Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Mustiar. AR

Dok. Pribadi


TAK BERKASIH

Pena menarik dalam tarikan napasnya. Helaian kertas putih
: Takta wanita harta
Butakan mata nurani. Langit tak lagi biru.Ombak pantai.mati

Pena yang kau tarikan itu
Semisal dirimu tiada bertali kasih
Korupsi menu yang disajikan hangat
Di meja nasib si papa.lalu
Kau perdebatan di ruang berAc

07.01.2019

SIUL

Siul angin selatan sore hari
Dalam gerai rambut pirangnya
Kau mengetuk pintu hati nan hening
Idzin diri menyapa pantai nan elok
Angin sore di kota kecil.Meulaboh
Basah dalam rindu menderu
Duhai kunang kunang malam
Arahkan pada jalannya
Pulang

2019

AKU

Dia menari tiada henti
Dalam serunya
Tuhan usap jiwa kerontangnya

2019

ELEGI

Dia itu pemberontak
Katanya
Dia tak patuh kepada titah
Karena tak mau di kiri kanankan
Dia melawan
Dia mandiri jiwanya kukuh

Akar rumput sebut dimantrai doa
Matanya tak berkedip melihat aku
Tuhanku

2019

DIKALUNGI BUNGA

Kita pernah berikrar
Di taman itu
Untuk merawat wanginya

Kau jua
Meludahi dirinya

Aceh,2019



Mustiar.Ar, penyair kelahiran 15 April 1967 di Meulaboh,  Aceh Barat adalah penerima anugerah budaya tahun 2016 ini menyelesaikan pendidikan pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Meulaboh, Aceh Barat. Karya pertamanya dimuat pada media SKM Taruna Baru, dengan judul 'kutambat kapal di dermagamu' pada tahun 1987 dan berturut turut karya puisinya dimuat pada sebuah buletin Geunta Meulaboh,Buletin Tunas Meulaboh dan karyanya juga bisa kita lihat di Tabloid Nova Jakarta dan majalah Dharma Wanita Medan.


Di samping itu juga karya Mustiar Ar yang akrab disapa dengan sebutan Oneh Kurnia ini pun juga terbit secara online di skm Atjeh post, majalah Kiprah, Harian Serambi Indonesia. Selain itu, dalam antologi bersama penyair Aceh lain, ada di antologi puisi Seulawah, Sekilas pintas,Nuansa dari Pantai Barat, Dkab 2014 dan seterusnya, ensiklopedi penulis Indonesia jilid 4 (FAM) Indonesia_jawa timur 2015, enklopegila koruptor, puisi menolak korupsi, antologi suara langit,edisi Disparpora Aceh Barat 2018 adalah antologi puisi kedua setelah yang antologi puisi Hitam Putih uang pertama (masih berupa ketikan stensil) hanyut terseret arus tsunami 26 Desember 2004 dan kumpulan puisi amuk.Selanjutnya bisa dihubungi lewat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...