Langsung ke konten utama

HANYUTLAH KAU SANG PENGKHAYAL

 

        Khayalis: Syam S


Sinar mentari mengais pagi 

Bersama mendung menipis angin semilir lembut

Menyentuh relung dan tetes bening menyejuk hati saat ini di kotaku 

Membuat aku berkhayal untuk menelaahnya

Karena sinarnya bukan hanya seberkas

Ribuan gemerlapan berhamburan mendarat di bumi sempurna


Ingin aku terus mengkhayal sebagai khayalis 

Menulis mentari yang terlukis dengan rintik gerimis cahayanya ibarat dentingan gelas-gelas kaca

Di jalanan diselimuti kabut asa

Hingga khayalku mandeg dan mata penaku aus digerus sang waktu

Gagang penaku patah

Menancap dalam gelas-gelas tinta mengering dan kuisi kembali dengan tetesan cahaya


Saat itu bila terjadi

Khayalku tak sanggup lagi membumbung tinggi seperti cahaya yang mengangkasa di atas mega-mega cinta

Menembus dinding ambisi 

Penaku tak sanggup lagi menatap kertas-kertas kusam dan buram

Kala jemari tak lagi menari menemani pena

Ketika itu aku akan turun bersama cahaya karena inginku

Bukan karena lelah

Tidak karena bosan 

Tapi saatnya aku ditakdirkan seperti kertas tidak selalu di atas


Biar saja saat itu terjadi

Khayalku akan aku lepas bebas ke jagat raya

Aku ingin bebas dari fatamorgana khayal

Dan catatan-catatan yang tersisa akan kusimpan dalam mangkuk dan penyenduk untuk kureguk sebagai penyejuk 

Buat aku saja

Bukan buat siapa-siapa dan bukan buat masa depan


Setelah itu aku akan berkata dan terus berkata seperti suara mentari yang menebar cahaya

Sambil berkaca pada fakta yang tak kutulis sempat

Aku ucap dengan kata dalam cinta penuh rasa di tengah rinai gerimis dan derai gerai mentari pagi

Melakukan apa yang dibisikkan oleh kata hati

Kala hati terisi perasaan tiada tara


Aku tidak akan pernah leka dengan dusta mulut berbusa

Untuk sebuah kejujuran yang datang menjumpai siapa saja seperti pagi yang datang setiap hari pada hati tak pilih kasih

Tidak pilih sempat untuk siapa-siapa

Sembari berharap tak ada luka yang datang mengajak berkawan.

Lalu ku eja pelan-pelan lafat niat berkhayal:

“Hanyutlah kau sang pengkhayal bersama derai cahaya di gerai pagi bersama gema riuhnya bualan maya pagi ini".


(Dahlia 11, Bna, 26 Sept 2021)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...