Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Betty

Oleh: Dina Triani GA Kecantikan Betty membuat Firman terpukau. Tidak ada cacat cela yang tampak pada perempuan yang baru dilihatnya di tempat pemberhentian bus itu. Rambutnya yang terurai sebatas bahu berwarna sedikit kemerahan. Hidungnya bangir dan bibirnya mungil. Dari penampilannya, Firman menebak bahwa gadis itu seorang mahasiswi. Ia beranikan diri untuk berkenalan sambil menunggu bus menuju kampusnya berhenti di tempat pemberhentian. “ Mau kuliah, ya? “ tanya Firman sekenanya. Betty menoleh tanpa memberi jawaban. Firman dapat melihat raut wajahnya yang tampak enggan untuk berbasi-basi. Meski begitu, pemuda itu tak mau menyerah. “ Kuliah dimana? “ tanya Firman lagi. Betty mulai memainkan ponselnya, memberi isyarat bahwa ia tengah sibuk membalas BBM atau WA. Firman sadar kalau gadis cantik itu tidak berminat untuk berkenalan dengan dirinya. Padahal, untuk tahu namanya saja, itu sudah cukup bagi Firman. Apalagi sampai tahu dimana tempat tinggalnya,

Diguyur Hujan, Porsema Banyumas Tetap Menginspirasi dan Meriah

BANYUMAS- Sebanyak 426 peserta dari Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif NU Kabupaten Banyumas ikuti Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (Porsema) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Kegiatan tersebut dilaksanakan di komplek MI Ma’arif NU 1 Kaliwangi Kecamatan Purwojati, Banyumas.(23/2) Kegiatan tersebut dibuka oleh ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Banyumas, Ahmad Roziqin. Dalam sambutannya dia menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak penyelenggara, baik panitia maupun tuan rumah, MI Ma’arif NU 1 Kaliwangi Kecamatan Purwojati. “Apresiasi luar biasa terhadap semua pihak yang telah mensukseskan acara ini, yang kami harapkan dalah setiap peserta mempunyai jiwa yang sportif dan bertanggungjawab,” kata Roziqin. “Tingkatkan kualitas dan kuantitas agar mendapat prestasi yang sebaik-baiknya,” sambungnya. Dia juga berpesan kepada setiap madrasah yang menjadi juara agar melatih peserta didiknya sampai ditingkat propinsi Jawa Tengah. Ahmad Tantowi (ketua panitia penyel

Puisi- Puisi Rachmadi Akbar

“FATAMORGANA” Malam tak kunjung hilang Pagi tak jua datang Dan otakku pun tak bisa diam Terus bergelut menelusuri lembah pikiran Ini dunia.. bukan surga atau neraka ! Kau ingin apa? Sudahlah.. berhenti berkeluh kesah Tuhan Maha Adil ! Lenyapkan dia dari logikamu Sampai kau temukan jawaban dalam dalam ketidakpastian “Menghamba Pada-Nya” Pria itu tampak gagah Badan tegap menghadap ke depan Tatapan yakin dengan penuh keberanian Suara lantang bak komandan dalam perang Pakaian rapi tunjukkan wibawa Dasi yang bergantung dileher adalah simbol kesejahteraan Namun lihatlah.. Dia tampak lemah dan tak sanggup apa-apa Merintih dan memohon dihadapan-Nya Menangis dan mengharap belas kasih dari-Nya Dia campakkan segala Yang tinggal hanya sosok anak manusia yang lemah tak punya daya Lenyapkan seluruh keangkuhan Kubur dalam-dalam semua kesombongan Buang segenap rasa bangga Pejamkan mata dan bayangkan Hanya Dia yang Maha Kuasa Itulah hakikat menghamba pada-Nya “Beda” Beda manusia, beda wibawa Janga

Puisi Rahma Atikah

Mahasiswa Jurusan KPI, UIN Ar-Ranirry Banda Aceh Rintihan Sang Yatim Setiap kali rasa rindu yang menyeruak hadir bersama kenangan-kenangan yang tak pernah padam . Hati ini menagis, meronta bersama pantulan-pantulan suara yang tak bersumber. Masih ingatkah engkau ayah ? Aku adalah gadis kecilmu, yang dahulu engkau peluk sembari menanmkan benih-benih cinta dan kehangatan insani dalam ragaku ini. Aku adalah gadis kecil mu yang dahulu engkau beri lantunan syair-syair indah penuh abdi selayak petuah diri. Saat kepergian mu ke alam rahasia mimpi rohaniah penuh tanda tanya Dunia begitu kelam nan hitam, merenggut saat-saat kebersamaan kita ayah. Memisahkan kita antara jarak dan waktu dalam kerangka dimensi yang penuh perbedaan Aku merasa terasingkan dan menyudutkan diri, saat hari demi hari kulewati tanpa sosok dirimu. Layak aku seperti kucing kecil liar, dunia senantiasa mengungkung kebahagiaan demi kebahagian si kucing kecil yang dikesampingkan, tergusah pasrah oleh kaki-kaki pereme

