Langsung ke konten utama

Konser Slank Di Kota Sigli Batal




Sigli, Potretonline.com, 30/09/18. Musisi Slank yang telah tiba di Sigli, yang panggungnya untuk menggelar acaranya telah didirikan dekat GOR Alun-Alun pada siang hari, namun pada malam harinya sudah dibongkar kembali, terkait masyarakat masih trauma dengan mengingat gempa dan tsunami yang lalu. 

Gempa dan tsunami merupakan suatu peringatan besar buat manusia untuk kembali kepada Allah Yang Maha  Besar dan Maha Kuasa, dalam islam disebut kiamat sugra (kecil).  Sebelumnya kota Sigli pernah menyelenggarakan konser dari luar Aceh tepatnya di alun-alun pada bulan yang lalu, akan tetapi pada malam tadi bertepatan hari Sabtu akhir bulan September, MPU Pidie mengeluarkan surat perintah kepada pemerintah kabupaten Pidie untuk menghentikan kegiatan konser tersebut, sejalan dengan  Aceh berstatus Syariat Islam dan mempunyai qanun syiar islam di Seramoe Mekkah.

Kegiatan konser ini diselenggarakan bertepatan dengan waktu kegiatan zikir di mesjid Al-Falah Sigli dengan tema menolak bala dan musibah, yang mengingat pada sebelumnya gempa pernah dirasakan oleh masyarakat Pidie dengan sedikit getaran dan bepusat di daerah Pidie, dan musibah gempa dan tsunami yang melanda di Sulawesi tengah (Palu).

Gempa dan tsunami pernah dialami  Aceh pada 26 Desember 2004 yang silam. Mengingat itu, masyarakat sangat antusias untuk mengisi acara berdoa dan zikir di mesjid Alfalah dengan senantiasa berharap untuk tidak dilaksanakan mengisi acara konser tersebut. Bersyukur di sela-sela ceramah yang dilaksanakan oleh MPU Pidie dan atas berkat zikir berdoa jamaah yang telah datang ke masjid dapat menolak bala dan musibah kelalaian yang dihadapi oleh masyarakat Pidie. Ini suatu terijabahnya dengan doa sebab tidak timbul anarki dalam suatu permasalahan pasca musibah yang melanda di Sulteng, khususnya  daerah Aceh tercinta. 


Mudah-mudahan Aceh dapat terciptanya situasi yang kondusif, suatu kenyamanan dan kedamaian tanpa bala musibah setelah masa pemulihan hiruk pikuk menggemparkan tangisan dunia yang tidak luput diingatan.

Laporan Yusmaldiansyah dari Pidie
Editor : Tabrani Yunis


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...