Langsung ke konten utama

Cegah Covid-19, ACT Aceh Ajak Seluruh Elemen Tingkatkan Solidaritas Kemanusiaan

dok. ACT



Banda Aceh – Potretonline.com, 24/04/20. Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintahan meningkatkan solidaritas menyusul mewabahnya Covid-19. Solidaritas sangat diperlukan mengingat dampak Covid-19 sudah terasa meskipun belum ada pasien di Aceh dinyatakan positif Covid-19. “Sudah saatnya kita pererat kesolidan kita untuk mencegah Covid-19 sebelum semuanya terlambat,” ujar Kepala Cabang ACT Aceh Husaini Ismail, Banda Aceh, Senin (23/3).

Ia menuturkan, saatnya kita meningkatkan kedermawanan untuk saling membantu. Misalnya, para pedagang di kantin sekolah maupun perkantoran, pelayanan jasa, dan masyarakat menengah ke bawah membutuhkan perhatian para dermawan. Pada pedagang yang biasanya memperolah pendapatan harian mungkin sekarang berkurang pendapatannya. Sementara mereka harus menafkahi keluarganya masing-masing. Karenanya, dibutuhkan peran bersama untuk saling tolong menolong di tengah pandemik Covid-19.

“Di saat ujian datang dari Allah kita berharap rasa solidaritas masyarakat Aceh untuk sesama semakin kuat. Semoga dengan bersedekah akan terhindar dari bala. Biarkan kami bekerja berikhtiar mencegah musibah ini, silakan masyarakat tinggal di rumah saja. Dengan tinggal di rumah juga sudah sangat membantu dan memudahkan saudara kita tim medis untuk bekerja,” paparnya.

Kedermawanan masyarakat juga dibutuhkan untuk melawan Covid-19 dengan aksi-aksi nyata. Ia berharap masyarakat dapat terus mendukung ACT bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) yang sedang mengupayakan pencegahan Covid-19 melalui sosialisasi dan penyemprotan disinfektan ke sejumlah fasilitas publik.

Adapun lokasi-lokasi yang sudah dilakukan penyemprotan oleh ACT bersama MRI seperti Masjid Baitussalam Kuta Alam, Masjid Al-Ishlahiyah Lambhuk, Kantor Berita Antara, Masjid BPKP, Masjid Al-Azhar Peurada, Masjid Ayoedhya Gampong Alue Deyah Teungoeh, Masjid Baiturrahmah Gampong Keuramat, Masjid Al-Ikhlas Gampong Keuramat, Halte Trans Koetaradja Gampong Keuramat, Halte Trans Koetaradja depan Bulog Aceh, Halte depan Bappeda, Halte Trans Koetaradja depan KFC Simpang Lima, Halte Trans Koetaradja depan Hotel sabang, Halte depan Pertamina.

Lokasi lainnya yakni Masjid Al-Furqan Beurawe, Dayah Al-Ikhlas Beurawe, Musala Baburrahman Beurawe, Masjid Babuttaqwa Batoh, Kantor PLN UPT Banda Aceh, Mahyal Ulum Al-Aziziyah, Masjid Baital Halim, Gampoeng Lamlheu, Sibreh, Aceh Besar, rumah singgah Rumah Kita Ulee Kareng, dan Meunasah Gampong Jeulingke. “Sampai hari ini kita masih melakukan penyemprotan disinfektan. Program ini akan terus berlanjut sampai batas waktu yang belum ditentukan,” terangnya.

Ia menuturkan, dalam rangka merespons wabah Covid-19 dengan sedekah makan gratis, sedekah air minum, dan sedekah beras gratis. Salah satu target penerima manfaatnya ialah penjual jajanan di kantin sekolah. ACT bersama MRI juga sedang mengupayakan pengadaan hand sanitizer dan masker untuk dibagikan kepada masyarakat. 

Diakuinya, ACT bersama MRI ingin merespons wabah Covid-19 semaksimal mungkin. Namun minimnya biaya yang dimiliki menjadi salah satu kendalanya. Oleh karenanya, ia mengajak para dermawan untuk menyalurkan donasi melalui rekening Bank Aceh Syariah 010 0193 000 9205 dan BNI Syariah 66 00011 008 atas nama Aksi Cepat Tanggap. Konfirmasi donasi dapat melalui telepon 0651-731535, atau WhatsApp 08228329008.

“Insya Allah, melalui semangat kedermawanan dan kerelawanan, kita ikhtiarkan pencegahan virus corona di Aceh,” ungkapnya.

Ketua Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Masjid Al-Furqan Ustaz Amiruddin Daroy, mengatakan, semua pihak memerlukan sterilisasi tempat-tempat publik. “Inilah upaya kita agar terhindar dari virus corona,” terangnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...