(Khayalis: Syam S)
Ada harapan yang asyik diam-diam muncul
Ketika kurengkuh dayung bidukku hari ini
Melepas beban berat menindih
Ombak yang tersibak tak lagi merenggut
Bidukku laju mengharungi laut berpindah jejak
Aku harap bidukku tiba di tepian pantai
Labuhan hati nyiur melambai cemara berderai
Bertatahkan pasir yang kemarin kering
Membayang lagi tsunami menerjang berang
Lajulah bidukku laju
Jauh nun diseberang sana
Padang alang-alang menunggu sawit kebun palawija
Pohon-pohon besar di hulu dan di hilir
Daunnya gugur dalam pergantian musim, hijau dan menawan
Lupa lelah merengkuh dayung dan lelap sesaat
Lalu dibuai mimpi indah sekejap
Tiba-tiba bidukku terguncang
Laut menggelora disingkap layar merah darah
Jerit burung laut membangunkan mimpi sebelum malam
Gemuruh dada dan detak hati di putih jantung
Ada kaki-kaki yang berpindah jejak, mengangkangi janji
Ketika senasib mengayuh biduk di laut lepas
Ditunggangi nafsu hedonis
Mengupas dan menguras laut mengering
Aduhai, bidukku tak lagi melaju
Terbayang lagi kancah yang dulu berang
Terbayang lagi ciap anak ayam kehilangan induk
Terbayang dentuman peluru hingar bingar
Terbayang api ruang tak berbatas ini
Karena di tengah kancah ada yang bernyanyi ria
Independensi dan demokrasi
Padahal bensin paling peka dalam genggamnya
Kurengkuh lagi dayung bidukku hari ini
Selagi beban berat tetap menindih
Laut yang menggelora memutar buritan
Bidukku terguncang
Sebelum bidukku tersesat di laut kembara
Aku bertanya untuk penghabisan tanya padamu
Di mana kau berdiri dan menunai janji ?
Lihatlah tanah ini tempat kita berdiri
Aceh loun sayang (tanah Aceh yang kusayang)
Bersemi konflik dan konflik lagi
Dari regulasi bakal berbuah petaka negeri
Aku telah bulat tekat
Tak kubiarkan cinta sirna kehabisan darah
Demi nama Tuhan, berkatalah sebenar kata
Jangan biarkan lumpur hitam mengalir, laut merah membara
Di laut ada nelayan
Di sawah petani berladang
Guru berdiri didepan kelas
Anak mungil di depan rumah
Jangan biarkan mereka berduka
Jangan biarkan mereka sengsara
Jangan biarkan ayahnya tiada
Jangan berikan mereka nestapa
(Dahlia 11, Bna 24 Nov 2011. Dedikasiku buat nanggroe Aceh)
Komentar
Posting Komentar