Langsung ke konten utama

19 WNI NELAYAN ASAL ACEH DIREPATRIASI DARI INDIA.




Jakarta, 14/12/20. Potretonline.com  Badan Penghubung Pemerintah Aceh di Jakarta, pada hari Sabtu, (12/12/2020) telah menerima kembalinya 19 WNI nelayan asal Propinsi Aceh ke tanah air Indonesia dari Negara India, dalam kondisi selamat dan sehat, setelah setahun lamanya berada di Negeri Taj Mahal, India, karena memasuki wilayah perairan negara itu, tanpa dokumen yang sah, sewaktu melakukan aktivitas melaut sebagai nelayan setahun lalu.

Setiba di Bandara Soekarno-Hatta dari India, nelayan Aceh yang direpatriasi itu, disambut oleh Pemerintah Indonesia yang proses pengaturannya difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri RI. 

Sesuai berita acara serah terima, no; BA /02139/WN/12/2020/66, Pihak Kementerian Luar Negeri sebagai pihak pertama menyerahkan 19 WNI nelayan asal Aceh kepada pihak kedua yaitu Pemerintah Aceh, yang diwakili oleh Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh di Jakarta, dengan disaksikan oleh pejabat dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. 

Setelah proses serah terima antara 2 ( Dua) pihak, untuk selanjutnya tanggung jawab keamanan dan kenyamanan nelayan berada pada Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA).  Kepala Badan Penghubung Aceh Almuniza Kamal, S. STP, MSI, yang diwakili oleh Kasubbid. Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat, Cut Putri Alyanur, dalam kata sambutannya di acara serah terima nelayan, bertempat di pelataran terminal 3 bandara international Soekarno Hatta, Banten, menyampaikan rasa suka cita dan puji syukur kepada Allah SWT, karena telah meridhai pulangnya nelayan Aceh ke tanah air ini tanpa kendala dan hambatan berat yang menyulitkan. Serta mengucapkan terimakasih dan rasa bangga kepada Pemerintah RI, Kementerian Luar Negeri serta Kementerian Kelautan dan Perikanan yang sangat responsif terhadap nasib dan keselamatan para nelayan tradisional asal Aceh, hingga sampai kembali ke tanah air Indonesia tercinta. 

Sesuai dengan koordinasi yang di lakukan oleh BPPA kepada Dinas Sosial Propinsi Aceh di Banda Aceh, nelayan semua di terbangkan menuju Banda Aceh hari Ahad pukul 04.00 WIB (13/12/2020) 

19 nelayan yang dipulangkan ke Aceh itu, memiliki data usia tertua 57 tahun, dan termuda berusia 23 tahun, serta berasal dari beberapa Kota/Kabupaten di Propinsi Aceh, diantaranya dari Banda Aceh 1 orang , Pidie 6 orang, Pidie jaya 3 orang, Gayo lues 1 orang, Aceh Jaya 1 orang, Aceh Tamiang 1 orang, Aceh Utara 1 orang dan Kota Bireun 5 orang.

Selamat jalan kawan, temuilah keluarga yang telah setahun lamanya menanti untuk berjumpa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...