Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

"POTRET MENEBAR VIRUS LITERASI DI SMK NEGERI 1 LOKOP, PEDALAMAN ACEH TIMUR"

(Semangat Menyambut HGN di Daerah 3T) Oleh Baihaki Pemerhati Pendidikan, Berdomisili di Banda Aceh Empat belas tahun silam dalam suasana konflik antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Republik Indonesia,   tidak menyurutkan langkah bagi penulis dan sejumlah mahasiswa FKIP-Unsyiah untuk melaksanakan kegiatan pengabdian pendidikan di wilayah pedalaman Kabupaten Aceh Timur, walau daerah ini masuk dalam katagori zona merah. Lokop, Kecamatan Serbajadi, salah satu daerah pedalaman di Kabupaten Aceh Timur dengan destinasi panorama alamnya yang sangat indah, sejuk dan di sepanjang jalan dengan hamparan tanahnya yang subur, kaya akan Sumber Daya Alam (SDA)nya. Hasil perkebunan sawit dan pertanian merupakan, seperti sayur, ubi dan pisang merupakan komoditi andalan di daerah ini. Jarak tempuh antara Idi, ibukota Kabupaten Aceh Timur menuju Lokop sekitar 110 Km yang bisa kita lalui dengan menggunakan jalan darat. Lokop bukan saja kaya akan hasil alamnya,

Rahasia Sukses Di Balik Nasi Goreng

Oleh Mirna Dilla Mahasiswi Jurusan Perbankan Syariah, FEBI, UIN Ar-Araniry Banda Aceh Beberapa hari yang laju saya berjalan-jalan sore mengelilingi sebuah daerah. Setelah saya berjalan –jalan, tanpa segaja melihat ke sebelah kanan ada sebuah warung yang sangat ramai pengunjungnya, mulai dari anak-anak, remaja dan bahkan orang tua. Padahal warungnya hanya sederhana, tetapi pengunjungnya sangat banyak. Ternyata tidak hanya di sore hari saja yang ramai, tetapi di malam hari juga tidak kalah ramai pengunjungnya. Dengan melihat seperti itu membuat perhatian saya terhadap warung tersebut.   Tersirat di benak hati saya apa sebenarnya yang terjadi dengan warung tersebut? Melihat situasi seperti ini menggugah hati saya untuk mewawancarai pemilik warung tersebut. Pengunjung yang kian berganti,semakin sore semakin bertambah pengunjungnya dengan itu semakin membuat saya tidak sabar untuk menjumpai sang pemilik warung. Tidak lama kemudian saya mendekati warung ters

Makna Sebuah Keyakinan dan Tekat

Oleh: Zahrah Mahasiswa S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Setiap langkah yang ingin kita tempuh tak pernah lepas dari sebuah keputusan yang berdasarkan atas keyakinan dan tekad yang kuat.   Begitu pula halnya dengan langkah yang akan diputuskan oleh seorang wirausahawan. Seorang wirausahawan yang ingin membangun suatu bisnis pasti akan selalu mengambil keputusan setelah adanya pertimbangan yang ketat. Seorang pebisnis yang memulai usahanya dari nol pasti mengalami kendala dan hambatan yang membuat usahanya terkadang sulit berkembang. Ketika dihampiri oleh kendala dan hambatan terkadang banyak orang yamg memutuskan untuk menyerah atas keadaan. Namun seorang pebisnis sejati pastinya mempunyai tekad dan keyakinan yang kuat sehingga dapat membuat dirinya bangkit dari keterpurukan dan kegagalan. Keyakinan dan tekad yang kuat dapat membangkitkan kesungguhan hati seseorang untuk tidak pantang menyerah. Dalam menja

