Langsung ke konten utama

My First Journey Abroad


By Ananda Nayla Tabrani Yunis 

Grade 5 of Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 5 Banda Aceh, Indonesia

 

 

November 2018 was the great moment I had.  After I was sick and stayed in a hospital for three days. It made me could not go to school, because I was not able to stand and I fell dizzy. I spent three days in the hospital and I got better, then I went home.  One day after, my father made a big surprise. It was really big surprise. He purchased a 4 days’ tour package to Malaysia and Singapore. I was really happy, because I had never been abroad, even to Malaysia and Singapore.

 

So, in the early morning. It was November, 17,2018, I packed up and prepared something we needed. After that we went to the airport to fly by the airplane. We flew with Air Asia from SIM airport to Kuala Lumpur with my father and mother. We went there with a group.  It was around 1hour.  My sister, Aqila Azalea Tabrani Yunis and me were very excited. My father bought a pack of rice, nasi Lemak on the way in the airplane for me and my sister. It was nice. I  did not like the nasi lemak I just like the noodle my sister also like the noodle too.

 

 

When the airplane was landing at the airport, I saw the big airport ,and a lot of plane and soon wen the plane arrive we wait in the arrive room   

So, we arrived at KLIA airport and got off the plane wen ware outside we wait in front of the gait and then we go on the bus 

 

The firs day we went to Putra Jaya, a big place with clean lake and some beautiful buildings. I saw a lot of birds and people from around the world. We had lunch there and then we headed to masjid India Daratan Merdeka. From the mosque and we went to twin tower. The towers are big and tall.  We lost our tour guide, and we went in the Twin towers building.  I bought a cup of milo and we went out and found our group. We continued our journey to Petaling street / Sungai Wang. I don’t really remember it, but it was the China town. Here, I saw a lot of toys and I liked that shop a lot. I stopped by in Panda eyes and I bought two toys and we spent almost 40 RM.

 

After we did shopping at China town, we went to the hotel near Sunway mall. we stayed at the hotel and the hotel was very fancy, but I forgot the name of the hotel. You know? I love fancy things. Actually even when we ate, it was fancy, fancy music, fancy food, fancy room, fancy fancy fancy every ting is fancy. In the evening after having diner, we walked to the  Sunway mall. I saw a lot of toys and actually. I wanted to buy toys, but my Dad did not give me a was angry and I saw smiggle shop and I asked my Dad to buy a smiggle bag, but my dad say no.  I was angry. And then we went to hotel to sleep. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Petualangan

  Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok, Jawa Barat Baru kusadari, ternyata upaya memotong ikatan emosiku dengan dunia petualangan di alam terbuka dengan sekian tahun menutup diri dari interaksi dengan Mapala UI, tidaklah menghentikan petualangan itu. Ruh petualangan itu hanya berpindah di kehidupan keseharian. Aku masih ingat saat seorang kolega senior dalam dunia tersebut bicara tentang keinginan mendaki puncak Everest, lantas berlanjut ke 8.000 meter yang lain, kukejar dengan pertanyaan "sesudah itu...?" Tak pernah kuproleh jawaban yang jelas. Puncak Everest dan 8.000 an meter itu bukan milikku yang amatir, mereka milik para profesional dan sedikit kegilaan seperti tokoh di bawah ini. Kilas balik, memasuki dunia pendidikan STM Pembangunan adalah sebuah petualangan yang "terpaksa" karena ongkos memasuki SMA tak terjangkau. Di terima di PTN terbaik negeri ini juga petualangan, karena sungguh tak terbayangkan, ikut ujian PP-I di Gelora Senayan, sendirian tanpa kawa...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...