Langsung ke konten utama

MRI Aceh – ACT Aceh Latih Relawan Kemanusiaan



Aceh Tamiang - 17/11/19. Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Aceh – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh menggelar volunteer camp mulai 15 hingga 17 November, di Gunung Pandan, Tenggulun, Aceh Tamiang. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan sebanyak 31 relawan MRI se-Aceh agar mampu menguasai berbagai ilmu dan metode tentang kebencanaan, baik bencana sosial maupun bencana kamanusian yang bisa terjadi kapan saja.

Sekjend Pengurus Wilayah MRI Aceh Akhi Munandar mengharapkan agar peserta volunteer camp ke depan selalu siap siap di turunkan dengan kondisi apapun di lapangan pascabencana. “Mudah-mudahan kegiatan ini bisa menumbuhkan jiwa korsa kelembagaan kepada seluruh relawan khususnya, keterampilan sosial mapping disaster manajemen kebencanaan, sinergi dan komunikasi personal,” terangnya, Aceh Tamiang, Sabtu (14/11).

Adapun kegiatan selama peserta selama mengikuti volunteer camp yakni talkshow bagaimana mengelola organisasi keorganisasian bersama Wakil Bupati Aceh Tamiang Teungku Insyafuddin ST, effective communication game, wawasan kebangsaan bersama Letkol Inf Deki Rayusyah Putra (DANDIM 0117/Aceh Tamiang), basic rescue bersama Ketua POS SAR Langsa Suhengki, problem solving game, team building game, manajerial kerelawanan bersama Ketua MRI Wilayah Aceh Mustafa MY Tiba, dan materi penguatan kelembagaan.

Kepala Cabang ACT Aceh Husaini Ismail mengucapkan selamat atas pelaksanaan volunteer camp. “Volunteer camp merupakan sarana bagi para relawan dalam meningkatkan kapasitas diri bagi relawan. Juga meningkatkan kesolidan relawan ketika terjun ke lapangan,” paparnya.

Wakil Bupati Aceh Tamiang H Tgk Insyafuddin dalam kata sambutannya pada upacara pembukaan volunteer campa mengatakan “Kita harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi di lapangan, tetap kembali ke niat baik, dan tanamkan jiwa kerelawanan yang tinggi dalam diri teman-teman semua,”

Sementara itu, Ketua Panitia Volunteer Camp Alhafiz Zulamri SSos mengharapkan agar peserta mampu menjadi agen-agen yang menggerakkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam gerakan kerelawanan dalam mengatasi berbagai permasalahan kemanusiaan. “Sehingga mereka menjadi anggota yang bisa terus mengelola MRI sebagai lembaga profesional dalam mengatas permasalahan kemanusiaan,” ucapnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...