Banda Aceh Kini Miliki Pusat Galeri Wisata di Ulee Lheue

Banda Aceh - Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman meresmikan Galeri Wisata Meuraxa yang terletak di kompleks pasar batu cincin Ulee Lheue, Jumat (24/11/2017). Di galeri wisata yang dikelola oleh pengurus Balee Inong se-Banda Aceh ini, tersedia beragam produk ekonomi kreatif berupa kuliner dan souvenir khas Aceh. Dalam sambutannya, Wali Kota Aminullah mengatakan momen peresmian galeri wisata ini sanga tepat karena menjelang penyelenggaraan event Sail Sabang 2017 pada 28 November hingga 5 Desember mendatang. “Ini momentum bagi kita untuk menghidupkan ekonomi kreatif Banda Aceh, karena akan banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri yang akan berkunjung ke kota kita.” Wali kota juga menekankan produk-produk yang dijual agar benar-benar diperhatikan kualitasnya. “Baik itu produknya maupun kemasannya yang harus bagus dan menarik. Pemko Banda Aceh melalui dinas terkait juga akan membantu mempromosi galeri ini agar semakin banyak produk masyarakat kita yang terjual. Kita ak

Bukan Salah Pilih

Oleh: Reti Sufarni Jurusan Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat,   UIN Ar-Raniry, Banda Aceh. Banyak mahasiswa pada mulanya tidak pernah tahu mengapa mereka memilih sebuah jurusan di sebuah fakultas yang ada di sebuah Universitas. Kita bisa tanya pada mahasiswa yang kini sedang belajar di sana. Misalnya, mahasiswa yang sedang belajar Prodi Sosiologi Agama.   Cobalah tanyakan kepada mereka, mengapa mereka dulu, setamat SMA memilih kuliah di Prodi Sosiologi agama. Kita akan menemukan banyak jawaban yang justru tidak tahu dan tidak paham. Bukan tidak mungkin ada yang mengira bahwa Prodi Sosiologi Agama ini ialah jurusan keguruan yang ada di fakultas Tarbiyah yang menjurus pada bidang keguruan. Jadi aneh sekali bukan?   Padahal jurusan ini adalah jurusan yang mengajarkan mahasiswanya dengan ilmu yang berkaitan antara masyarakat dan agama serta filsafat yang bukan untuk menjadi guru seperti di Tarbiyah. Bahkan, penulis sendiri pun dulu tidak pernah mengetahu

Pengemis Sang Pencari Belas Kasih

Oleh Anita sari Mahasiswi Semester I,   Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas UIN Ar-raniry, Darussalam, Banda Aceh Jika diperhatikan saat ini begitu banyak pengemis di kota Banda Aceh yang melakukan kegiatan mengemis. Mereka ada dengan berbagai macam kondisi. Ada ibu-ibu yang menggendong bayi, orang buta, orang cacat fisiknya, bahkan anak-anak yang masih kecil juga ikut terlibat. Berjalan ke sana ke mari di bawah terik matahari yang menyengat. Mereka mengemis dengan memelas, berharap belas kasih dari setiap orang yang lalu lalang. Banyak yang berpendapat bahwa mereka mengemis disebabkan oleh persoalan   ekonomi, hingga mereka harus turun ke jalanan dan terpaksa mengemis ke sana ke mari, dari pintu ke pintu, dari warung ke warung dan bahkan memasuki ruang-ruang kantor. Kedua, karena mereka memiliki latar belakang pendidikan yang rendah. Juga rendah ketrampilan yang dimiliki. Jadi, kondisinya bisa bertambah bu

Si Manis-Pedas, Rujak Pak Fahrizal

Oleh Rauzatul Jannah Mahasiswi   Jurusan :   S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi Bisnis Islam, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh Setelah mendapat pencerahan tentang wirausaha, saat kuliah bersama Pak Tabrani Yunis, pada kali ini kami diberi kesempatan untuk mewawancarai salah satu pelaku usaha kecil   di Banda Aceh atau Aceh Besar.   Aku berhasil mewawancarai seorang pedagang rujak di Cadek-Kajhu, Aceh Besar Mungkin sekarang ini   kita sudah tak asing lagi dengan persoalan makanan rujak. Siapa yang tidak kenal   dengan olahan buah-buahan yang dipotong kecil-kecil dan diberi bumbu kacang dan gula merah dengan rasa manis dan pedas itu. Apalagi citra rasa yang manis-pedas sangat diminati oleh orang-orang Aceh. Khususnya mahasiswa dan anak sekolahan yang sangat gemar dengan olahan rujak. Bukan hanya mahasiswa dan anak sekolah, bahkan ibu-ibu pun tidak ingin ketinggalan dengan citra rasa manis-pedasnya rujak. Selain rasanya pedas-manis, rujak juga bisa

