Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

DERAI AIR MATA

Oleh Martha Redyana Baba Saling melemparkan gurauan di besi pembawa berita Hari itu tidak seperti biasanya  Kami tidak menghiraukanmu kala itu Esoknya kami mendengar berita Berita kepergianmu…. Jiwa kami terguncang bahkan seperti di robek Rasa tidak percaya, sedih dan air mata Semua bercampur aduk…. Wahai pemberi motivasi…sekali lagi kami bertanya Benarkah kau yang sedang terbaring itu ? Kami yang menjadi keluargamu kini benar – benar terpukul Sudah tidak ada lagi si pembawa nuansa damai Ditengah – tengah ketegangan Kau hadir dengan versi terbaikmu Kami terpukul, terguncang dengan semuanya itu Semua begitu cepat dan kami tak dapat menahannya Kini kita terpisah begitu jauh Mimpi….ya mimpi hanya mimpi yang mempertemukan Ku harap kau masih dengan guraun khas itu disana Sampai kita bertemu kembali Kini kau tidak merasakan lelahnya berada di dunia sandiwara

Ketika Salah Memilih Masa Depan

Oleh : Riska Muliani Mahasiwa Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN  Ar-Raniry Banda Aceh Dalam menggeluti dunia perkuliahan tentu saja banyak hal yang dipersiapkan, mulai dari memilih jurusan hingga prediksi ke depannya. Nah, bagaimana jika itu semua tidak dipersiapkan dengan matang? Kita perlu membahas hal ini, karena banyak kasus mahasiswa yang tidak memiliki persiapan dan juga prediksi ke masa depan. Bila kita telusuri lebih jauh di kalangan mahasiswa,  banyak mahasiswa dan mahasiswi yang menjalani perkuliahan di setiap universitas yang jika ditanyakan tentang mengapa memilih jurusan ini, pasti 50% bahkan mungkin lebih dari mereka tidak bisa menjawab. Jika pun mereka menjawab, pasti karena itu pilihan ke-2 aatau ke-3 dan bahkan mungkin mereka tidak tahu sama sekali tentang jurusan yang mereka ambil atau pilih.  Hal in mengingatkan penulis ketika pada pertanyaan sang dosen, Tabrani Yunis yang mengasuh mata kuliah entrepreneurship.  Beliau bertanya kepada satu p

Sehimpun Puisi Masinta

KAU PUISIKU Kepada Pemilik hati Setelah kejadian itu jiwaku menjadi puisi. Puisi-puisi telah menyerupai kepala,wajah juga tangan dan kakiku. Entah bagaimana lagi menemukan aku yang dulu, aku yang indah dalam cerita yang sederhana tapi kini semua telah menjadi puisi-puisi; Aku ingin merangkaimu dalam bait-bait indah yang melahirkan tentang rasa. Kau cukup sempurna untuk kulukiskan dalam kisah ini atau aku yang terlalu hina. Aku menemukan bulan pada matamu, aku menemukan bintang dalam senyummu bahkan aku menemukanmu saat matahari terbit. Aku tak ingin lahir lagi dalam khayal dan angan yang sakit. Aku ingin terlahir dalam doa-doa sujudmu. Pekanbaru, 28 Maret 2021   SAJAK HATI Kepada Azramsyah Sajakku hari ini tentangmu Tlah kutemukan kata-kata indah dari nafasmu Tlah kudengar larik indah dari suaramu Aku ingin melukiskan bait-bait puisi untukmu, semua tentangmu.    Dari detak jantungmu kutemukan kehidupan Dari denyut nadimu kurasakan kehangatan Darimu aku menemukan sajakku.   Pekanbaru,29

