantinya anak-anak ini akan dibagi kedalam beberapa kelompok support group dan juga akan ada penjadwalan yang sistematis untuk upaya pemulihan.

Lebih lanjut Amrina menjelaskan selain penanganan primer yang diberikan seperti bantuan hukum dan penanganan psikologi, pihaknya juga akan memberikan penanganan sekunder yang berupa pelatihan kepada masyarakat. Pelatihan dan kampanye yang akan diberikan diantaranya pelatihan konvensi hak-hak anak yang nantinya akan diprioritaskan kepada sekolah-sekolah yang sudah terdeteksi namun juga terbuka peluang ke sekolah lainnya. Selain itu akan ada pelatihan keterampilan khusus kepada orang tua dan guru untuk mendeteksi dini anak-anak yang menjadi korban. Termasuk intervensi pemberdayaan ekonomi kepada keluarga korban.

“Pada saat penanganan sekunder dilakukan, maka kita butuh kerjasama dengan PKK, darmawanita dan tokoh masyarakat. Dan disini ibu bupati selaku ketua penggerak PKK di tingkat kabupaten bisa mengambil peran di ranah pencegahan,” jelas Amrina. 

Selain itu, P2TP2A Aceh juga akan melaunching “gerakan peduli,” seperti gerakan pengadaan sepeda bagi anak-anak korban yang tinggal jauh dari sekolah untuk mengurangi resiko ancaman yang tinggi sepanjang perjalanan ke sekolah. 

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah dan komite sekolah tempat para korban menempuh pendidikan, 90% siswa yang sekolah di tempat tersebut kurang mampu. Para siswa tinggal sekitar enam hingga tujuh kilometer dari sekolah mereka. Umumnya mereka harus jalan kaki dalam keadaan lapar hingga ke sekolah. 

Di sisi lain ibu Darwati juga menghimbau agar seluruh masyarakat, keluarga, dan sekolah dapat melakukan berbagai upaya pencegahan sekaligus perlindungan agar korban tidak mendapatkan pengulangan kekerasan. 

“Saya berharap semua bisa mengambil bagian untuk mencegah agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi. Kita berharap ada komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua terkait dengan pengawasan anak-anak. Jika merasa ada indikasi pengalaman kekerasan laporkan ke P2TP2A terdekat untuk ditindaklanjuti,” jelas Darwati.

Darwati juga mengharapkan sekolah juga lebih memperbanyak kegiatan seperti olah raga selain kegiatan belajar. Sehingga anak-anak bisa melepaskan ruang ke-kreatifan mereka di sekolah. “Dan ini juga bisa membantu proses penyembuhan anak-anak korban,” tutupnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Guru- Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 11 Banda Aceh

Dalam Rangka Memperingati Hari Guru   Canda Tawa Oleh  Dahrina,M,S.Sg.MA   Panggilan suara hati Menerjang segala penjuru Betabur butiran  resah dalam pandemi  Kemana muaranya dunia pendidikan   Tersungkur kaku aku dalam lamunan Terkontaminasi jiwa dalam keraguan Pikirku mulai menerawang Akan kah pandemik ini bisa kulawan   Aku memang tidak punya kuasa Tapi Allah Maha di atas segalanya Aku lemah dalam berlogika Tapi Allah Nyata adanya   Kini.... Derap langkah siswaku kembali terdengar Guruku kembali mengajar Canda tawa siswaku berbalut persahabatan Ada guru yang membimbing dengan balutan karakter budiman   Guru mari kita bersama ciptakan suasana baru  Wujudkan merdeka belajar  Negeri ini menantimu dalam karya yang terus dikenang   Baying-Bayang Pandemi Komite MIN 11 Banda Aceh    Hari ini terasa berbeda dengan tahun-tahun yang lalu Hari ini kita rayakan hari guru dengan sangat sederhana Tapi janganlah terperanjat dengan kesederhanaanya Syukurilah apa yang sudah di takdirkan Allah    Har

Tingkatkan Budaya Baca, Dispersa Kota Banda Aceh Bina Pustaka Sekolah dan Gampong

Banda Aceh - Pemerintah Kota Banda Aceh melalui program pengembangan minat dan budaya baca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh berupaya untuk terus meningkatkan minat baca masyarakat di Kota Banda Aceh. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh Alimsyah, S. Pd, MS melalui Sekretaris Dinas Amir mengatakan bahwa beberapa strategi dan upaya yang dilakukan yakni memberikan pembinaan kepada pustaka sekolah-sekolah dan gampong-gampong. "Yang dibina bukan hanya pustaka sekolah, dan pustaka gampong. Kita juga bina pustaka rumah sakit, pustaka di masjid-masjid dan di tempat-tempat publik, seperti pojok baca di Mall Pelayanan Publik (MPP) Kota Banda Aceh," jelasnya saat ditemui pasa Selasa, (17/6/2020) Selain itu jelasnya, pihaknya juga memberikan kemudahan dalam bentuk pelayanan pustaka keliling ke gampong-gampong atau sekolah-sekolah. "Untuk mendatangkan pustaka keliling ke sekolah atau gampong bisa masukkan surat ke dinas kita. Akan kita layani jika t

Peringati Hari Ibu, Kantor PPKB Banda Aceh Gelar Seminar Parenting

    Banda Aceh - Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-88 2016, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Banda Aceh menggelar seminar parenting bertajuk “Menjadi Ibu Profesional”.    Menghadirkan ahli parenting nasional Septi Peni Wulandani yang juga pimpinan Institut Ibu Profesional (IIP) Jakarta sebagai pembicara utama, acara ini diikuti oleh ratusan kaum perempuan dari berbagai kalangan di Aula Lantai IV, Gedung A, Balai Kota Banda Aceh, Selasa (29/11/2016). Di antara tamu undangan terlihat hadir Ketua DPRK Banda Aceh Arif Fadillah, Ketua DWP Banda Aceh Buraida Bahagia, para pejabat di lingkungan Pemko Banda Aceh, Ketua Balee Inong se-Banda Aceh, dan sejumlah tokoh perempuan lainnya. Kepala Kantor PPKB Banda Aceh Badrunnisa menyebutkan peringatan Hari Ibu ke-88 2016 mengusung tema “Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki untuk Mewujudkan Indonesia Bebas dari Kesenjangan Ekonomi, Kekerasan, dan Perdagangan Orang.” Pihaknya, sebut Badrunnisa, terus ber