Langsung ke konten utama

Sadri Meluncurkan Buku Biografi Abuya Teungku Syekh H. Zamzami di Hari Santri



 

Sadri Ondang Jaya, lelaki  kelahiran di Gosong Telaga Selatan, Singkil Utara, Aceh Singkil pada tanggal 12 Agustus 1969, dikenal sangat produktif dalam menulis. Bayangkan saja, selain menjalankan profesi pengabdian sebagai guru, ia juga aktif sebagai Pengurus NU Aceh Singkil.  Namun, tetap aktif menulis di media terbitan Aceh dan luar Aceh. Ia banyak mengisi rubric Opini di media cetak seperti di harian Serambi Indonesia, majalah POTRET dan lain-lain. Selain itu ia juga sebagai contributor Aceh Trend untuk wilayah Singkil.  Sadri atau Odang, panggilan yang sering disapa oleh orang-orang yang mengenalnya merupakan suami dari Eva Rinawati, ayah dari Muhammad Hadi Akbar dan Muhammad Faiz Nabilla ini, yang pernah mengecap pendidikan di SMP Negeri satu Singkil, MTsh dan Pesantren Darul Hasanah Syekh Abdurrauf, SPG Negeri Tapaktuan dan FKIP Unsyiah Banda Aceh.



pada tanggak 22 Oktober 2020, dalam menyambut hari santri,  Sadri bersama Penerbit Bandar Publishing merilis buku terbarunya yang berjudul “Menapak Jejak Abuya Teungku Syekh H Zamzami Syam: Ulama, Dai, Guru dan Politikus," yang ditulis oleh Sadri Ondang Jaya. Kamis (22/10) di Lamgugob, Banda Aceh.

“Kami baru saja membiayai penerbitan dan percetakan buku Biografi Teungku Dayah. Buku ini kini sudah beredar, semoga memperkaya literasi perbukuan di Aceh. Buku ini sangat layak dibaca dan dimiliki oleh santri, mahasiswa, dan para dai, para guru, pemimpin, politikus, kalangan lain bahkan ulama,” ujar Masyitah, Manager Bandar Publishing, Kamis (22/10) di Lamgugob, Banda Aceh.


Menurut Masyitah, narasi bukunya yang ditulis Sadri Ondang enak dibaca oleh berbagai kalangan karena banyak diselipkan ayat-ayat Alquran dan Hadist yang kontekstual.

Sadri Ondang Jaya yang menulis buku ini mengatakan bahwa buku yang ditulisnya ini sebagian isinya mengisahkan tentang eksistensi dan kiprah Abuya Teungku Syekh H Zamzami Syam dalam mendidik, berdakwah, dan sebagai politikus.

Sebagaimana lazimnya buku biografi juga memaparkan, tentang riwayat hidup, seperti kelahiran, hidup dari masa kecil hingga akhir hayat, pernak-pernik hidup, dinamika saat menuntut ilmu, dan falsafah hidup. Selain itu, buku biografi ulama tersohor di Aceh ini memuat pula tentang moralitas dan keteladanan yang perlu dicontoh oleh siapa saja yang berkeinginan menjadi insan salihin.

Maka, buku yang ditulis mantan wartawan Serambi Indonesia ini sangat cocok dijadikan "kado" hari santri yang dirayakan tanggal 22 Oktober tahun ini.Mengapa demikian? Karena isi buku ini juga dengan gamblang mencerita daya upaya membangun pesantren dan gelimang kehidupan santri di pesantren itu.( Baihaki)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Petualangan

  Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok, Jawa Barat Baru kusadari, ternyata upaya memotong ikatan emosiku dengan dunia petualangan di alam terbuka dengan sekian tahun menutup diri dari interaksi dengan Mapala UI, tidaklah menghentikan petualangan itu. Ruh petualangan itu hanya berpindah di kehidupan keseharian. Aku masih ingat saat seorang kolega senior dalam dunia tersebut bicara tentang keinginan mendaki puncak Everest, lantas berlanjut ke 8.000 meter yang lain, kukejar dengan pertanyaan "sesudah itu...?" Tak pernah kuproleh jawaban yang jelas. Puncak Everest dan 8.000 an meter itu bukan milikku yang amatir, mereka milik para profesional dan sedikit kegilaan seperti tokoh di bawah ini. Kilas balik, memasuki dunia pendidikan STM Pembangunan adalah sebuah petualangan yang "terpaksa" karena ongkos memasuki SMA tak terjangkau. Di terima di PTN terbaik negeri ini juga petualangan, karena sungguh tak terbayangkan, ikut ujian PP-I di Gelora Senayan, sendirian tanpa kawa...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...