Langsung ke konten utama

Pebisnis Cerdas, Cermat Memilih Bisnisnya

Foto koleksi POTRET Gallery

Oleh Mufazzal
Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah, FEBI UIN Ar-Raniry, Banda Aceh
                                                                                                  
Yang dimaksudkan dengan cerdas di sini adalah seorang pebisnis itu cermat dalam memilih bisnisnya. Dengan kata lain,  salah satu cirinya adalah  memilih bisnis yang sesuai dengan keterampilannya sendiri. Kebanyakan orang tertarik untuk berwirausaha, namun bingung memilih usaha seperti apa yang akan dilakukan. Itulah masalah yang kerap timbul pada calon pengusaha saat pertama kali mereka ingin membuka usaha. Hal ini sering menjadi tantangan calon pengusaha untuk dapat menentukan pilihan usahanya sesuai dengan apa yang diinginkan dan akan ia jalani.
Untuk dapat menentukan pilihan usaha yang tepat, kita harus melihat kemampuan dan passionyang ada pada diri kita. Karena di situ sangat membantu kita dalam menghasilkan kesuksesan dibanding dengan usaha yang mengikuti tren dan orang lain. Seperti dalam kutipan Tony Hsieh dia mengatakan jangan bermain permainan yang anda tak mengerti, bahkan jika anda melihat banyak orang yang menghasilkan uang dari permainan itu”. Anda menjalankan bisnis dengan melihat tren dan orang lain dan berpikir di situ peluang bisnis kita, karena banyak peminat, anda salah basar, mengapa demikian?
Karena bisnis yang tidak didasari dengan kemampuan diri, maka bisnis itu akan gagal dan buntu di tengah jalan. Bagaimana bisnis kita mau berkembang, sedangkan kita sendiri tidak mengerti, tidak memahami dan tidak memiliki kemampuan sedikit pun pada usaha apa yang sedang kita jalankan tersebut. Maka di situlah pentingnya kita menjalankan bisnis sesuai dengan kemampuan yang ada padi diri kita sendiri.
 Jadi usaha yang sesuai dengan kemampuan diri, passion dan hobby,akan mampu menggerakkan kita untuk bekerja lebih keras dan bertanggungjawab untuk menjalankannya dan mewujudkan impiannya. Kita akan menjalankan usaha kita dengan sangat menyenangkan dan semangat. Pasti tidak membosankan karena usaha yang kita pilih yaitu usaha yang sesuai dengan bakat kita dan di situ kita bebas untuk mengeluarkan argumen-argumen atau ide-ide yang punya punya pada produk bisnis kita.

Untuk memantapkan pilihan usaha kita, banyaklah berkumpul dengan teman-teman yang sudah menjalani usaha. Pertemanan sesama pengusaha ini bisa kita dapatkan di banyak sumber, misalnya di seminar-seminar usaha, komunitas pengusaha, forum-forum online maupun offline dan lain-lain. Asalkan kita mempunyai keinginan yang kuat dan mau mencarinya. Dan dari pertemuan tersebut, carilah satu orang yang sudah baik usahanya untuk menjadi mentor kita. 
Membicara tentang mendirikan bisnis yang sesuai dengan kemampuan, penulis sendiri menyukai dunia fashionkhususnya  fashionlaki-laki. contohnya  penulis ingin mendirikan bisnis distro, mengapa bisnis distro?  Anak muda sejatinya tidak bisa dijauhkan dari sebutan mode. Bagi mereka fashion merupakan sesuatu yang perlu diamati pada beberapa tampilan mereka. Di sinilah penulis melihat ada peluang yang sangat bangus ditambah lagi penulis menyukainya dan ada bakat di sini.
Distro sudah menjadi sebuah fenomena baru yang hadir khususnya di kota-kota besar di Indonesia. Keberadaan distro menjadi sebuah trend setteruntuk menghadirkan tatanan busana ala remaja dengan seluruh keunikan yang senantiasa mengiringinya.
Di samping membuat bisnis yang sesuai kemampuan, kita juga perlu melihat peluang usaha apa yang kita jalankan. Tanpa melihat peluang usaha dengan jeli, maka kita tidak akan bisa menemukan usaha atau bisnis apa yang cocok untuk di jalankan.
Yang pertama tentu saja melihat potensi apa yang kita miliki. Potensi yang ada pada kita belum tentu dimiliki oleh orang lain, sehingga dengan melihat potensi yang ada terlebih dahulu, maka tidak akan mudah untuk orang lain tiru. Sekecil apa pun potensi yang ada, yakinlah jika potensi tersebut bisa memberikan peluang usaha dengan hasil yang semakin banyak. Manfaatkanlah potensi kita sebaik-baik mungkin, berkaryalah sejauh-jauh mungkin yang kita inginkan. Jadi gilalah dan jangan banyak mencari saran untuk melakukan tujuan kita. “Risiko terbesar adalah bukan mengambil sebuah risiko. Di dunia yang berubah sangat cepat ini, satu-satunya strategi yang menjamin untuk gagal adalah tidak mengambil risiko sama sekali, Mark Zuckerberg”.
Jadi jangan takut gagal sebelum kita mencobanya. Lakukanlah apa yang ada cintai karena sesuatu pekerjaan yang didasari dengan kecintaannya, pasti pekerjaan tersebut sangat menyenangkan. Waktu yang kita habiskan untuk pekerjaan itu pun terasa tidak sia-sia, “jika kita mencintai apa yang kita lakukan dan ingin melakukan apa saja, maka itu ada dalam jangkauan kita. Dan itu akan sepadan dengan waktu yang kita habiskan, berpikir dan berpikir mengenai apa yang kita ingin ciptakan dan desain, Steve Wozniak”.
Mulailah berpikir dengan cerdas saat memulai bisnis. Pilihlah bisnis yang cermat sesuai kemampuan, potensi atau bakat, dikarenakan itu sangat membantu kita dalam membangun bisnis untuk waktu berjangka panjang. Dan di situlah mungkin peluang terbesar yang kita miliki dari potensi diri kita sendiri, maka keluarkanlah sampai ke akar-akarnya sampai ke ujung-ujungnya. Berkaryalah segila-gilanya, setinggi-tingginya. Tidak ada kata mustahil sebelum kita mencobanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...