Langsung ke konten utama

Sambut Ramadan, ACT Aceh Bersilaturahmi dengan Mitra


Banda Aceh,24/03/19 – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh menggelar acara silaturahmi mitra kemanusiaan yang telah menyukseskan program ACT Aceh di Hotel Al Hanifi, Lamprit, Banda Aceh, Jumat (22/3). Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan ini turut diisi dengan ceramah agama oleh Ustaz Masrul Aidi Lc.
Kepala ACT Cabang Aceh Husaini Ismail dalam kata sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada mitra dan donator sehingga di tahun pertama berdirinya pada 2017 ACT Aceh sudah bisa mandiri. “Alhamdulillah, pada tahun pertama ACT Aceh sudah mandiri untuk melaksanakan program berkat dukungan berbagai pihak,” terangnya dalam acara bertema Menyambut Ramadan dengan Amalan Terbaik itu.
Ia mengungkapkan bahwa sejak 2017 hingga 2019 jumlah penerima manfaat melalui ACT Aceh mencapai 48.705 orang di 18 kabupaten/kota di Aceh. Adapun program-program kemanusiaan ACT Aceh seperti zakat, distribusi pangan, memproduktifkan lahan wakaf, mobile social rescue, pemberdayaan petani garam, dan sebagainya. 
ACT Aceh turut terlibat pada program nasional pendistribusian beras hingga ke Palestina, Suriah, dan Somalia dari masyarakat Indonesia. Aceh merupakan penyumbang beras terbanyak untuk Somalia.
Ia menjelaskan, kemauan orang Aceh untuk menyumbang merupakan wujud keimanan. Bersedekah itu tidak harus menunggu ketika sudah makmur. Dalam sebuah hadis disebutkan, barangsiapa melapangkan seorang mukmin dari salah satu kesusahan dunia, maka Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat. Dan barangsiapa meringankan penderitan orang lain, maka Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat.
Ia berharap agar program-program yang dilaksanakan ACT mendapatkan rida Allah.  “Kita tidak pernah tahu amalan apa yang membuat kita masuk surga,” pungkasnya.
Sementara itu, Ustaz Masrul Aidi menuturkan bahwa ajaran Islam mengajarkan umatnya menjadi orang dermawan. Seperti halnya kedermawan kaum muhajirin saat menyambut kaum anshar pada masa hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah. Bahkan Allah mengabadikan kisah kedermawanan itu dalam Alquran. 
“Orang-orang Madinah menyambut  kedatangan kaum Anshar dengan penuh sukacita. Tidak terbersit keinginan dalam hati kaum Muhajirin terhadap barang bawaan kaum Anshar. Tetapi memprioritaskan tamu dari Mekkah itu meskipun diri mereka dalam keadaan sulit,” lanjutnya.
Ia menjelaskan, persaudaraan tidak lagi menghitung harta melainkan cinta kepada sesame muslim. Puncak keimanan seseorang ketika ia bisa merasakan apa yang dirasakan muslim lain baik itu senang maupun susah. 
Penderitaan muslim di Yaman, Suriah, dan Palestina turut dirasakan oleh orang Aceh. Orang muslim diumpamakan seperti tubuh. Bila salah satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lain ikut merasakannya. “Nilai kemanusiaan sangat penting. Mukmim yang paling sempurna adalah yang paling bagus akhlaknya,” ujarnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...