Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Perempuan, Media Massa, dan Menulis

Oleh: Mariska Lubis Memperhatikan media massa di Aceh, membuat saya berpikir keras. Ke manakah perempuan-perempuan Aceh?! Mengapa media massa Aceh didominasi oleh pria?! Hanya sedikit sekali perempuan yang menulis. Apa karena tidak mampu?! Ah, masa?! Bisa!!! Saya pernah bekerja di sebuah perusahaan media nasional , di mana 90% karyawannya justru perempuan. Puncak pimpinannya hampir semuanya perempuan, begitu juga dengan redaksi dan staf lainnya. Malah di majalah yang saya pegang waktu itu, prianya hanya dua orang saja. Yang satu di bagian produksi, dan satu lagi yang menjadi sopir. Urusan tulis menulis dan lay-out, semuanya dipegang oleh perempuan. Memang patut diakui, tidak mudah untuk bagi perempuan untuk kerja di media massa. Tantangannya sangat keras dan ditambah lagi akan banyak kendala bila tidak bisa mengelola waktu. Di dalam mencari berita, persaingan sangat ketat dan perlu usaha ekstra untuk bisa mendapatkan berita yang bagus serta layak untuk dimuat. Perlu juga perjuangan...

Peringati Hari Ibu, Kantor PPKB Banda Aceh Gelar Seminar Parenting

    Banda Aceh - Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-88 2016, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Banda Aceh menggelar seminar parenting bertajuk “Menjadi Ibu Profesional”.    Menghadirkan ahli parenting nasional Septi Peni Wulandani yang juga pimpinan Institut Ibu Profesional (IIP) Jakarta sebagai pembicara utama, acara ini diikuti oleh ratusan kaum perempuan dari berbagai kalangan di Aula Lantai IV, Gedung A, Balai Kota Banda Aceh, Selasa (29/11/2016). Di antara tamu undangan terlihat hadir Ketua DPRK Banda Aceh Arif Fadillah, Ketua DWP Banda Aceh Buraida Bahagia, para pejabat di lingkungan Pemko Banda Aceh, Ketua Balee Inong se-Banda Aceh, dan sejumlah tokoh perempuan lainnya. Kepala Kantor PPKB Banda Aceh Badrunnisa menyebutkan peringatan Hari Ibu ke-88 2016 mengusung tema “Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki untuk Mewujudkan Indonesia Bebas dari Kesenjangan Ekonomi, Kekerasan, dan Perdagangan Orang.” Pihaknya, sebut Ba...

Belajar dari Hikmah Belajar

Oleh: Rukaiyah AB Anggota Kelompok Perempuan Usaha kecil (KPUK) Anggrek Desa Monjambee, Lipah Rayeuk Bireun Sudah lama aku merindukan, berharap serta penuh rasa ingin untuk menulis. Bila saja perempuan Aceh diberi kesempatan untuk bisa menulis sampai bisa di muat di suatu media massa, alangkah bahagianya. Selama ini, cerita tentang perempuan Aceh banyak ditulis oleh orang lain. Padahal kita sendiri seharusnya bisa menceritakannya dalam bentuk tulisan. Kita bisa menceritakan tentang cerita kita, tentang daerah Aceh sendiri. Sayangnya jarang sekali perempuan Aceh yang menulis selama ini. Seakan menjadi alasan kenapa perempuan Aceh tidak pernah terpahami untuk belajar menulis agar bisa menulis. Anehkan kalau selama ratusan tahun hanya ditulis oleh orang lain? Padahal semua itu cerita tentang diri kita. Nah, kerinduan itu kini sedikit demi sedikit mulai terobati. Bahkan keinginan untuk menulis kini sudah dapat diwujudkan. Setelah mendapatkan bimbingan menulis dari C...

Peran Pemuda dalam Menghadapi Sustainable Development Goals

Oleh Faras Rolanda Nasri Pelajar SMP Negeri 3 Banda Aceh Pemenang 2 Lomba Menulis Essay, Dalam Rangka sosialisasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Pada akhir September 2015 lalu, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) melaksanakan pertemuan secara besar-besaran di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat. Pertemuan ini dihadiri oleh 193 perwakilan dari negara-negara di seluruh dunia untuk mengesahkan kebijakan berskala global terbaru yang bernama Sustainable Development Goals (SDG). Mungkin belum banyak masyarakat (khususnya pemuda) yang mengetahui apakah yang dimaksud dengan Sustainable Development Goals (SGD) dan bagaimana peran pemuda dalam mewujudkan SDG ini? Awalnya, pada tahun 2000 PBB mengadakan deklarasi yang dihadiri oleh perwakilan dari 147 negara di seluruh dunia. Deklarasi ini membahas tentang komitmen negara-negara perwakilan serta komunitas internasional untuk mencapai tujuan pembangunan millennium, yang lebih dikenal dengan sebutan Millenium Develo...