Memimpin Bangsa, Buku, Visi dan Pendidikan

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok,    Menganggur, meskipun seorang sahabat mengatakan "haram hukumnya" memicuku membayar utang membaca berbagai buku yang "  kujanjikan dalam hati" akan kubaca, jadilah entah berapa puluh ribu halaman sudah kuhabiskan membacanya.    Menggagas dan menemani kawan kawan dalam Gernas Tastaka membuatku tercebur membaca esai pendek, jurnal hingga buku tebal tentang " Learning" bagaimana manusia belajar menurut ahli sains yang memelajari otak. Bagaimana otak menusia belajar matematika, apa dampak cara pembelajaran yang buruk dan lain sebagainya.    Aku pun terpaku dengan begitu banyak data statistik tentang kinerja murid Indonesia dalam membaca, sains dan matematika di jenjang SD/MI. Berpuluh laporan studi yang saling mendukung hasil dalam angka angka itu. Semuanya membuatku dan kawan-kawan semakin yakin ada masalah dalam pembelajaran ketiga "ilmu alat" dasar itu dan haqqul yaqin pilihan menerjuni Gernas Tastaka.   K

CAHAYA MOTIVASI KENANGAN DI PESANTREN

Oleh Putri Meliza Mahasiswi Prodi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry Banda Aceh Alfi adalah seorang santri di Pesantren Al Muslimun Islamic Boarding School yang bertempat di Aceh, berusia 12 tahun. Sahabat yang mempunyai semangat dan ambisi yang luar biasa untuk meraih masa depannya. Di saat usianya 12 tahun pemikiran Alfi sudah luar biasa. Matanya sayu, ditambah warna kulitnya yang putih. Alfi seorang anak yang berasal dari Aceh tulen. Alfi anak pertama dari empat bersaudara. Ia gadis yang hidup sederhana bersama keluarganya. Alfi masuk pesantren karena kemauan diri sendiri, bukan kemauan orangtua. Alfi berusaha agar dirinya bisa diterima di Pesantren itu sebagai santri. Alhamdulillah karena usaha dan keyakinannya Alfi diterima di pesantren yang dia inginkan dengan nilai yang baik.  Pagi yang cerah dengan wajah yang sangat ceria, Alfi memohon do’a dan restu kepada kedua orang tua untuk memulai kehidupannya menjadi santri, untuk mulai melanjutkan pendidikannya. Al

TAK BERTANDA

Oleh: Aisah Nurul Fadila Hari itu, langit juga meratap Seolah memberi pertanda bahwa ia juga terluka  Semuanya terjadi tanpa tanda Simpang siur terjadi  hampir  di pesisir desa Orang berlari ke sana ke mari seperti dalam drama  Aku yang masih balita tertatih bertanya ‘ Apa yang terjadi abah? ’ ‘ Kenapa ombak pasang  sampan  di teras ?’ Tidak ada jawaban Abah terus mengumandangkan Adzan Sesaat kemudian ombak kembali tenang  Menyisakan reruntuhan Namun bumi masih tergoncang ‘Apa yang sebenarnya terjadi abah?’ Aku yang langsung direngkuh menangis tanpa sebab  Seolah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi ‘Kita akan baik - baik saja’ Hanya itu yang abah lontarkan Kalut tubuh masih mendera  Hingga saatnya tiba  Semuanya hancur tak tersisa

MENGINTIP POLA HIDUP KAUM MILENIAL

  Oleh Maya Sari Mahasiswi Prodi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Tarbiyah, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh   Era milenial. Demikianlah orang-orang menyebutnya. Banyak pula orang menyebutnya dengan zaman penuh propaganda ini. Dikatakan demikian karena propagandanya telah meluluh lantahkan nilai-nilai moral di seluruh dunia dan khususnya negara kita Indonesia yang menghantam generasi muda atau sekarang lazim dikenal dengan kaum milenial yang merupakan aset sekaligus masa depan bangsa. Sebagai asset yang peran mereka sangat dibutuhkan dan penting dalam meneruskan perjuangan pendahulunya serta membangun negeri di masa mendatang. Para milenial adalah generasi pemilik era ini. Mereka dituntut  menjadi penerus bangsa yang cemerlang. Sebagai generasi muda yang harus cerdas mengelola pergaulan bangsa di tengah sengitnya persaingan global. Mereka harus lebih pandai dalam memilah-milah dan memilih strategi agar bisa bersaing dengan bangsa lain.   Di era milenial ini, selain harus mampu bersaing denga

