Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Fitri Aswati R.



Waktu, sombong

Malam sayup-sayup menghilang
Diterpa waktu yang kian menyombong
Bagai mana tidak?
Ia dengan santai meninggalkan kami dalam sendu
Ia meninggalkan kami dalam pincang
Ia meningfgalkan kami dalam asa retak

Bagaimana tidak?
Ia guyur dalam ringkuk kami
Kami merangkak!
Tersoak!
Waktu hanya bagi yang besar
Waktu hanya untuk yang gagah
Waktu bukan untuk kami!
Yang tergeletak bersama diusangnya nama kehidupan

Kami ingin maju
Itu tak sampai asa 
Kami mundur
Itu terlampau naas
Lalu?
Haruskah berdiri tetap diporos tebing rapuh?

                                                Senin, 13 Agustus 2012


Dialog Fajar

Mak ,esok fajar datang
Membawa takbir yang tergetar
:Benar
Mak, jika esok bener-benar hangat
Masihkah akan punyai kain?
Nak, kain itu lusuh menjadi abu
Mak, jika esok takbir menyahut
Akankah kita bisa berdiri dalam barisan shaf?
:Nak, sujudmu telah ditertawai
Kenapa mak?
Esok akan tiba tapi tiada untuk kita?
:Nak, kemenangan bukan untuk kita 
Pemungut rizki yang terbuang 
Tapi mak, aku ingin seperti mereka
Mereka kuning, merah, biru , putih, dengan warna indah pelangi
:Iya nak,
Tak apa 
Toh, kita hidup tak pernah memilih
Biarkan kita tetep ada
Biar menghiasi langkah indah mereka
Biar hidup seimbang
Berlian dan batu usang
                                                                        
Senin, 13 Agustus 2012


Dentum Meriam

Doar...!
Dentumnya memecah
Merampas utuh
Dentum meriam
Doar...!
Menjagal camping
Hati terglagar sayu
Doar...!
Doar...!
Doar...!

Terendap dalam rongga telinga
Dentumnya meratap 
Terus!
Terus!
Hingga sampai direruntuhan waktu
Doar!
Dan matilah aku
Compang lalu camping
Kemudian lebur
05 April 2012



                                                Penulis : Fitri Aswati R.
                                                Alamat   : Komplek Perumahan Bumi Pusaka Cinere Blok.B 
                                                                 No.31 , Cinere, Depok

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...