Langsung ke konten utama

Kurangi Imbas Covid-19, Bank Indonesia dan ACT Aceh Salurkan Paket Bantuan untuk Masyarakat Terdampak


Banda Aceh – Potretonline, 14/05/20-Bank Indonesia Perwakilan Aceh bekerja sama dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh menyalurkan paket sembako dan alat kesehatan kepada masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar untuk mengurangi dampak covid-19. Pendistribusian paket berupa beras, minyak goreng, tepung terigu, vitamin, masker, susu full cream, dan hand sanitizer, dilaksanakan di Masjid Oman, Lamprit, Banda Aceh, Rabu (13/5).
Turut hadir dalam pendistribusian paket seperti Ketua BKM Masjid Oman Ustaz Muhammad Jamil Ibrahim, tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Banda Aceh, Walikota Banda Aceh diwakili Staf Ahli Fadhil, perwakilan Gugus Tugas Covid-19 Michael Octaviano, BKPRMI, dan para penerima manfaat. Seluruhnya nampak memakai masker sebagai upaya mencegah covid-19.
Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh Zainal Arifin Lubis menuturkan, pendistribusian bantuan paket dari BI juga dilaksanakan seluruh BI di Indonesia. “Dengan kondisi seperti ini kalau bisa seluruh Aceh kita berikan (bantuan). Namun, karena kita memiliki keterbatasan, sehingga ada yang namanya skala prioritas,” pungkasnya saat menyampaikan kata sambutan di hadapan para penerima paket.
Karenanya, ia mengimbau lembaga vertikal, BUMN, lembaga swasta, lembaga usaha, dan seluruh pihak lainnya mendukung Gugus Tugas Covid-19 mencegah covid serta meringankan beban masyarakat, terutama yang penghasilannya menurun, kesempatan bekerja menjadi sangat berkurang. “Pembayaran non tunai adalah salah satu pencegahan covid-19. Sangat penting diketahui masyarakat menggunakan non tunai agar tidak terjadinya penyebaran virus,” lanjutnya.
Ia menjelaskan bahwa sejumlah isi paket seperti beras, hand sanitizer, dan masker merupakan produk lokal. Harapannya, ke depan Aceh dapat memproduksi sendiri kebutuhan pokok. Sehingga, di kala kondisi sulit seperti sekarang, bantuan kepada masyarakat dibeli dari produsen lokal agar roda perekonomian masyarakat semakin baik. 
Kepala ACT Aceh Husaini Ismail memaparkan, Adapun penerima manfaat paket-paket tersebut merupakan pedagang kecil di lokasi wisata dan sekolah-sekolah yang tutup, pengemudi ojek online, porter bandara, pembuat kue dalam skala kecil, tukang becak, tukang pijat tunanetra, buruh/kuli angkut, pekerja hotel yang dirumahkan tanpa gaji, dan guru mengaji di TPA. “Ini adalah upaya kita bersama agar masyarakat terdampak covid-19 bisa melewati masa darurat,” tuturnya.
Katanya, aksi pendistribusian paket bantuan di Masjid Oman merupakan serangkaian aksi-aksi ACT mencegah sekaligus mengurangi dampak covid-19. “Melalui pembagian sembako mudah-mudahan masyarakat survive. Kita doakan agar covid-19 selesai, dan kita pikirkan damapak ekonominya,” terangnya. 
Ia memaparkan, pendistribusian paket bantuan berdampak positif terhadap penerima paket dan penjual atau produsen lokal yang terimbas covid-19. Misalnya, produksi masker yang menggunakan jasa guru honor bisa bermanfaat pada penguatan ekonominya. Guru tersebut kemudian mengajak sejumlah orang lain memproduksi masker, sehingga dampak positifnya menjadi lebih merata.
Agar semakin banyak masyarakat terbantu, ia mengharapkan masyarakat terus meningkatkan kepedulian menolong sesama. Para dermawan bisa menyalurkan kepeduliannya melalui rekening atas nama Bank Aceh Syariah 010 0193 000 9205, BNI Syariah 66 00011 008 atas nama Aksi Cepat Tanggap. Konfirmasi donasi dan informasi selengkapnya dapat menghubungi Telepon 0651-7315352 atau WhatsApp 082283269008.
Ia menambahkan, di tengah kondisi ini ACT juga siap menerima zakat yang disalurkan berbasiskan online dan melayani penjemputan zakat zakat mal dan zakat fitrah. ACT juga akan hadir menyediakan booth penerimaan zakat di kawasan pertokoan, perumahan, perkantoran, dan masjid. “Yang kerja di lapangan biar kami. Manfaatkan momentum 10 Ramadhan terakhir,” tutupnya. []

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...