Langsung ke konten utama

Balai Syura Ureung Inong Aceh : Dukung Geucik Perempuan Aceh Besar yang Terpilih Secara Demokrasi.

Foto:  RA Karamullah/ Serambinews


Terpilih secara demokrasi dan dilantiknya Cut Zaitun Akmal, ST Geucik (Kepala Gampong) Seuneubok, Kecamatan Seulimuem di Aceh Besar, menjadi menjadi sebuah berita yang membahagiakan, ditengah situasi rendahnya jumlah kepemimpinan perempuan di eksekutif dan legislatif di Aceh hari ini. Cut Zaitun Akmal, ST terpilih pada tanggal 6 Juni 2018 yang berhadapan dengan 3 kandidat laki-laki dari Gampong yang sama dan menjadi satu-satunya Geuchik perempuan di Aceh Besar, yang memiliki 604 Gampong. 

Terpilihnya Beliau sesuai dengan Qanun no 6 tahun Tentang Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan pasal 8 yang isinya “Perempuan berhak menduduki posisi jabatan politik, baik di lingkungan eksekutif maupun legislatif secara proporsional. Serta pasal 9 (2) Pemerintah Aceh dan Pemerintah kabupaten/kota wajib memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan dan laki-laki dalam meningkakan kualitas hidupnya secara proporsional. 

Pilkada satu tahun lalu membuahkan hasil dari 23 Kabupaten/Kota hanya ada satu Wakil Walikota Perempuan. Sementara di legislatif DPR/DPRK hasil pemilu 2014 ada 679 laki-laki dan hanya 72 (9,59%) perempuan. Karena berbagai tantangan yang dihadapi perempuan (terutama budaya patriarkhi dan beredarnya tafsir ajaran agama yang menganggap perempuan tidak boleh menjadi pemimpin maka saat ini dari 6.497 Gampong di Aceh, jumlah keuchik perempuan di Aceh tidak sampai dengan 5 jari, satu diantaranya Geuchik di Gampong Cot Mesjid di Banda Aceh.

Situasi ini bertolak belakang dengan sejarah kepemimpinan perempuan di Aceh, dimana Aceh pernah dipimpin 5 Ratu dalam masa waktu 59 tahun, dimana salah satu Ratu yang sangat terkenal adalah Sri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan Berdaulat sampai dengan Ratu terakhir Sultanah Sri Ratu Kemalat Syah (1641 - .1699 M) 

Presidium Balai Syura Ureung Inong Aceh, Suraiya Kamaruzzaman menyatakan dukungannya untuk Geucik Aceh Besar yang terpilih dan Balai Syura Ureung Inong Aceh SIAP MENJADI TEMAN bagi Ibu Cut Zaitun Akmal, ST dalam menjalankan kerja-kerjanya sebagai pemimpin di desanya. Suraiya berharap dengan hadirnya perempuan yang mampu memimpin di tingkat desa merupakan udara segar baru sehingga akan ada banyak perempuan-perempuan yang akan mengikuti jejak Beliau dalam perpolitikan. 

Suraiya juga sangat mengapresiasi masyarakat Gampong Seuneubok yang memilih pemimpin yang mereka percayai, tanpa mempersoalkan jenis kelamin. “Ini sungguh-sungguh luar biasa, semoga Beliau menjadikan kearifan Ratu Safiatuddin dan kecerdasan Siti Aisyah sebagai teladannya dalam memimpin”lanjutnya . 

Melalui komentar di FB Searambi.com, Lela Jauhari, Koordinator Relawan Perempuan untuk Kemanusiaan juga ikut menyatakan dukungannya terhadap geucik yang terpilih “Alhamdulillah, selamat untuk Ibu Cut sudah terpilih menjadi Geuchiek Seunebok, Aceh Besar. Semoga amanah dan jeut geu peumaju gampong menjadi leubeh jroh dan sejahtera, amin.” 

Riswati, Direktur Flower Aceh juga menyatakan dukungan terhadap terpilihnya Cut Zaitun Akmal, ST. Ia berharap, dengan terpilihnya perempuan sebagai pemimpin tertinggi di Gampong, penggunaan Dana Desa menjadi lebih pro pada kepentingan kelompok rentan/marginal, termasuk mengalokasikan dana dan program peningkatan SDM remaja dan kepemimpinan perempuan. 

Amrina Habibi, Ketua P2TP2A Propinsi Aceh menyatakan dukungannya terhadap Cut Zaitun Akmal, ST dan berharap akan banyak perubahan baik dari kerja-kerja inovasi Cut Zaitun. 

“Kami bangga sudah bertambah perempuan menduduki posisi eksekutif di tingkat desa. Ini menjadi hal baik. Melalui pengalaman perempuan, Cut Zaitun pasti bisa memimpin desa dengan bijaksana berdasarkan harapan masyarakat. Upaya riil terkait pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak kita harapkan dapat lebih serius dilakukan oleh aparatur desa melalui integrasi pengarusutamaan gender dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi di desa Seuneubok.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...