Mencintai Bahasa Daerah

Oleh Linda Mustika Hartiwi Berdomisili di Banyuwangi, Jawa Timur Ketika beberapa waktu yang lalu membaca angket di sebuah majalah perempuan terkenal di negeri ini, saya tertarik dengan tema yang diangkat yaitu mengenai apakah kita sebagai orang tua masih mengajarkan bahasa daerah kepada anak-anak kita? Beragam pendapat pun menanggapi angket tersebut. Ada yang mengatakan pasti mengajarkan karena si pemberi pendapat adalah seorang guru bahasa daerah. Ada pula yang mengatakan tetap mengajarkan bahasa daerah walaupun tinggal di luar daerah tempat tinggal atau bahkan di luar negara. Sebagian yang lainnya berpendapat harus mengajarkan bahasa daerah kepada anak-anak. Sebuah angket yang bagus menurut saya untuk menanamkan rasa cinta akan bahasa daerah kepada anak-anak kita serta melestarikan keberadaan bahasa daerah tersebut. Seperti diketahui bersama, sekarang ini banyak fasilitas komunikasi yang digunakan untuk menjalin silaturahmi atau pertemanan dengan banyak ora...

Pada Konferensi CSS, Hasanuddin Paparkan Capaian Universal Akses Banda Aceh

Banda Aceh - Pada acara pembukaan konferensi City Sanitation Summit (CSS) XVI AKKOPSI, Plt Wali Kota Banda Aceh Hasanuddin memaparkan progres pencapaian target universal akses di Kota Banda Aceh hingga saat ini, Kamis (24/11/2016). Di hadapan Menko Bidang PMK Puan Maharani dan Menteri PUPR Basuki Hadimulyono yang ikut hadir acara yang berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood itu, ia menyatakan Pemko Banda Aceh sangat perduli terhadap pengembangan sanitasi. “Komitmen tersebut ditunjukkan di antaranya melalui pengembangan Buku Putih Sanitasi yang diintegrasikan dengan dokumen perencanaan perkotaan lainnya.”  “Sebagai hasilnya, saat ini tercatat rasio rumah tinggal yang berakses sanitasi di Banda Aceh sudah mencapai 97 persen, dengan cakupan pelayanan sampah sebesar 88 persen. Cakupan layanan air bersih juga sudah mencapai 88 persen,” ungkap Hasanuddin yang juga mejabat sebagai Kadishubkomintel Aceh ini.  Di sektor drainase, sambungnya, Banda Aceh sudah memiliki...

Tinjauan Kritis tentang Peran Perempuan dalam Sejarah Aceh

Kekuasaan para sultanat di masa lalu tidak identik dengan kesetaraan dan keadilan terhadap perempuan Aceh di masa itu. Oleh Farid Muttaqin*) PERAN politik perempuan di Aceh, banyak didominasi oleh cara pandangan romantisme sejarah (historical romanticism). Cara pandang macam ini antara lain mengungkap keberadaan perempuan-perempuan Aceh dalam berbagai posisi kepemimpinan publik di masa lalu. Pandangan romantisme sejarah tak hanya dominan dalam lingkup partisipasi politik, tapi juga dalam pembicaraan isu-isu gender yang lebih luas. Misalnya, dalam berbagai kegiatan training, workshop, seminar atau forum diskusi lainnya, Para peserta dari masyarakat Aceh, sangat suka mengemukakan pandangan bahwa di Aceh (ketidakadilan) gender bukanlah persoalan (besar); tidak ada persoalan (ketidakadilan) gender di Aceh; buktinya, masyarakat Aceh sudah sejak lama –dalam sejarah—memberi ruang sangat luas bagi kaum perempuan, dari Sri Ratu Syafiatuddin hingga Tjut Nyak Dhien, untuk me...

