dok. ACT
Aceh Besar – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh – Masyarakat Relawan Indonesia bersama Moorden Café, dan Al Hasan Corporation, melaksanakan bakti negeri di Gampong Maheng, Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Minggu (16/2). Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB sampai menjelang zuhur tersebut disambut penuh antusias oleh warga setempat.
Kepala Cabang ACT Aceh menuturkan, pelaksanaan kegiatan tersebut bertujuan memberikan manfaat bagi masyarakat. Adapun kegiatan bakti negeri meliputi pelayanan kesehatan gratis, pendistribusian paket pangan dan barang layak pakai, psiko edukasi, edukasi cuci tangan dan menyikat gigi, dan meuseuraya/gotong royong. “Alhamdulillah, antusiasme masyarakat sangat tinggi mengikuti acara. Perangkat desa menyambut kegiatan ini sangat baik,” ujarnya.
Ia memaparkan, dalam bakti negeri ini turut menghadirkan relawan umum dan relawan medis seperti dokter umum, dokter gigi, perawat, apoteker, psikolog. Masyarakat dapat memeriksa kesehatannya serta mendapatkan obat secara gratis. Edukasi yang diberikan berupaya mengajarkan anak-anak bagaimana merawat gigi dan mencuci tangan untuk mencegah terjadinya penyakit.
Ditambahkan, Maheng merupakan sebuah daerah yang sangat indah karena hamparan pemandangan area persawahan dan pegunungan. Kondisi alam Maheng sangat memungkinkan dijadikan sebagai objek agrowisata. “Udara di Maheng begitu sejuk dan segar. Kalau dijadikan sebagai objek wisata, itu sangat memungkinkan,” imbuhnya.
Koordinator bakti negeri Indra Saputra Rasyid menuturkan, keterlibatan puluhan relawan juga sangat membantu masyarakat dalam memilah dan memilih barang layak pakai yang baru maupun pernah digunakan sebelumnya.
Ia mengatakan masyarakat menyambut baik kegiatan bakti negeri. Relawan-relawan begitu proaktif melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagikan. “Mudah-mudahan, agenda bakti negeri dapat terus kita laksanakan dengan adanya dukungan masyarakat dan relawan,” terangnya.
Tuha Peut Maheng Saifullah, menjelaskan, mata pencaharian utama masyarakat berasal dari pertanian. Lahan pertanian masyarakat berada di area perbukitan. Sehingga kebutuhan waduk sangat diperlukan agar terjadinya pemerataan air untuk masyarakat bertani. “Ada petani gagal panen sebab tidak cukup air,” ujarnya.
Katanya, salah satu kebutuhan masyarakat di sana adalah sebuah waduk untuk menampung air. Pembangunan waduk sudah dilaksanakan, namun sekarang pembangunannya sudah berhenti. Padahal masyarakat sudah sangat berharap agar waduk tersebut segera diselesaikan. “Waduk tersebut dibangun pada masa Irwandi Yusuf menjabat Gubernur Aceh periode pertama. Setelah periode pemerintahannya berakhir, pengerjaan pembangunan waduk berhenti,” ungkapnya.
Komentar
Posting Komentar