Langsung ke konten utama

Tangis Bahagia Hadisah Kala Menerima Bantuan Satu Unit Sepeda




Hari ini, Kamis 25 Februari 2021, Edya Hanum, guru bahasa Inggris di SMA Negeri 2 Abdya yang berada di kecamatan Manggeng, Aceh Barat Daya mengirimkan beberapa foto yang sangat humanis. Ia juga menempelkan atawa posting di laman facebooknya beberapa foto tersebut. Banyak yang memberikan like, reacted dan berkomentar sembari menyampaikan rasa syukur, Alhamdulilah. penulis pun ikut terharu kala menyaksikan satu persatu foto yang dikirimkan dan juga yang diposting di laman facebook Edya Hanum itu.


Ya, sebuah pesan singkat yang memberitahukan pada penulis bahwa Edya Hanum sudah menyerahkan bantuan satu sepeda kepada Hadisah, seorang anak yatim dengan latarbelakang kehidupan yang miskin. Selama ini, Hadisah tidak punya sepeda untuk ke sekolah yang jaraknya lebih dari 3 kilometer, sehingga ia harus menempuh jalan ke sekolah berjalan kaki yang melewati jalan yang panas terik, sepulang dari sekolah. Berikut adalah apa yang dituturkan Edya Hanum dalam postingannya di facebook hari Kamis,25 Februari 2021.





TERSENYUM dan MENANGIS. Terimakasih Pak Tabrani Yunis Dua dan para donatur program seribu sepeda untuk anak yatim piatu, miskin dan disabilitas Aceh. Hadisah, anak yatim dari Desa Pante Raja, kec.Manggeng, Abdya. Bersekolah di kelas 7 SMP 3 Manggeng. Setiap hari berjalan kaki beberapa kilo metwr dari rumahnya. Hari ini dia tersenyum dan menangis mendapat sepeda untuk ke sekolah. Di umur 13 tahun ini dia belum bisa bersepeda. Dia tidak pernah punya sepeda dan tidak berani sekadar meminjam sepeda temannya untuk belajar bersepeda. Anak yatim ini dulunya tinggal di gubuk reot (di foto) dan alhamdulillah sekarang sudah ada rumah bantuan(foto). Selamat belajar sepeda Hadisah, semoga kamu bisa ke sekolah bersepeda setiap hari. Rajin sholat, mengaji dan belajar setiap hari. Ayo tersenyum😊


Hati siapa yang tak terenyuh kala membaca pesan begitu? Apalagi bukti foto Hadisah yang begitu terharu menerima bantuan sepeda tersebut. Foto itu seakan berbicara, tentang rasa haru Hadisah yang selama ini belum pernah bersepeda, apalagi memilikinya. Lihatlah raut wajahnya kala menerima bantuan sepeda itu. Ia tampak sangat bersyukur kepada Allah.


Alhamdulilah. Kita pun ikut merasakan apa yang tengah dirasakan Hadisah hari ini. Ia tiba-tiba mendapatkan rezeki yang sudah lama didambakannya. Betapa tidak, hati kita pun ikut haru karena ia bisa terseyum dan malah menangis haru menerima bantuan sepeda itu.


Sekitar beberapa hari sebelum menerima sepeda, Edya Hanum mengirimkan pesan singkat kepada penulis, sebagai penggagas dan pengelola program 1000 sepeda dan kursi roda untuk membantu anak-anak yatim, piatu, miskin dan disabilitas di Aceh agar bisa mengakses sekolah, karena tidak ada angkutan umum dan tidak ada kenderaan di rumah. Edya Hanum bertanya, apakah masih ada program 1000 sepeda dan kursi roda?


Jawabannya masih. Allhamdulilah hingga kini masih berjalan. Hanya saja stock sepeda yang saat ini sangat terbatas. Untuk saat ini hanya ada satu stock sepeda. Penulis sudah dan sedang memesan 3 unit sepeda lagi, namun sedang tidak tersedia di toko langganan, Toko Serikat yang oelama ini membantu menyediakan pesanan sepeda untuk program ini yang sudah dimulai sejak tahun 2010 lalu. Saat ini sepeda yang ada harganya di atas 2.5 juta rupiah. Sementara yang dipesan dengan harga 2.2 juta.


Mendengar respon tersebut, Edya Hanum yang membantu mengirimkan data anak, data ril tentang keadaan anak tersebut mengajukan permohonan untuk 3 orang anak. Namun, karena yang tersedia saat ini hanya satu unit, maka prioritas pertama adalah Hadisah yang kini masih belajar di kelas 7 SMP Negeri 3 Manggeng itu. Sementara dua lagi masih menunggu giliran atau datangnya pesanan 3 sepeda baru lago.





Pada hari Selasa 23 Februari 2021, penulis mengirimkan sepeda untuk Hadisah beserta alat-alat tulis lewat angkutan L300 yang kemudian diterima oleh Edya Hanum pada esok harinya dan hari ini dengan suka rela Edya Hanum membantu menyerahkan kepada Hadisah dan membuat Hadisah sangat bahagia hingga meneteskan air mata bahagia.


Selayaknya, kita bersyukur kepada Allah dan ucapan terima kasih kepada para dermawan yang telah ikut mendukung program ini. Semoga para donatur dilimpahkan rezeki oleh Allah hingga terus membantu anak-anak yatim,piatu, miskin dan disabilitas di Aceh agar mereka bisa bersekolah dan mengubah nais




-- 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...