Dia Bukan Sahabatku

Oleh Yessi Afriyalisi Sekolah Di SMK Negeri 1 Aceh Barat Daya Aku lebih mengenalnya dari yang lain, bagiku dia itu adalah seorang malaikat yang Tuhan titipkan untuk menjadi sahabatku. Wajahnya yang polos dan tutur katanya yang sopan membuat sejuk hati   siapa saja yang mendengarnya. Dia telah mengajarkanku tentang bagaimana hidup itu tidak dijalani dengan kekerasan, tetapi ada saatnya kita menghadapi masalah dengan kelembutan dan kepala dingin. Tiga tahun lamanya kami berteman dan aku sudah menganggapnya seorang sahabat dalam hidupku. Aku sering memanggilnya “Va” karena namanya Diva. Kami sekolah di sekolah yang sama dan kami satu kelas. Bayangkan saja betapa senangnya kalian memiliki sahabat yang selalu ada bersama kalian suka maupun duka. Tapi semua itu tidak berlangsung lama, dan semuanya hilang saat dia mulai berubah. Aku : Va, kita ke kantin yuk !! Diva : oke, tapi kita ajak Tya sekalian ya ? Aku : ya udah. ( dengan nada malasnya ) Tya siswa

Harapan Kita Untuk Aceh Yang Lebih Baik

Oleh   : Syarifah Ulfa Julita Mahasiswi Prodi Perbankan Syariah, FEBI UIN Ar-Raniry, Banda Aceh Hal ini memang sering menjadi berita, malah terlalu sering menjadi buah bibir setiap orang, biarpun tidak semua orang yang peduli terhadapnya. Bahkan ada orang tidak tahu sama sekali. Apa sih yang menjadi penyebab Aceh ini sangat rendah di dalam segala bidang?   Baik itu bidang sistem pemerintahan, kebersihan, sampai hal kebersihan membuat Aceh ini menduduki rating terendah dari wilayah Indonesia lainnya. Sebagai mana yang orang tahu Aceh ini adalah wilayah syariah. Yang pasti dalam hal kebersihan harusnya tidak lagi menjadi permasalahan, bukan?   Karena sebagaimana yang kita ketahui kebersihan adalah sebagian dari iman. Tetapi   apa buktinya? Ke mana-mana yang kita temukan itu adalah sampah. Jujur saat pertama sekali   keluar negeri bulan kemarin, bukannya ingin membandingkan Aceh dengan Negara lain, tetapi langsung hati   berkata “waah”, kecewa yaa !”   Kenapa bisa tidak

Warung Kopi di Aceh Layaknya Kampus

 Oleh Arini Izzati Mahasiswi Jurusan Ekonomi Syariah, UIN Ar-Raniry, Darussalam Banda Aceh             Bercerita soal Aceh ini, memang tak jauh dari yang namanya warung kopi. Umumnya saat belum adanya wifi di warung kopi para pelanggannya adalah dari kalangan bapak-bapak. Minim sekali para pelanggannya yang mahasiswa, namun sejak era digital semakin canggih dan hadirnya wifi, akhirnya banyak para pembisnis warung kopi menyediakan wifi di warung kopi tersebut. Perubahan waktu yang juga menyebabkan pemesatan yang begitu luas akhirnya yang rata-rata para pengunjungnya adalah kaum laki-laki. Kini pun ada banyak perempuan   yang sebagiannya adalah mahasiswi yang duduk di warung kopi memanfaatkan wifi sebagai sarana mencari tugas.             Ternyata jika disandingkan dengan kampus di Aceh, mungkin warung kopi bisa disebut layaknya kampus, sebab rata-rata kehadiran pengunjung yang datang ke warung kopi hampir sama dengan mahasiswa yang hadir ke kampus. Beberapa