Langsung ke konten utama

Kegiatan FJL Bersama Lintas Tokoh Se-Aceh



Banda Aceh,25/05/19. Forum Jurnalis Lingkungan menggelar buka puasa bersama dengan sejumlah mitra strategis di Banda Aceh, Sabtu (25/5).

Tidak hanya buka puasa bersama, FJL juga ikut menggelar diskusi singkat dengan sejumlah tokoh Aceh, baik dari DPRA, pemerintah Kabupaten dan  lembaga legislatif dan pakar terkait komitmennya dalam menjaga lingkungan di Aceh.

Afifuddin koordinator FJL menjelaskan, buka puasa bersama ini sebagai langkah untuk menjaga hubungan baik antara FJL dengan kemitraan, baik di tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten kota.

"Soal lingkungan itu menjadi tanggung jawab kita bersama, ini bagian komitmen bersama kita di dalam menjaga lingkungan," kata Afifuddin.

Menurutnya, DPRA punya fungsi strategis selain mengawal pemerintah, juga diharapkan mampu mengeluarkan aturan atau qanun yang pro terhadap upaya pelestarian lingkungan.

"Kami (FJL) mengucapkan selamat atas ditetapkannya Rancangan Qanun (Raqan) Perlindungan Satwa Liar yang diusul oleh Komisi II menjadi Raqan inisiatif Lembaga DPRA untuk kemudian segera dirampungkan. Dalam rawan ini dimuat juga hukuman tambahan untuk beberapa pelanggaran terhadap beberapa larangan dengan mengkombinasinya dengan hukuman cambuk bagi mereka yang nebang kayu sembarangan akan din cambuk, atau di pihak TNI juga akan rutin menyisir areal hutan yang rawan terhadap ilegal loging, kita apresiasi itu," kata Afif.

Afif berharap hubungan baik ini akan terus terjaga, bahkan FJL siap untuk diminta berdiskusi dengan DPRA apabila adanya aturan baru terkait lingkungan. 

Pada kesempatan diskusi lintas tokoh, Nurzahri, ketua Komisi II DPRA menyampaikan perkembangan terkini seputar hasil rapat paripurna pada Jumat baru lalu terkait penetapan Raqan Perlindungan Satwa Liar yang semulanya menjadi usulan dari komisi II menjadi Raqan inisiative lembaga DPRA. “Kejahatan lingkungan dan satwa liar berdampak secara jangaka panjang pada sendisendi kehidupan manusia lintas generasi oleh karena itu kejahatan lingkungan ini adalah merupakan extraordinary crime, oleh karena itu kami di DPRA sangat serius untuk hal ini. Kita juga minta Polhut dan Pamhut Aceh untuk dipersenjatai, agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik” demikian Nurzahri menegaskan.  Inisiative ini disambut baik oleh beberapa tokoh lain yang turut memberikan pandangan diantaranya pakar hukum Bapak Mawardi Ismail dan Bupati Aceh Besar Mawardi Ali yang menjelaskan kompleksitas permasalahan pelestarian alam di wilayahnya. Bupati juga menyebut pentingnya upaya pelestarian lingkungan dan hutan.

Kegiatan buka Puasa bersama yang turut didukung ACCI A.C.E.H Program dan CRU Aceh ini, juga ikut dihadiri langsung oleh sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) seperti ; Teuku Irwan Djohan, Abdurrahman Ahmad, Nurzahri, Yahdi Hasan, Ramadhana Lubis, Kartini Ibrahim, Irwansyah, Tgk Jemarin, Kepala Dinas LHK Syahrial, wakil komandan POMDAM IM, kepala BKSDA Aceh Sapto Adji Prabowo, Staf Khusus Gubernur Aceh Bakti Siahaan dan sejumlah aktivis lingkungan serta mayoritas Jurnalis di Aceh.

FJL sendiri memiliki simpul di seluruh Aceh yang dibagi dalam empat zona. Zona Utara timur, tengah, barat selatan dan Banda Aceh. Simpul ini bertugas memonitoring dan melaporkan situasi lingkungan, termasuk mereka akan selalu mengawal isu lingkungan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...