Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Silaturrahmi artinya adalah tali persahabatan (persaudaraan). Dari pengertian tersebt dapat kita pahami bahwa menjalin silaturrahmi adalah amal perbuatan dari seorang muslim untuk menyambung tali persaudaraan. Silaturahmi dapat kita lakukan kapan saja, termasuk di dalam bulan suci ramadan.
Menjalin tali persaudaraan hendaknya dilalui dengan penuh kebahagian, tanpa ada kecurigaan ataupun permusuhan. Semakin sering kita menjalin silaturrahmi maka semakin erat hubungan sebuah persaudaraan.
Lawan dari kata silaturrahmi adalah memutuskan persaudaraan. Silaturrahmi ini memberi kiasan tentang berbuat baik kepada kaum kerabat. Secara umum, kekerabatan terdiri dari 2 jalur yaitu: pertama, kekerabatan karena hubungan nasab ( pertalian darah atau keturunan) seperti anak dengan orangtuanya, kakak dengan adik, dan lain sebagainya. kedua, kekerabatan karena hubungan pernikahan. Walau demikian kedua jalur kekerabatan ini harus tetap terjalin dengan baik.
Jalinan persaudaraan ini harus dibangun secara dinamis dan saling mengasihi. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan bersilaturrahmi. Pada tulisan singkat ini penulis akan memberikan 3 cara menjalin silaturrahmi seorang muslim dengan muslim lainnya:
1. Saling Mengunjungi
Perasaan bahagia dan senang tentu akan dirasakan bagi seseorang yang dikunjungi oleh orang lain. Kunjungan ini akan menjadi istimewa, jika yang datang tersebut adalah orang yang sangat dicintai atau dirindukannya. Contohnya orang tua yang sangat mengharapkan kehadiran putra putri kesayangannya untuk mengunjunginya.
Bagi pembaca yang sudah menikah, berkeluarga, berpisah dari orang tua, bekerja di tanah rantau, pulang ke kampung halaman, ke kota kelahiran untuk mengunjungi orang tua adalah tuntutan batin untuk melepas rindu. Kerinduan orang tua tidak akan terobati hanya dengan memberikan materi seperti uang atau fasilitas lain, tetapi akan menjadi sempurna jika anak tersebut hadir langsung berkunjung melihat kondisi dan walau hanya dengan obrolan atau canda tawa dengan orang tua. Tentu saja dengan tidak menyinggung perasaan atau berkata kasar sebagaimana firman Allah
فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. (QS. Al-Israa’ : 23)
Seyogyanyalah seorang anak yang telah berkeluarga datang ke rumah orang tuanya dengan mengikut sertakan istri dan anak-anaknya untuk berbuka bersama. Sambil membawa makanan yang disukai oleh orang tuanya. Penulis yakin, jika kita mau mengunjungi dan berbuat baik kepada orang tua kita seperti ketika waktu berbuka puasa bersama, maka hal ini juga akan menjadi contoh teladan yang baik bagi anak kita. Karena kelak mereka akan berbuat baik kepada orang tuanya sebagaimana yang mereka saksikan terhadap prilaku kita kepada orang tua kita.
Selain orang tua, seorang adik juga harus bersilaturrahmi dengan kakaknya atau abangnya sebagai wujud persaudaraan di antara mereka. Dengan kunjungan ini akan diketahui berbagai permasalahan kehidupan yang mungkin akan terasa ringan jika diantara mereka saling membantu dan saling peduli karena Allah.
Berkunjung juga bisa kepada jiran tetangga, yang berdekatan rumah karena merekalah yang menjadi teman yang paling dekat setelah saudara kita yang lain. Rasulullah bersabda: Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Muhammad Shalllalalhu alaihi was sallam, beliau bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah (sempurna) iman seorang hamba sampai dia menyukai bagi tetangganya kebaikan yang dia suka untuk dirinya.” (Muttafaqun ‘alaih, diriwayatkan oleh Imām Bukhāri dan Imām Muslim). Berkunjung juga dibolehkan ke rumah teman dan sahabat lainnnya. Walau demikian, adab berkunjung dan bertamu juga tetap diperhatikan agar terhindar dari fitnah dan dosa.
