Langsung ke konten utama

Aceh Wakaf Corporation - ACT Aceh Letakkan Batu Pertama Bangun Lumbung Air Wakaf

 


Aceh Besar –Potretonline.com, 31/07/21.  Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh – Aceh Wakaf Corporation (AWC) melakukan peletakan batu pertama pembangunan Lumbung Air Wakaf (LAW) di Aceh pada Jumat (30/7/2021). Ini merupakan langkah awal Aceh Wakaf Corporation semenjak diresmikan beberapa waktu yang lalu dengan menghadirkan Lumbung Air Wakaf yang akan dibangun di Gampong Paya Keureuleh, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar.

Lumbung Air Wakaf adalah Program Wakaf yang dikelola oleh tim Global Wakaf-ACT untuk memproduksi air minum dalam kemasan (air minum wakaf) dan dibagikan kepada penerima manfaat secara gratis. Pendistribusian ini mengarah kepada pesantren, masjid, majelis, wilayah yang terkena bencana, dan lain-lain.

Program ini mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat sekitar. Dalam seremoni ini turut hadir Presiden Direktur Global Wakaf Corporation Gunawan, Presiden Direktur Aceh Wakaf Corporation Husaini Ismail, Kepala Cabang ACT Aceh Zulfurqan dan juga Tgk. Nurdin selaku pewakif, Ketua Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Aceh Besar Nurul Hadi dan juga masyarakat setempat.

“Ini adalah Lumbung Air Wakaf pertama di Aceh, dimana pembangunan ini dibiayai oleh wakaf, dan akan dikembalikan kepada masyarakat Aceh dalam bentuk air wakaf gratis. Saat ini yang di Aceh masih maklon dengan perusahaan lain, maka itu kami membangun lumbung air wakaf ini agar kebermanfaatannya jauh lebih besar. Tidak hanya untuk masyarakat di sekitar saja, namun masyarakat luas,” sebut Gunawan, Presiden Direktur Global Wakaf Corporation.

Tidak hanya air minum ini saja yang diinisiasi, karena sudah ada Aceh Wakaf Corporation yang akan mengelola aset-aset wakaf produktif. Seperti halnya di bidang pangan, perkebunan, air minum, beras, dan juga perikanan. Dimana tahun ini yang menjadi prioritas adalah pangan, pabrik air minum.

Harapannya di masa mendatang ini akan menjadi sumber kemakmuran bagi masyarakat Aceh. Karena histori Aceh itu sangat dermawan, dimana Aceh dahulu menjadi penyumbang pesawat pertama untuk Indonesia. Maka itu alasan kami menjadikan Aceh menjadi portofolio, menjadikan Aceh menjadi titik kemakmuran pertama untuk Indonesia dan umat Islam pada umumnya. Mudah-mudahan Allah ridai.

Mahdi Muhammad selaku komisaris dari Aceh Wakaf Corporation menyebutkan bahwa ini merupakan salah satu langkah awal dari pemberdayaan wakaf produktif yang dikelola oleh Aceh Wakaf Corporation. Selanjutnya pengembangannya adalah menjadikan Aceh mempunyai Kawasan Wakaf Terpadu (KWT), dimana dari wakaf pusat perekonomian dan peradaban dapat terbentuk.

Karena ini adalah yang pertama di Aceh, bahkan Sumatera. Lokasi seluas 2000 meter2 ini dekat dengan mata air yang begitu deras, dalam perdetiknya dapat mengalirkan kurang lebih 20 liter debit air. Sangat cocok jika dibangun lumbung air wakaf yang dapat memberikan banyak manfaat kepada masyarakat Aceh,” tambahnya. 

Acara ditutup dengan dilakukannya peletakan batu pertama dan direkatkan dengan semen yang telah diolah sebelumnya secara bergantian sebagai simbolis bahwa pembangunan awal Lumbung Air Wakaf di Aceh telah dimulai.[]


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...