Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Mengapa Harus Membenci?

By Lina Zulaini Kau, Bolehkah ku menyimpan sedikit amarah untuk mu? Tersemat luka dalam kisah asmara ini Mencekik masa depan yang hampir rampung Kau, Bolehkah ku menyimpan kesumat merah itu? Tercabik jiwa mengenang album birumu Duri itu tak mau lekang dari sanubari ini Kau, Bolehkah ku melepas gundah yang lama terbenam? Menyimpan kesah yang membuncah Memeluk risau yang meringkuk jenuh Kau, pengkhianat itu Akan kubiarkan membusuk di curam kelam Mengapung belatung di lembah kesakitan Menghunus pedang keperihan yang kau berikan Merobek pelipur sisa kemarin Sepuh luka yang pernah kau hadirkan Membuatku lebih waspada Melahirkan sosok baru dalam sukma ini Kau, Masihkan ada sisa maaf untukmu?

Mengapa Harus Dia?

By Lina Zulaini Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh “Kamu yakin mau berpenampilan kayak gini Za?” tanya Diandra yang kesekian kalinya. “Ya Tuhan Yan, ya yakin lah, bahkan 100% yakin. Ini dari hati lho Yan” jawabku mantap. “Cuma karena Bang Herri?” Diandra mulai membuatku kesal. “Za, kalau memang mau berubah itu karena Allah, bukan karena manusia” tambahnya lagi. Aduh Diandra kamu tahu berapa lama aku menunggunya? Batinku. “Yan, kamu tahu kan aku suka pada dia itu sudah dari kita SMP, SMP Yan, SMP. Coba deh kamu bayangkan” aku melihatnya mulai angguk-angguk. Kuharap dia mulai mengerti. “Iya Za aku tau, tapi kalau emang mau berhijrah itu karena Allah, bukan karena Bang Herri” Ah mulai lagi deh. Diandra, sahabatku dari kecil. Dia bukan sekedar sahabat, dia sudah ku anggap keluarga. Mungkin karena ayah kami berteman sejak muda, jadi ya kami ikut menjadi sahabat tak terpisahkan. Yan, itu panggilanku pada seorang Di

Kopi, Bisakah Ia Kembali?

By Zahratul Idami 21 Maret 2018 Pagi itu, ketika aku sedang menikmati kopi pagiku sembari membaca berita online di gadget -ku. Dering handphone terdengar keras, memecah konsentrasi akan gadget -ku. Ahh suamiku menelpon, kenapa dia menghubungiku, sedang ia baru saja berangkat kerja. “Assalamu’alaikum, benarkan ini dengan Ibu Sarah?” tanya suara di seberang sana yang kusadari bukan suara pemilik handphone. “Wa’alaikumsalam, iya saya sendiri, ke...” belum habis pertanyaan yang mau aku ajukan kenapa handphone suamiku berada ditangan orang lain, aku mendengar kabar yang bahkan aku tak mempercayainya hingga saat ini. Innalillahi wa inna ilaihi raajiun , Ya Allah, Kenapa dia begitu cepat pergi meninggalkan aku. Aku menyukai kopi, meskipun aku perempuan. Tak jarang suamiku mebawaku oleh-oleh kopi Gayo ketika ia bekerja di luar kota. Jika dipikir ulang, dia sungguh perhatian terhadapku. Berbanding terbalik dengan sikapku padanya. Bahkan ketika dia sakitpun ak

Terkesimanya Seorang Gadis

Oleh Febry Ardia Regita Fadli Mahasiswi Universitas Islam Negeri ( UIN)   Ar-Raniry Banda Aceh Air mata tak dapat terbendung, ketika aku mengingatnya. Tidak tahu mengapa hati ini terasa sangat sensitif dan lembut, ketika sekilas terlayang tentangnya di benakku. Aku hanyalah seorang gadis yang sangat mengaguminya, begitu mencintainya. Aku tahu sosok itu juga sangat mencintaiku, meski tak pernah tampak begitu jelas di mataku. Aku yakin dia lah cinta abadi yang pernah diciptakan oleh Sang Maha Pencipta. Terkadang ia sering terlupakan olehku, karena aku selalu sibuk dengan urusanku yang hanya secuil daripada urusannya yang bermanfaat untuk semua. Aku mengagumi lelaki berbadan tegap dan bermata sipit itu. Sampai saat ini aku merasa nyaman selalu dalam dekapannya. Meskipun sekarang pelukan itu tak sesering dulu, dan ciuman kening hanya setahun sekali ku rasakan. Tak masalah selama ia masih dapat ku lihat. Seringkali aku menangis dalam hening, ketika menginga

Sepeda Untuk Siti Julaiha dan Fitriani

Oleh Tabrani Yunis POTRET BERIKAN BANTUAN SEPEDA UNTUK SISWA MISKIN DI ACEH TIMUR Keluarga Besar SMAN1 Nurussalam, Kabupaten Aceh Timur menyampaikan rasa terima kasih kepada Tabrani Yunis selaku Ceo Majalah POTRET yang telah memfasilitasi Donatur dengan dua siswa kami dalam hal mendapatkan bantuan dua unit sepeda. Dua unit sepada ini diserahkan POTRET melalui Nanda Saputra, S.Pd Sekretaris Ikatan Guru Indonesia (IGI) wilayah Aceh Timur untuk disalurkan kepada siswa yang berhak merimanya. Dalam prosesi serah terima, Nanda Saputra, S.Pd menyampaikan pesan dari Ceo POTRET Bapak Tabrani Yunis kepada dua siswa penerima bantuan sepeda, agar menjaga dan merawat baik baik sepeda ini agar terus bisa digunakan sebagai moda transportasi ke sekolah. Selama ini kalian ke sekolah jalan kaki dengan jarak tempuh 5 Km lebih. Besar harapan kami kepada penerima bantuan sepeda ini untuk bisa memangkas waktu tempuh ke sekolah, sehingga siswa bisa datang ke sekolah lebih awal dan b

Dunia Terus Berubah, Kita Mau Kemana?

