Banda Aceh -- Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-7 telah berlangsung selama enam hari. Setiap hari, arena event empat tahunan ini menjadi lautan manusia.
Para pengunjung event empat tahunan ini dari kabupaten/kota di Aceh dan luar Tanah Rencong. Mereka datang berkelompok atau berkeluarga. Pengunjung PKA di Taman Ratu Safiatuddin, Lampriet, Banda Aceh mulai terlihat ramai mulai pukul 15.00 WIB.
Di arena PKA, pengunjung mengunjungi anjungan-anjungan untuk mengenal lebih dekat tentang suatu daerah. Pada setiap anjungan, dipamerkan budaya atau pun ragam benda khas daerah.
Menariknya, di setiap anjungan tersedia pelaminan dengan bentuk melambangkan ciri khas daerah tersebut. Meski demikian, pengunjung harus bersabar saat masuk ke dalam anjungan karena ramainya orang.
Setelah capai berkeliling, ada stand kuliner menjadi salah satu lokasi favorit pengunjung. Di sana, beragam makanan dari tiap daerah tersedia seperti Ade Kak Nah asal Pidie Jaya, Sate Gurita di stand Sabang, memek di Simeulue.
Harga jualnya pun bervariasi dari paling murah Rp 5.000. Di sana, juga tersedia bangku dan meja untuk pengunjung bersantap makanan.
"Kalau ke PKA belum cobain kulinernya rugi deh. Soalnya, kalau hari-hari biasa mau makan kuliner khas daerah ya harus ke daerah tersebut. Tapi di sini semua daerah ada," kata Sri Wahyuni (28) yang memesan seporsi sate gurita.
Sementara itu, seorang pengunjung lainnya Putri Indah Mutia, mengaku dapat mencicipi beragam kuliner daerah dengan duduk di satu tempat. Ia sengaja singgah ke sana setelah berkunjung ke sejumlah anjungan kabupaten/kota.
"Tadi saya makan makanan dari Subulussalam, dari Sabang sama makan kerupuk tripang," jelas Putri.
Komentar
Posting Komentar