Oleh Savitri Jumiati
Dari balik cerbong jendela kayu
Kelopak sayu di mataku
Menatap celah langit malam buta
Suara jangkrik berkata
Kunang kunang menyapa
Sunyi jalan jalan tak bergaung
Mendung membungkus awan
Bintang kejora tiada
Rembulan tak bercahaya
Aku diam ini kali tak bicara
Sedang jiwa melarik puisi patah
Yang tak mengenal tentang meribu makna
Yang tiada terpahami tentang sejuta arti
Bintang kejora tiada
Rembulan tak bercahaya
Aku diam ini kali tak bicara
Sedang jiwa melarik puisi patah
Yang tak mengenal tentang meribu makna
Yang tiada terpahami tentang sejuta arti
Malampun larut tertulis di kertas tanpa simpul
Hanya sekerjut pilu aku simpan rapi
Ketika sakit ini mendatangiku sekali lagi
Hendak aku membisik di satu gendang telinga
Itu engkau yang telah banyak mengajariku
Tentang hidup dan tentang keikhlasan
Hanya sekerjut pilu aku simpan rapi
Ketika sakit ini mendatangiku sekali lagi
Hendak aku membisik di satu gendang telinga
Itu engkau yang telah banyak mengajariku
Tentang hidup dan tentang keikhlasan
Biarlah rekah di tiap waktu
Tiada melihat petang, senja, atau bahkan malam bertemu subuh
Aku ingin genggam puisi ini
Untuk kenang di hatimu
Bahwa aku pernah berkali kali jatuh
Dan lupa akan secangkir kopi yang kau saji
Tetapi aku punya rindu yang tiada pernah berhenti
Selalu berdetak bersama sajakmu
Itu aku...
Tiada melihat petang, senja, atau bahkan malam bertemu subuh
Aku ingin genggam puisi ini
Untuk kenang di hatimu
Bahwa aku pernah berkali kali jatuh
Dan lupa akan secangkir kopi yang kau saji
Tetapi aku punya rindu yang tiada pernah berhenti
Selalu berdetak bersama sajakmu
Itu aku...
Bekasi 18 November 2018
Telaga Sastra Cinta 'Savitri J'
Telaga Sastra Cinta 'Savitri J'
Komentar
Posting Komentar