Oleh Tabrani Yunis Akhir-akhir ini, ruang publik bagi masyarakat dunia untuk berekspresi, berkreasi dan berinovasi secara sangat produktif di dunia maya tampaknya semakin banyak dan terbuka luas. Bukan hanya itu, bahkan tidak ada batas waktu. Kita bisa mengisinya dengan berbagai macam isi atau content.   Pokoknya, berbagai macam ruang di dunia maya dibuka tanpa ada batas ruang dan waktu. Dahulu, ketika email belum ada, kita berkirim surat lewat jasa pos atau jasa pengiriman yang memakan waktu cukup lama. Untuk mengirim surat di dalam wilayah satu Negara saja, seperto halnya, di dalam negeri Indonesia, untuk mengirimkan surat ke Jakarta saja, bisa menghabiskan waktu satu minggu. Namun kini dengan electronic mail atau yang sering kita sebut dengan singkatannya email, surat kita bisa sampai ke tujuan hanya dalam satu klik dan bisa langsung diterima antar benua dan sebagainya. Tentu saja, bukan kiriman dalam bentuk fisik, seperti lembaran kertas yang dimasukan dalam a

Esok

By Lina Zulaini 13 Maret 2018 Sahabat, Jika boleh ku menitip masa depan yang belum sempat ku benah dengan sempurna Karena aku terlena dengan corak indah kemarin dan hari ini Karena aku masih belum paham tujuan akhir cerita ini Sahabat, Jika boleh ku menitip rindu yang lama terbenam Menguak kisah penuh kasih Sahabat, Jika kau mampu, percayalah Akan kupercaya dirimu menanggung gundah mereka akan diri ini Namun, jika kau mulai padam Nyalakanlah lentera yang pernah kutitipkan pada mu beberapa masa silam Mungkin jika itu terjadi Raga ini sudah tidak mampu menampungnya Lantas, siapa lagi yang bisa kupercaya Akan kisah kemarin dan hari ini selain dirimu?

DPPPA DAN PKK ACEH LAUNCHING PUSAT PEMBELAJARAN KELUARGA

Banda Aceh – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Aceh dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) provinsi Aceh melaunching Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) pada hari Kamis, 15 Maret 2018.   Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Aceh, Nevi Ariani, mengatakan pembentukan PUSPAGA ini bertujuan untuk memberikan pelayanan satu pintu yang holistik yang berbasis pada pemenuhan hak anak.   Tempat ini juga sebagai pusat pembelajaran untuk meningkatkan kualitas kehidupan menuju keluarga sejahtera yang dilakukan oleh tenaga ahli professional seperti psikolog, konselor dan sarjana profesi bidang psikologi. “Puspaga tidak hanya digunakan untuk pembelajaran keluarga, tapi tempat ini   juga menyediakan fasilitas dan tenaga untuk berkonsultasi bagi anak, bagi orang tua yang ingin belajar seputaran pola asuh anak, atau masalah seputaran hubungan antar suami dan istri,” kata Nevi. Ketua tim penggerak Pemberdayaan Kes

TANGKAP DAN HUKUM BERAT MUCIKARI DAN LAKI-LAKI DALAM POSTITUSI ANAK

Banda Aceh- Publik dikejutkan kembali dengan pemberitaan di salah satu media pada 18/3 tentang praktik prostitusi anak di Aceh Barat yang telah berlangsung hampir satu tahun. Menyikapi respon cepat pihak kepolisian dalam membongkar praktik prostitusi yang melibatkan anak ini, Ketua Dewan Balai Syura Aceh Barat, Maimanah memberikan apresiasi kepada kepolisian yang telah bekerja masksimal dalam menangani kasus ini, lebih lanjut mengharapkan agar dilakukan upaya investigasi serius untuk meringkus mucikari dan para lelaki hidung belang yang menjadi aktor utama kehadiran prostitusi ini. “Mucikari dan lelaki hidung belang harus diberikan hukuman yang seberat-beratnya agar menjadi efek jera dan pembelajaran bagi masyarakat”, tegasnya. Maimanah juga mengingtakan pemerintah Aceh Barat dapat memberikan perhatian khusus untuk perkembangan kasus kekerasan pada anak ini agar tidak terulang kembali, “Kehadiran pemerintah menyikapi persoalan terkait kekerasan tehadap anak menja

LINDUNGI PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DI ACEH

Banda Aceh- Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Aceh merilis data trend Kekerasan terhadap perempuan dan Anak di Aceh tahun 2017 yang meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada diskusi bertajuk desiminasi dan ekspose bersama penanganan trend kekerasan terhadap perempuan dan anak tahun 2017 P2TP2A pada 13/3 di Pendopo Gubernur Aceh.   Pada tahun 2015 ada sekitar 979 kasus tercatat di P2TPA, di tahun selanjutnya jumlahnya meningkat tajam menjadi 1648, kemudian di tahun 2017 angka kasus kekerasan terus meningkat menjadi 1791 kasus. Ketua P2TP2A Aceh, Amrina Habibie, SH menilai masih banyak kasus kekerasan terhadap perempuan yang tidak terlaporkan dikarenakan berbagai faktor, di antaranya tingkat kesadaran dan pemahaman mengenai hak-hak perempuan yang belum dimiliki, masih kuatnya cara pandang dan budaya patriarkhis yang menempatkan perempuan pada posisi merugikan, serta perempuan korban belum sepenuhnya mendapatkan ruang yan