Perempuan di Titik Klimaks

Oleh Tabrani Yunis Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh Perhelatan Pemilu Legislatif 9 April 2014 telah usai. Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun telah menetapkan hasilnya pada Jumat, 10 Mai 2014 di Gedung KPU, Jakarta Pusat. Dengan ketetapan KPU tersebut, masyarakat Indonesia sebagai pemilih sudah mengetahui posisi suara masing-masing partai politik. PDI Perjuangan yang sebelumnya sebagai oposisi, meraih suara terbanyak dengan jumlah suara mencapai 18,95 %. Ada 10 partai politik yang dinyatakan lolos dan mendapat kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Republilk Indonesia ( DPR RI). Nama-nama wakil rakyat yang akan ke kursi parlemen pun sudah diumumkan. Mereka yang dinyatakan lolos dan mendapatkan kursi pun sudah dengan penuh gembira, merayakan kemenangan itu sambil menyambut saat-saat pelantikan tiba Sementara Partai Bulan Bintang dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia yang dinyatakan tidak memenuhi ambang batas parlemen, t...

Guru Berkarakter untuk Pendidikan Berkarakter

Oleh : Mira Pasolong Kemerosotan moral generasi muda bangsa kita sudah berada pada titik yang sangat memprihatinkan. Setiap hari kita mendengar berita tentang siswa yang tawuran, ikut balapan liar, mabuk- mabukan, mengkonsumsi narkoba ataupun hamil di luar nikah dan kemudian aborsi. Hal yang sangat jarang terjadi di beberapa dekade sebelumnya. Masyarakat kemudian menuding dunia pendidikan sebagai pihak yang harus bertanggung jawab. Tidak salah memang. Namun harus pula diingat bahwa mencetak generasi pelanjut yang mumpuni adalah tugas kita semua. Orang tua di rumah bertanggungjawab terhadap segala aktifitas anaknya, media massa terutama media elektronik bertanggujawab terhadap sajian tontonan yang diberikan dan sebagainya. Bagaimana dengan peran guru? Guru, sebagai orang tua ke dua (setelah ayah ibu di rumah) tentu saja memegang peranan penting terhadap penyelamatan moral bangsa ini. Karena itu hal pertama yang harus dimiliki guru untuk melakukan peran itu dengan seb...

BPBD Banda Aceh Inisiasi Lahirnya Buku Rencana Kontijensi Banjir

Banda Aceh – Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banda menginisiasi pembuatan buku Rencana Kontinjensi (Renkon) banjir. Buku Renkon banjir ini dibahas pada kegiatan formalisasi rencana kontinjensi banjir Kota Banda Aceh yang dibuka Plt Walikota, Ir Hasanuddin Ishak, Rabu (23/11/2016) di Gedung ITLC Samsung, Banda Aceh. Kepala BPBD Kota Banda Aceh, Drs Ridwan menjelaskan banyak pihak yang terlibat dalam penyusunan buku Renkon banjir ini, baik dari SKPD Pemko Banda Aceh maupun organisasi terkait seperti BPBD, DKKK, Dinas PU Banda Aceh, RAPI, IOF, PMI, SAR, PU Pengairan Aceh. Kata Ridwan, setelah buku Renkon banjir diformulasikan selanjutnya akan dijadikan sebagai pedoman dalam menangani bencana banjir di Banda Aceh. “Buku ini kita buat sebagai bentuk kesiapan Pemerintah Kota dan masyarakat untuk pencegahan banjir, mitisagai dan langkah kesiapsiagaan bencana banjir di Banda Aceh. Dalam penangannya nanti, semua pihak berpedom...

Anak Muda, Karakter dan Sektarianisme

Oleh: Soffa Ihsan Pemerhati Masalah Budaya dan Direktur Lembaga Daulat Bangsa Sungguh kita rasakan keprihatinan yang mendalam tentang kisah anak muda zaman sekarang. Ada penurunan tingkat kualitas generasi muda yang sudah merambah baik dari aspek moralitas, keagamaan, sosial, spiritual dan ideologis. Kasus-kasus perkelahian antar pelajar, maraknya penggunaan narkoba, pergaulan bebas, konsumerisme, hilangnya rasa kesantunan anak muda, kriminalitas remaja dan sihir radikalisme terhadap anak muda. Kalau dulu kita bangga dengan tampilnya tokoh-tokoh muda zaman pergerakan seperti Soekarno, Hatta, Agus Salim, Syahrir, Wahid Hasyim dan masih banyak lainnya. Mereka inilah yang menjadi “energi” kemerdekaan bangsa sekaligus pembangun format bangsa yang berkarakter dan berkepribadian.  Kini, kita miris dengan fenomena makin menipisnya “karakter” yang dimiliki khususnya anak muda kita. Tiba-tiba, kita jadi tersentak tentang kisah M. Syarif, anak muda yang dengan kalapnya...

