Langsung ke konten utama

Berbagi Makanan di Kawasan Terisolir Aceh Singkil, Relawan MRI Susuri Sungai Berpenghuni Piton dan Buaya


Aceh Singkil –  Ramadhan bulan penuh berkah. Di momen Ramadhan, semangat umat Islam sedunia beramal saleh meningkat drastis. Di kalangan para kemanusiaan juga demikian. Seperti Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Aceh Singkil – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh, yang menyusuri dua desa terisolir Aceh Singkil yakni Desa Rantau Gadang dan Teluk Rumbia di Kecamatan Singkil, Aceh Singkil, pada Sabtu, 22 Mei lalu. 
Kedatangan sebanyak 12 relawan ke sana guna mendistribusikan makanan gratis kepada anak yatim dan kaum duafa. Untuk menuju ke dua desa tersebut mereka menempuh jalur Sungai Singkil dari Suka Makmur, Singkil, menuju Desa Rantau Gedang terlebih dahuluKemudian, melalui jalur darat menuju Desa Teluk Rumbia.
Sekretaris Jenderal MRI Aceh Singkil Khairul Fahmi, mengatakan, Pukul 14.30 WIB setengah tiga siang mereka menaiki motor boat dengan lebar 1x8 meter. Makananya disimpan dengan hati-hati di dalam kotak. Butuh waktu hampir 45 menit hingga tiba di lokasi tujuan. Sementara dari jalur darat sekitar 15 menit.
Berdasarkan informasi dari penduduk setempat, sungai yang mereka lalui  dihuni oleh buaya dan ular. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan niat para relawan menemu anak yatim dan kaum duafa di dua desa itu. “Sebenarnya ada jalur darat menuju ke desa tersebut, tapi jalannya rusak parah, berlubang, dan sangat tidak efektif bagi kita yang membawa logistik,” ujar Ketua MRI Aceh Singkil Khairul Fahmi.
Dari ujung Teluk Rumbia, relawan didampingi keuchik setempat, membagikan makanan dari rumah ke rumah yang letaknya berjauhan dengan berjalan kaki di jalan yang sama sekali belum teraspal. 
Rasa lelah relawan terbayarkan kala penerima makanan menyambut mereka penuh suka cita. Apalagi, selama Ramadhan ini belum ada satu pun lembaga yang menyambangi mereka guna membagikan paket makanan. “Semangat relawan luar biasa. Semua teman-teman merasa bahagia,” lanjut Khairul.
Pembagian makanan di dua desa tersebut berlangsung hingga pukul 18.20 WIB. Mereka pun beranjak pulang menyusuri sungai. Di tengah perjalanan, belum lama setelah memasuki Muara Pea, mereka dikagetkan dengan penampakan ular piton 8 meter sedang melintasi sungai. Berdekatan dengan boat relawan. Alhamdulillah, tidak ada gangguan dari ular tersebut.
Azan pun berbunyi. Para relawan pun berbuka puasa sembari menikmati suasana menyusuri Sungai Singkil.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...