Langsung ke konten utama

Beternak Ayam

 


Bagian 15.

 

 Oleh Anton Sucipto, SP

 

Pada Minggu depannya, ketika waktu perlombaan akan mulai beberapa jam lagi, Kakek Kutokuto tampaknya sudah berada di depan halaman rumah. Kakek itu membawa kandang yang ukurannya kecil. Pada kandang kecil itu terdapat ayam Kate itu. Bimo dan Bobi juga tampaknya sudah datang ke tempat itu. 

 

"Ayo kita ke kota, untuk mengikuti lomba itu," ucap kakek Kutokuto.

 

Mereka lalu naik angkutan umum, yang sering lewat di jalanan desa itu. Jaraknya ke kota, bisa sampai 20 menit saja. 

 

Setelah tiba di tempat itu, mereka segera berjalan ke tempat pendaftaran lomba. Tetapi Kakek Kutokuto tampaknya berhenti sebentar, karena bertemu dengan pengemis yang misterius. Pengemis itu sudah tua, bajunya pun kotor dan kumal. 

 

"Kenapa kamu mengemis di tempat lomba ini?" tanya kakek Kutokuto heran.

 

"Aku ingin ikut lomba seperti kalian. Tetapi aku tak punya ayam Kate itu," sahut pengemis misterius itu.

 

"Jangan kecewa, ya. Yang penting kita harus yakin dan berusaha, tentunya akan memberikan sebuah arti. Ini saya ada sedikit uang untuk makan, apakah kamu sudah makan?"  kakek Kutokuto memberikan uang, kepada pengemis misterius itu.

 

"Terimakasih, ya. Sebenarnya aku juga mempunyai ayam, tetapi ayam ketawa namanya, tetapi ayam itu sudah menghilang, entah kemana, aku pun tak tahu," sahut pengemis misterius itu sambil menerima uang, dari kakek Kutokuto itu.

 

Pengemis itu bercerita tentang Ayam ketawa, yang dipelihara sejak kecil. Suara dari ayam itu sangat indah dan merdu. Ayam ketawa itu

Pernah menang perlombaan kontes suara ayam, pada beberapa tahun yang lalu. Pengemis itu juga bercerita, jika dia sering berjalan-jalan ke hutan, yang terletak dekat rumahnya. Tetapi entah kenapa sebabnya, dia tak tahu, ternyata ayam itu tiba-tiba menghilang. Dia pun merasa bingung sendiri. Dia lalu bercerita jika ayam ketawa itu mungkin saja sudah menuju ke dimensi lainnya. 

 

"Ada beberapa orang yang sering bertemu denganku, dan mereka mau membeli ayam ketawa itu. Tentunya dengan harga yang mahal juga, tapi

Aku tak mau menjual ayam itu. Hampir saja ayam ketawa itu dicuri oleh orang asing atau orang yang misterius. Aku juga pernah bertarung dengan sengit untuk melawan pencuri asing itu," ucap kakek yang misterius itu, yang memakai topi warna cokelat.

(Bersambung).

 

 

 

Penulis :

Anton Sucipto, SP

Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto.

Subscribe dan like, https://youtube.com/@vale.antonsuciptosp?sub_confirmation=1

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Guru- Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 11 Banda Aceh

Dalam Rangka Memperingati Hari Guru   Canda Tawa Oleh  Dahrina,M,S.Sg.MA   Panggilan suara hati Menerjang segala penjuru Betabur butiran  resah dalam pandemi  Kemana muaranya dunia pendidikan   Tersungkur kaku aku dalam lamunan Terkontaminasi jiwa dalam keraguan Pikirku mulai menerawang Akan kah pandemik ini bisa kulawan   Aku memang tidak punya kuasa Tapi Allah Maha di atas segalanya Aku lemah dalam berlogika Tapi Allah Nyata adanya   Kini.... Derap langkah siswaku kembali terdengar Guruku kembali mengajar Canda tawa siswaku berbalut persahabatan Ada guru yang membimbing dengan balutan karakter budiman   Guru mari kita bersama ciptakan suasana baru  Wujudkan merdeka belajar  Negeri ini menantimu dalam karya yang terus dikenang   Baying-Bayang Pandemi Komite MIN 11 Banda Aceh    Hari ini terasa berbeda dengan tahun-tahun yang lalu Hari ini kita rayakan hari guru dengan sangat sederhana Tapi janganlah terperanjat dengan kesederhanaanya Syukurilah apa yang sudah di takdirkan Allah    Har

Tingkatkan Budaya Baca, Dispersa Kota Banda Aceh Bina Pustaka Sekolah dan Gampong

Banda Aceh - Pemerintah Kota Banda Aceh melalui program pengembangan minat dan budaya baca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh berupaya untuk terus meningkatkan minat baca masyarakat di Kota Banda Aceh. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh Alimsyah, S. Pd, MS melalui Sekretaris Dinas Amir mengatakan bahwa beberapa strategi dan upaya yang dilakukan yakni memberikan pembinaan kepada pustaka sekolah-sekolah dan gampong-gampong. "Yang dibina bukan hanya pustaka sekolah, dan pustaka gampong. Kita juga bina pustaka rumah sakit, pustaka di masjid-masjid dan di tempat-tempat publik, seperti pojok baca di Mall Pelayanan Publik (MPP) Kota Banda Aceh," jelasnya saat ditemui pasa Selasa, (17/6/2020) Selain itu jelasnya, pihaknya juga memberikan kemudahan dalam bentuk pelayanan pustaka keliling ke gampong-gampong atau sekolah-sekolah. "Untuk mendatangkan pustaka keliling ke sekolah atau gampong bisa masukkan surat ke dinas kita. Akan kita layani jika t

Peringati Hari Ibu, Kantor PPKB Banda Aceh Gelar Seminar Parenting

    Banda Aceh - Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-88 2016, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Banda Aceh menggelar seminar parenting bertajuk “Menjadi Ibu Profesional”.    Menghadirkan ahli parenting nasional Septi Peni Wulandani yang juga pimpinan Institut Ibu Profesional (IIP) Jakarta sebagai pembicara utama, acara ini diikuti oleh ratusan kaum perempuan dari berbagai kalangan di Aula Lantai IV, Gedung A, Balai Kota Banda Aceh, Selasa (29/11/2016). Di antara tamu undangan terlihat hadir Ketua DPRK Banda Aceh Arif Fadillah, Ketua DWP Banda Aceh Buraida Bahagia, para pejabat di lingkungan Pemko Banda Aceh, Ketua Balee Inong se-Banda Aceh, dan sejumlah tokoh perempuan lainnya. Kepala Kantor PPKB Banda Aceh Badrunnisa menyebutkan peringatan Hari Ibu ke-88 2016 mengusung tema “Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki untuk Mewujudkan Indonesia Bebas dari Kesenjangan Ekonomi, Kekerasan, dan Perdagangan Orang.” Pihaknya, sebut Badrunnisa, terus ber