Minder Menghambat Kreatifitas

Oleh Susilawati Guru SMP Negeri 2 Masjid Raya, Aceh Besar Mungkin kita sering mendengar kata-kata rendah diri atau minder. Mungkin juga kita pernah mengalaminya.Sebenarnya apakah rendah diri atau minder itu? Apakah sama dengan tinggi rendahnya badan seseorang(pendek). Atau juga sama dengan rendah hati? . Dari Wikipedia Bahasa Indonesia , Ensiklopedia bebas”Rendah diri itu adalah perasaan seseorang yang merasa lebih rendah dibanding dengan orang lain dalam satu atau lain hal.Dapat juga perasaan diri tidak mampu dan menganggap orang lain lebih baik dari dirinya”. Orang yang rendah diri begitu takut melakukan sesuatu. Ia lebih sering berpangku tangan .Tidak mau berusaha mengatasi masalah karena takut gagal,sehingga mereka menarik diri dari kontak sosial .Bila perasaan ini dibiarkan berkembang dalam pikiran kita ,maka akan menjadi rasa rendah diri yang kompleks.Hal ini akan merugikan diri kita sendiri dan orang-orang disekitar kita.Sebab kita tidak bisa membuat di...

Belajar Mensyukuri Hidup dari Kang Saptho

Oleh: Ihan Sunrise Namanya Saptho. Postur tubuhnya kecil, dengan warna kulit kecoklatan dan dipenuhi sisik-sisik putih serupa sisik ular, rambutnya terlihat acak-acakan dan tidak tumbuh teratur. Bertelanjangkan dada, ia duduk di atas stand berukuran 1x1 m yang telah didekorasi sedemikian rupa, sehingga terkesan seperti di atas bebatuan rimba. Pertama kali melihatnya anda pasti akan bergidik ngeri, mungkin juga sedikit rasa jijik dan berfikir betapa malangnya lelaki ini, tetapi setelah mengobrol dengannya anda akan takjub mendengar ceritanya. Itulah kesan saya saat bertemu dengan Kang Saptho, lelaki berusia tiga puluh tahun yang dijuluki manusia bersisik ular dari danau Tritis, Indramayu, Jawa barat. “Kalau mau tanya-tanya silahkan, mau ambil gambar juga boleh.” Katanya ramah ketika saya mendekati standnya. Memang bukan suatu kebetulan saya bertemu dengan Kang Saptho, sebuah spanduk bertuliskan Pameran Binatang dan Manusia Langka yang bertengger di salah satu...

Perempuan yang Terperangkap Cengkeraman KDRT

Oleh: Kasmawati Penulis berdomisili di Pango Raya, Banda Aceh Istilah KDRT pada saat ini sangat sering kita dengar dan sangat sering terjadi didalam kehidupan bermasyarakat, bahkan tanpa kita sadari KDRT kini sangat dekat dengan kehidupan kita.Berbagai macam teori telah sering kita dengar dan disosialisasikan dalam hidup bermasyarakat dengan harapan kita dapat bertindak dan menentukan sikap jika kejadian itu terjadi pada pribadi kita masing-masing.Tidak hanya itu, Negara juga telah mengesahkan peraturan dan Undang-undang yang melindungi perempuan dari tindakan kekerasan atau kejahatan yang merendahkan dan merusak kehormatan dan harga diri kaum perempuan. Namun, mengapa KDRT masih terus kerap terjadi? KekerasanDalam Rumah tangga adalah kekerasan yang dilakukan oleh anggota keluarga satu kepada anggota keluarga lainnya.Dalam hal ini, biasanya suami sebagai pelaku kekerasan terhadap istri dan anak-anak.Bahkan seorang ibu terhadap anaknya yang umumnya terjadi akibat pel...