2. Saling Berbagi
Banyak pahala yang diperoleh bagi orang yang senantiasa berinfaq dan bersedekah di dalam bulan ramadhan. Bantuan yang diberikan sesuai dengan kesanggupan masing-masing. Pemberian ini sebaiknya kepada saudara kerabat yang membutuhkan karena dengan bantuan ini merupakan wujud dari substansi dari silaturrahmi. Saling menjalin persaudaraan dengan saling peduli kekurangan saudaranya. Bantuan bisa berbentuk makanan pokok, pakaian ataupun materi yang lain tergantung kebutuhan yang diperlukan. Kepedulian dari saudara dekat akan melahirkan semangat dari mereka yang dilanda kesusahan karena mareka tidak merasa sendiri, melainkan memiliki keluarga yang mau peduli atas penderitaanya
Allah berfirman
وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (QS. Al-Israa': 26)
Menurut tafsir dari kementerian agama RI. Bahwa maksud dari berikanlah haknya kepada keluarga-keluarga yang dekat adalah ditujukan kepada keluarga dari pihak ibu maupun dari pihak bapak, berupa bantuan, kebajikan, dan silaturahim. Demikian juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, berikanlah zakat yang diwajibkan atas kamu, sedekah yang dianjurkan atau bantuan lainnya yang diperlukan, dan janganlah kamu menghamburhamburkan hartamu secara boros. Dengan demikian menjalin silaturrahmi tidak bisa dipisahkan dengan saling membantu atau saling berbagi terutama kepada keluarga dekat, fakir miskin dan orang musafir yang membutuhkan bantuan hidup. Sehingga bantuan ini dapat memberikan harapan dan semangat bagi mereka untuk menjalani hidup dalam sebuah jalinan persaudaraan yang sejati. Pada bulan ramadhan ini alangkah baiknya kita memberikan makanan berbuka puasa selama bulan ramadhan karena ini merupakan amalan yang sangat besar pahalanya. Pemberian ini tidak hanya kepada orang miskin saja. Melainkan dibolehkan juga kepada seluruh muslim yang berpuasa.
Dalam pendangan Islam, sesama muslim dibolehkan untuk saling memberi hadiah baik kaya ataupun miskin. Agar terjalin hubungan yang baik dalam ikatan ukhuwah islamiyah atau persaudaraan sesama muslim.
3. Saling Mendoakan
Do’a adalah ibadah, itu yang dikatakan Rasulullah SAW. Dan ibadah adalah proses penghambaan seorang untuk terus menerus melaksanakan penyembahan pada Sang Penciptanya. Oleh karena itu, do’a adalah sebuah penyembahan hamba pada Sang Penciptanya seraya memohon bantuanNya.
Do’a adalah sebuah jalan komunikatif yang berfungsi mendekatkan seorang hamba dengan Kekasihnya Allah SWT. Do’a merupakan sebuah ruang privasi seorang hamba untuk mencurhatkan segala persoalan hidupnya kepada (As Samii’) Sang Maha Mendengar.
Selain mendoakan dirinya sendiri, seorang muslim hendaknya juga mendoakan kebaikan kepada saudaranya atau muslim yang lainnya. Hal ini tentu akan membawa pengaruh positif pada perasaan akan persaudaraan sesama muslim. Seperti doa yang sering kita ucapkan
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
"Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang," (QS. Al-Hasyr:10)
Dalam ayat dapat kita ketahui bahwa seseorang yang akan berdoa terlebih dahulu memulai doanya untuk diri sendiri, kemudian untuk orang lain. Ayat itu juga menjelaskan bahwa kaum Muslimin satu dengan yang lain mempunyai hubungan persaudaraan, seperti hubungan saudara seibu-sebapak. Mereka saling mendoakan agar diampuni Allah segala dosa-dosanya, baik yang sekarang, maupun yang terdahulu.
Ketiga cara tersebut diatas hendaknya dapat direalisasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan semoga kita berharap tidak ada lagi permusuhan atau pertikaian antara sesama muslim karena kita sesama muslim adalah bersaudara. Oleh karena itu mari jaga persaudaraan kita dengan cara menjalin silaturrahmi dalam bingkai ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama muslim) dengan saling mengunjungi, saling berbagi dan saling mendoakan. Insya Allah.
* Penulis adalah Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Manggeng Aceh Barat Daya
Komentar
Posting Komentar