Media Sosial dan Perubahan Mental Kita

  Oleh : Revani Adhara  Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh      Media sosial sudah menjadi bagian dari gaya hidup saat ini. Artinya, sudah semakin sulit dipisahkan. Hampir setiap orang, tua muda, bahkan banyak yang masih anak-anak di bawah umur sudah masuk ke dalam kehidupan media social, walau ada aturan yang mengatur bahwa warga atau pengguna media social tersebut harus sudah berumur 17 tahun. Namun, dengan berbagai cara, kini anak-anak sudah aktif di media social. Penggunaan media social seperti facebook,twitter, path, linkedin, Instagram dan lainnya kian melekat di tangan penggunanya. Bahkan sebagian orang merasa harus selalu mengupload atau membuat postingan tentang kesehariannya di media sosial.   Tak dapat dipungkiri bahwa  hidup di era modern seperti ini, memang penuh dengan segala kemudahan. Kemudahan yang sering menjadi jebakan yang tidak kita sadari. Hari demi hari kita lewati dengan berjalan dalam bayangan dunia maya. S

Menulis Cerita Anak Bersama FAMe

Oleh Tabrani Yunis Terasa sangat beruntung pada hari ini, di hari Sabtu, 27 Maret 2021 ada hal yang sangat bermanfaat. Keberuntungan bukan karena mendapat satu karung uang atau sebongkah berlian juga sebatang emas 24 karat, tetapi karena bisa ikut hadir dalam sebuah acara yang bergengsi dan kaya akan pengetahuan, karena ada orang-orang hebat yang menginspirasi. Ya, sebuah acara yang terkait dengan upaya membangun gerakan literasi yang dilakukan oleh FAME Banda Aceh di sebuah cafe yang bernama Oen Kopi di kawasan jalan T.P. Nyak Makam, Lampineung, Banda Aceh. Acara itu merupakan kegiatan rutin FAME yang kali ini membicarakan tentang menulis cerita anak. Cukup menarik. Apalagi dalam dalam acara itu, ada sosok-sosok yang kaya ilmu dan pengalaman sebagai narasumber. Salah satunya seorang penulis cerita anak yang sudah banyak mendapat penghargaan karena piawai menulis cerita anak. Narasumber yang sudah punya nama baik dan tenar menulis, karena sudah sering mendapat juara menulis cerita a

Berbeda

Oleh Nova Julia Mahasiswi Prodi Bimbingan dan Konseling,  Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh Setiap sore seperti saat ini, aku selalu duduk di ayunan belakang rumah yang baru kami tempati beberapa minggu lalu.  Entah kenapa, saat pertama kali kemari, ayunan ini sudah langsung menarik perhatianku, hingga aku tak pernah absen untuk menaikinya.    Hingga matahari hampir sampai di peraduannya dan suara ibu sudah memanggilku untuk masuk ke dalam rumah.  Kami hanya tinggal berdua. Ayahku sudah meninggal ketika aku berusia 7 tahun. Penyebabnya sampai sekarang aku masih bertanya-tanya.    Pernah sekali aku bertanya pada ibu tentang itu, tapi beliau selalu mengatakan itu sudah kehendak tuhan, atau beliau selalu mengalihkan pembicaraan.    Aku Ziy, seorang gadis yang hampir berusia 15 tahun.  Kata ibuku, aku mempunyai suatu kemampuan yang orang lain tidak bisa melakukannya.  Sampai sekarang aku masih belum tahu kemampuan apakah itu.    Hingga akhirnya, malam ulang tahunku