Langsung ke konten utama

Tentang Aku dan Mereka


Oleh Lina Zulaini, Mahasiswa FKIP Geografi Unsyiah

Langit mulai mengamuk dan mengeluarkan gelagak suara garang.
Pun angin rupanya tak mau kalah.
Mulai berputar ke arah yang tak pasti.
Tampak pepohon menari marah dengan rantingnya.
Bahkan rumah rumah mereka seakan mau ikut terbang bersama deru.

Sesekali ku dengar suara jerit.
Sepertinya mereka yang mulai takut pada kondisi semesta.
Atau mungkin mereka yang khawatir akan kehilangan. 

Mentari sudah tidak sedia lagi berada di sisi atas bumi.
Hingga aku bebas turun ke tanah dan berdiri dimana saja.
Hanya pada saat langit sedikit gelap aku bisa mendekap mereka.
Bahkan dengan lama dan mesra. 

Ada yang takut, bahkan menarik anak mereka memasuki rumah saat aku hampir tiba.
Aku yang berjalan gontai, mungkin pasrah pada garis hidupnya.
Ada yang mrah, saat dagangannya hampir menjadi bagian diriku.
Ada yang terbawa suka, saat mereka melihatku di antara benih dan tanamannya.
Ada pula yang menyesal, ketika aku mendarat pelan di udang yang hampir diminyaki.
Pun menangis, saat aku hampir menelan rumah mereka.

Tapi sungguh,  aku tak sengaja membuat mereka senang atau tergenang. 
Ini semua titah Tuhanku, juga Tuhan mereka.
Dan sungguh, aku bahagia bila masaku tiba.
Karena bisa menyentuh mereka lembut dengan doa.

Oh ya, aku hampir lupa.
Perkenalkan, namaku HUJAN!

Hujan Oktober, 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...