Langsung ke konten utama

Serumpun Puisi Mohd. Adib. Ab, Rahman




TIBA-TIBA SAJA KAU MENAIKI KERETA PERGI KE WILAYAH LENYAP

 

Tiba-tiba saja kau menaiki kereta pergi ke wilayah lenyap

pelita terpadam di gubuk buruk di belasah angin lalu timbul gelap

bagai nasib malang orang-orang tertindas hanya kerana kemiskinan

itu bangsaku sendiri, kerana malaskah atau takdir yang salah?

betapa pedih batin ditusuk belati

seperti kisah mangsa covid19 satu demi satu tumbang

tidak ada yang mampu menghiburkan

kecuali hati yang sabar, doa berterusan dan pasrah

 

Kau tak pernah nyalakan lampu isyarat di persimpangan

bagiku peristiwa berlaku terlalu pantas, tak terduga

ketika belum sepenuhnya aku terjemah dan membaca kau

 

Aku bersama sepi pada pusara pahlawan tak dikenang

walau semalam berjuang tegakkan keadilan di negeri ini

kini aku taman tanpa bunga

kau daun yang tinggalkan dahan

moga esok menghulurkan tangan

ketiadaanmu berganti

hidupku meriah dengan langgam-langgam bulan

 

Karya,

MOHD ADID AB RAHMAN

Jasin, Melaka

24 Disember, 2021

 


 

 

 

BEKAS AMUKAN BANJIR

 

Tinggal kini bekas amukan banjir semisal kereta mewah atau tidak

rumah besar atau kecil semuanya ranap sama sekali

para penduduk seorang insan yang baru sampai di dunia

tidak memiliki apa-apa, kosong dan fakir. Amat menyayat hati

apalah erti kesombongan pada harta dan takhta

 

Tanyamu, apakah ini akibat kebobrokan tangan manusia

bertindak manyalahi akhlak, peraturan dan hukum Tuhan?

mungkin musibah didatangkan untuk mengetuk pintu keinsafan

segera kembali memaknai surat-surat wahyu

yang sekian lama terlepas

 

Hujan sudah luruh seperti daun kering disapu angin

matahari bersinar beri kehangatan pada sisa-sisa banjir

seperti memujuk jiwa-jiwa yang luka

memahami setiap musibah yang menimpa

sebagai ujian untuk mengukur iman sekukuh apa?

 

Nukilan,

MOHD ADID AB RAHMAN

Melaka, Malaysia

23 Disember, 2021



Mohd. Adid Ab. Rahman. Sekarang bermukim di Melaka dan Mengajar di SMK Iskandar Shah, Jasin.. Pernah menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri Banda Aceh dalam jurusan Dakwah dan Universiti Teknologi Malaysia, Skudai Johor.  Menulis sejak 1990an hingga sekarang, terutama puisi.  Sudah memiliki puluhan antologi bersama di antaranya Antologi C.Antagonis (ASWARA 2020), Munajat untuk Palestin (PPJ 2021) Antologi ‘Belati Cinta Zulaikha’ (2003) ‘Kebentangkan Sehelai Peta’ (2014) menjadi teks KOMSAS SPM, Sejernih Embun (KS 2021) VIRUS (GAPADU 2021)   Karya tersiar di pelbagai media antara lain Majalah Dewan Sastera, Mingguan Malaysia. Berita Harian, Utusan Borneo, Harian Ekspres.  Majalah online seperti Lamanriau.com ,  Potret Online com, sksp-literary.com, Sabah360 online. Sekarang menjadi ahli Ikatan Persurat Melayu Melaka (IPM)

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...