Langsung ke konten utama

Cinta di Balik Cadar



Dok. Sitti Zahara Tarmizi



Oleh Sitti Zahara Tarmizi
Berdomisili di Ule Glee, Pidie jaya, Aceh

I

   Anita berjalan di pekarangan rumahnya sambil membawa air untuk menyiram bunga. Tanpa ia sadari, sepasang mata memperhatikannya dari kejauhan. Lelaki itu terus memperhatikannya, tiba-tiba mendekatinya. Anita yang pakaiannya dibalut syar'i ditambah lagi cadar yang menutupi wajahnya merasa malu
"Hai adik cantik! Cantik-cantik kok nyiram bunga.? Memang pembantunya pada kemana?"  Kata lelaki tersebut mulai menggoda. Anita yang sifatnya pemalu dan takut pada lelaki , tanpa menatap ke arah lelaki itu bergegas pergi dan memasuki rumahnya.

  Keesokan harinya, seperti biasanya, Anita tiap pagi menyiram bunga. Lelaki itu kembali datang
"Eh.. adik cantik, tiap hari nyiram bunga. Pakaiannya dibalut syar'i lagi, memangnya Tidak panas gitu? Lepaskan saja biar nampak kecantikannya" kata lelaki itu lagi
Anita memberanikan diri untuk menjawabnya

"Maaf, ada perlukah Anta sama Ana?"
Lelaki itu terdiam. Tanpa berkata sepatah pun pergi meninggalkan pekarangan rumahnya Anita. Malamnya tiba, Anita pun tidur. Dalam tidurnya, ia bermimpi bertemu dengan seorang lelaki. Lelaki yang ia impikan tak lain ialah lelaki yang ia jumpai selama dua hari ini. Anita terbangun dari tidurnya
"Alhamdulillah.. ternyata cuma mimpi, mimpi kan bunga tidur" Anita melanjutkan tidurnya.

  Keesokan harinya Anita menyiram bunga lagi. Lelaki tersebut tidak mendatanginya lagi. Setelah pekerjaan rumahnya selesai, Anita pergi ke mall. Karena tidak terlalu jauh, Anita berjalan kaki. Dalam perjalanan menuju pulang, Anita bertemu dengan lelaki itu lagi. Lelaki tersebut menghampirinya
"Hai.. bolehkah aku mengenalmu?"
Tanpa menunggu jawaban dari Anita, lelaki tersebut melanjutkan bicaranya
"Perkenalkan nama saya Angga, rumah saya tidak terlalu jauh dari rumahmu"
Anita menjawab
"Maaf.. Ana harus pulang"(meninggalkan lelaki yang mengaku namanya Angga)
"Lagi-lagi aku gagal mendekatinya (kata Angga dalam hati)
"Bagaimana aku bisa mengenalnya?( Angga mulai bingung).

II
Kemudian pergi menenangkan pikirannya di bawah sebuah pohon tidak jauh dari jalan tersebut. Angga pun ketiduran. Dalam tidurnya, ia bermimpi didatangi seorang kakek yang pakaiannya serba putih. Kakek itu berkata
"Apa yang membuatmu bingung wahai anak muda?"
Angga menjawab" say..saya.. ingin memiliki seorang  perempuan, ia bercadar.. tapi dia selalu menjauh saat saya mendekatinya"
Kakek itu kembali berkata,
"Caramu mendekatinya salah wahai anak muda, perbaikilah dirimu".
Kakek tersebut menghilang. Angga terbangun dari tidurnya dan memikirkan maksud dari mimpi anehnya.

  Malam tiba. Anita tertidur. Anita kembali bermimpi bertemu dengan lelaki yang mengaku namanya Angga. Anita terbangun dari tidurnya
"Astaqfirullah.. apa yang telah terjadi padaku? Ada apa ini? Sudah dua kali aku memimpikannya" pertanyaan demi pertanyaan meluncur di benaknya. Anita mulai penasaran dengan mimpinya. 
  
Harinya tiba. Anita ikut zikir yang diadakan di sebuah masjid tidak jauh dari rumahnya. Tanpa sengaja, Anita melihat Angga keluar dari masjid yang sama dengannya sambil membawa kitab suci Al-Qur'an di tangannya.
Anita tersentak kaget. Dan berkata dalam hatinya
"Apa benar itu Angga, tapi pakaiannya, kok beda? Astaqfirullah kenapa aku jadi begini? ( Angga yang biasanya mengenakan baju oblong dan celana ponggol membuat Anita kaget ketika melihat pakaiannya yang pakaiannya diganti dengan baju kemeja dan kain sarung).

