Oleh Hasbi Yusuf
(Pemerhati Pendidikan)
Sejak pemberlakuan pembelajaran secara daring atau belajar di rumah (learning from Home), sebut saja LFH. Ada bermacam-macam cara, metode, model, teknik, pembelajaran yang diperankan guru sesuai kemampuan, keseriusan dan kreatifitas guru dan situasi serta kondisi suatu daerah. Di samping itu, juga kondisi dan situasi siswa yang belajar dengan cara yang diterapkan oleh guru.
Sebagian guru ada yang membuat video pembelajaran dan meng-uploadmelalui Youtube. Pembelajaran seperti ini diharapkan membantu siswa belajar dalam mengisi banyak sekali waktu luang yang ada. Diharapkan para guru dapat tampil prima dalam menerapkan berbagai metode mengajar yang sesuai secara bervariasi. Sebagian lagi ada yang mengadakan ekperimen sambil mendemonstrasikan percobaan yang di-video-kan, dan sambil mengirimkan video melalui WA, FB, atau youtube.
Untuk pembelajaran IPA nampaknya model atau metode ini lebih membantu pemahaman siswa dibandingkan yang lain, walaupun tidak akan sama efektifitasnya dengan pertemuan tatap muka. Untuk dapat berlangsung pembalajaran dengan metode eksperimen/demonstrasi, maka guru harus mengajar dari Laboratorium IPA. Jadi guru tetap harus hadir ke sekolah pada saat menerapkan metode eksperimen/demonstrasi, meskipun dimungkinkan juga dilakukan dari rumah jika kebetulan percobaan sederhana dan menggunakan peralatan sederhana juga.
Ada juga guru yang mengantar sendiri tugas tertulis langsung ke alamat siswa. Hal ini dilakukan karena ada sebagian siswa yang tidak memiliki fasilitas komunikasi apapun karena berasal dari keluarga yang sangat miskin. Keluarga siswa seperti ini pada umumnya, jangankan membeli hp android, untuk kebutuhan makan saja sulit terpenuhi. Jadi butuh guru yang rela membantu dengan sangat tulus.
Sebagian guru yang lain dalam rangka pembelajaran daring, dengan mengirimkan tugas belajar ke alamat siswa menggunakan jasa gojek. Pengiriman seperti ini memerlukan pengeluaran yang besar. Model seperti ini biasanya dilakukan oleh guru yang keadaan ekonominya memadai.
Ada satu lagi pembelajaran saat ini atas inisiatif orang tua siswa mencari dan mengundang guru mata pelajaran tertentu untuk mengajarkan anaknya di tempat kediamannya. Model seperti ini biasanya hanya dilakukan oleh orang tua yang memiliki kemampuan ekonomi di atas rata-rata dan memiliki ruang belajar tersendiri yang terpisah dengan rumah kediaman keluarga dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Ada bermacam-macam cara guru mengirimkan soal kepada siswanya, ada dengan SMS, ada dengan WA, ada via internet. Siswa mengerjakan soal yang dikirim guru, kemudian setelah selesai dikerjakan dalam batas waktu tertentu jawabannya wajib mengirim kembali kepada gurunya. Cara siswa mengirimkan jawaban juga ada bermacam-macam tergantung fasilitas gadget dan kemampuan yang dimilikinya.
Tapi ada hal menarik di balik tugas yang diberikan guru, pada umumnya siswa tidak mampu menyelesaikan sendiri soal-soal yang diberikan guru. Mereka meminta tolong ke berbagai pihak, misalnya kepada abang atau kakak kenalan mereka atau kepada siapa saja yang mau dan memahami pelajaran yang dimaksud. Malah ada lebih banyak yang meng-upload di WA atau FB memohon kepada relawan di medsos untuk menyelesaikannya. Yang menjadi pertanyaan adalah untuk siapa pula soal-soal yang dikirim guru dengan susah payah, kalau orang lain yang mengerjakannya, lalu apa manfaat bagi siswa tersebut ? Hanya sekadar menuruti perintah guru agar dapat nilai? Untuk apa?
Memang tidak kita dipungkiri ada segelintir siswa yang mampu untuk mengerjakan sebagian soal-soal yang dikirim guru, tapi hanya segelintir siswa, itu pun hanya untuk mata pelajaran tertentu saja yang menjadi favoritnya. Jadi sungguh pemberian tugas kepada siswa kurang manfaatnya. Yang lebih memprihatinkan lagi adalah soal-soal yang dikirimkan banyak yang aneh-aneh, baik dari segi materi, konstruksi, dan tata bahasa yang digunakan. Kebanyakan kami guru lebih sering mengambil soal yang ada dari buku LKS yang beredar di sekolah-sekolah.
Adapun pembelajaran yang paling banyak dipraktikkan guru adalah dengan mengirim soal ke siswa dengan memanfaatkan berbagai media dan fasilitas yang ada. Pembelajaran jarak jauh (PBJJ), yang sedang berjalan ini, kelihatannya mirip cara belajar pada bimbingan tes saja, atau mirip seperti Ujian Jarak Jauh (UJJ) belaka.
Karena model pembelajaran dengan mengirimkan soal ini lebih dominan adanya, maka seharusnya soal-soal yang dikirimkan oleh guru benar-benar soal yang bermutu dan mengikuti petunjuk dan kaidah penulisan soal yang ada. Banyak soal yang kita dapati yang justru membuat siswa tambah bingung mengerjakannya, malah guru mata pelajaran sejenis lainpun ada yang menjadi bingung atas keberdaan suatu soal yang dikirim guru. Apalagi jika soal tersebut dikirim melalui media social, dimana siswa yang bingung mengerjakannya akan diobral untuk minta bantu ke publik.
Nah pada saat itulah ketahuan oleh banyak pihak yang mengerti tentang pelajaran tersebut bahwa soal itu tak mungkin diselesaikan karena tidak memenuhi persyaratan sebuah soal yang baik. Ada banyak peristiwa yang terjadi akibat siswa tidak mampu menyelesaikan soal atau tugas yang diberikan oleh guru, namun kita tidak ceritakan di sini biarlah kita ulas pada artikel denga judul tersendiri.
Begitu juga dalam memilih soal dari buku hendaknya jangan asal ditunjuk dan dicomot saja, melainkan harus diteliti apakah soal-soal tersebut valid, sahih dan reliable serta memenuhi syarat untuk menguji materi pelajaran yang dipelajari. Dalam rangka menutup celah inilah kami telah menyiapkan sebuah artikel saduran untuk membantu para guru yang belum pernah mempelajari kaidah penyusunan soal, baik soal pilihan ganda maupun soal uraian, dengan catatan bahwa tulisan tersebut bukan untuk para guru senior atau guru yang telah menguasai dengan baik kaidah penyusunan soal. Malah dalam kesempatan ini kami mengajak seluruh guru yang telah menguasai dengan baik kaidah penyusunan soal, agar secara tulus dan ikhlas bersedia berkontribusi membantu mereka yang membutuhkan penjabaran dan penerapan dalam melaksanakan tugasnya menyusun soal yang bermuara kepada semakin sempurnanya pengabdian semua guru dalam mencerdaskan bangsa.
Bagi para guru yang membutuhkan pengetahuan tentang Kaidah Penulisan Soal, baik soal Pilihan Ganda maupun Soal Uraian, silakan mengikuti tulisan kami pada artikel saduran mendatang!
Komentar
Posting Komentar