Angga yang sempat melihat Anita menatapnya, mendekatinya
"Assalamualaikum ukhty.. " Angga mulai memberi salam. Anita terkejut, tidak seperti biasanya Angga memberi salam.
"Waalaikumsalam"(jawab Anita tenang)
"Bolehkah saya mengenal ukhty?"(kata Angga lagi)
Anita menyerahkan kartu namanya sendiri sambil berkata
"Temui orang tua Ana, sebelum Anta datangi Ana"
Angga menerima kartu nama tersebut kemudian berkata
"Terima kasih"
Anita menjawab
"Afwan.. maaf Ana harus langsung pamit pulang"

III

Keinginan Angga untuk memiliki Anita semakin membara. Angga terus menerus mempelajari ilmu agama.  Beberapa bulan kemudian, Angga merasa sudah siap untuk membimbing Anita dan menjadi seorang ayah. Angga beranikan diri bertamu ke rumahnya Anita.
"Assalamualaikum.." Angga memberi salam sambil mengetuk pintu
"Waalaikumsalam" jawab ayah Anita dari dalam sambil membuka pintu. Setelah dipersilakan masuk, ayah Anita menanyakan tujuan pemuda tersebut bertamu ke rumahnya. Angga pun mulai mengatakan tujuannya. 
"Apa yang membuat nak Angga tertarik dengan putri bapak?"
Angga menjawab
"Pakaiannya yang syar'i, sikapnya lemah lembut, menjaga diri. Putri bapak juga telah mengajarkan yang terbaik buat saya pak,walaupun tidak secara langsung"
Ayahnya Anita bertanya lagi
"Apakah nak Angga yakin ingin meminang putri bapak tanpa melihatnya wajahnya terlebih dahulu?"
Angga menjawab
"Saya yakin pak, saya mencintai putri bapak, bukan karena wajahnya, tapi karena akhlaknya pak. Saya mencintainya karena Allah"
 Ayah Anita begitu terharu mendengar penuturan Angga yang begitu tulus mencintai putrinya. Kemudian ia memanggil Anita untuk menanyakan jawaban darinya. Anita cuma mengangguk dan menangis bahagia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Guru- Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 11 Banda Aceh

Dalam Rangka Memperingati Hari Guru   Canda Tawa Oleh  Dahrina,M,S.Sg.MA   Panggilan suara hati Menerjang segala penjuru Betabur butiran  resah dalam pandemi  Kemana muaranya dunia pendidikan   Tersungkur kaku aku dalam lamunan Terkontaminasi jiwa dalam keraguan Pikirku mulai menerawang Akan kah pandemik ini bisa kulawan   Aku memang tidak punya kuasa Tapi Allah Maha di atas segalanya Aku lemah dalam berlogika Tapi Allah Nyata adanya   Kini.... Derap langkah siswaku kembali terdengar Guruku kembali mengajar Canda tawa siswaku berbalut persahabatan Ada guru yang membimbing dengan balutan karakter budiman   Guru mari kita bersama ciptakan suasana baru  Wujudkan merdeka belajar  Negeri ini menantimu dalam karya yang terus dikenang   Baying-Bayang Pandemi Komite MIN 11 Banda Aceh    Hari ini terasa berbeda dengan tahun-tahun yang lalu Hari ini kita rayakan hari guru dengan sangat sederhana Tapi janganlah terperanjat dengan kesederhanaanya Syukurilah apa yang sudah di takdirkan Allah    Har

Tingkatkan Budaya Baca, Dispersa Kota Banda Aceh Bina Pustaka Sekolah dan Gampong

Banda Aceh - Pemerintah Kota Banda Aceh melalui program pengembangan minat dan budaya baca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh berupaya untuk terus meningkatkan minat baca masyarakat di Kota Banda Aceh. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh Alimsyah, S. Pd, MS melalui Sekretaris Dinas Amir mengatakan bahwa beberapa strategi dan upaya yang dilakukan yakni memberikan pembinaan kepada pustaka sekolah-sekolah dan gampong-gampong. "Yang dibina bukan hanya pustaka sekolah, dan pustaka gampong. Kita juga bina pustaka rumah sakit, pustaka di masjid-masjid dan di tempat-tempat publik, seperti pojok baca di Mall Pelayanan Publik (MPP) Kota Banda Aceh," jelasnya saat ditemui pasa Selasa, (17/6/2020) Selain itu jelasnya, pihaknya juga memberikan kemudahan dalam bentuk pelayanan pustaka keliling ke gampong-gampong atau sekolah-sekolah. "Untuk mendatangkan pustaka keliling ke sekolah atau gampong bisa masukkan surat ke dinas kita. Akan kita layani jika t

Peringati Hari Ibu, Kantor PPKB Banda Aceh Gelar Seminar Parenting

    Banda Aceh - Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-88 2016, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Banda Aceh menggelar seminar parenting bertajuk “Menjadi Ibu Profesional”.    Menghadirkan ahli parenting nasional Septi Peni Wulandani yang juga pimpinan Institut Ibu Profesional (IIP) Jakarta sebagai pembicara utama, acara ini diikuti oleh ratusan kaum perempuan dari berbagai kalangan di Aula Lantai IV, Gedung A, Balai Kota Banda Aceh, Selasa (29/11/2016). Di antara tamu undangan terlihat hadir Ketua DPRK Banda Aceh Arif Fadillah, Ketua DWP Banda Aceh Buraida Bahagia, para pejabat di lingkungan Pemko Banda Aceh, Ketua Balee Inong se-Banda Aceh, dan sejumlah tokoh perempuan lainnya. Kepala Kantor PPKB Banda Aceh Badrunnisa menyebutkan peringatan Hari Ibu ke-88 2016 mengusung tema “Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki untuk Mewujudkan Indonesia Bebas dari Kesenjangan Ekonomi, Kekerasan, dan Perdagangan Orang.” Pihaknya, sebut Badrunnisa, terus ber