Puisi Devi Elentina

Sesuatu Yang Berbeda Di saat sendiri jauh lebih sempurna Ketika tertawa jauh lebih nikmat Di dalam ketenangan jiwa menyejukkan pikiran Semua tak sama lagi sejak aku mengerti Kini yang kupandang tak lagi bebas Tak dapat dipungkiri Ketika opini menjelma menjadi fakta Ada yang berbeda diantara hati dan pikiran Ketika perangkat lunak itu tak mampu berjalan searah lagi Sesuatu hal yang perlu dimengerti lebih Kini usia tak lagi belia Kucoba untuk mengerti apa yang sedang terjadi Sepilah demi sepilah kurangkai kembali Kenangan terulang berputar Wajahmu penuh dalam ingatanku Butir kata merangkai cerita Dari batas laut hingga ujung bumi Di setiap waktu dan tempat Hasrat ingin secepatnya berada di sebelahmu Menjadi ungkapan terindah yang akan kututurkan padamu Tentang Penulis Penulis adalah seorang gadis Melayu yang lahir di kota Duri, Riau pada tanggal 02 Agustus 1997 dengan nama lengkap Devi Elentina. Penulis saat ini tercatat sebagai mah

Sukses itu Apa Sih?

Oleh : Dina Triani GA Apa sebenarnya arti sukses bagi anda? Ada yang berpendapat sukses itu jika mempunyai pekerjaan tetap, berpendidikan tinggi dan menyandang berbagai gelar, memiliki penghasilan yang banyak, tinggal di lingkungan elite, punya pasangan hidup yang menawan, mengendarai kendaraan yang canggih, punya rumah bergaya arsitektur modern, menjadi orang terkenal dan sebagainya. Setiap orang punya penilaian yang berbeda dalam mengartikan kesuksesan. Apakah setiap orang sukses itu bahagia? Jika jawabannya ya, lalu mengapa banyak orang yang telah melengkapi semua kriteria sukses seperti tersebut di atas hatinya masih diliputi kegelisahan? Anda mungkin pernah mendengar nama Christina Onassis. Siapa dia? Dialah putri seorang miliarder tersohor seantero negeri, Aristotle Onassis. Sang anak diwarisi seluruh harta oleh ayahnya berupa simpanan deposito, real estate, danau, pulau pribadi, perusahaan penerbangan, armada laut dan sebagainya. Hampir seluruh media di seluruh dun

Apa Alasan Perempuan Suka Bergunjing?

Dina Triani GA (Writer/IRT-Banda Aceh) Bergunjing atau ghibah bisa di lakukan oleh siapa saja, baik itu laki-laki, perempuan, tua, muda, yang berpendidikan maupun yang tidak berpendidikan. Kaum pria biasanya menggosipkan masalah-masalah politik, pekerjaan atau olah raga. Sedangkan perempuan cenderung menyukai hal-hal yang berhubungan dengan orang lain, entah itu soal cinta, teman, atasan atau orang-orang yang membuat ia kesal. Maka tidak heran jika acara gosip di televisi sangat diminati oleh pemirsa yang hampir semuanya kaum perempuan. Perempuan merasa harus tahu tentang apa saja yang terjadi di sekitar mereka. Baik itu tentang kehidupan tetangga mereka, teman satu arisan, teman satu sekolah maupun kehidupan para selebriti. Dengan bergosip, perempuan-perempuan bisa mendapat informasi yang mereka inginkan, sedetil-detilnya. Dan perempuan sanggup menghabiskan berjam-jam untuk mengobrol sambil bergosip. Berdasarkan hasil riset menunjukkan sebanyak 95,4 persen kegiatan pe

Berkaca Pada Cut Nyak Dien

Oleh Deni Kusuma Film Cut Nyak Dien yang diproduksi oleh PT. Kanta Indah Film pada 1988 memberikan inspirasi kepada kita untuk senantiasa tabah dalam menghadapi ujian hidup. Apalagi ketika melihat Cut Nyak Dien seorang perempuan yang dalam film tersebut digambarkan terlihat begitu tabah dalam menghadapi kemelut persoalan yang ada di sekelilingnya. Tidak hanya pemerintah kolonial Belanda yang   terus mengejar-ngejar dirinya untuk ditangkap, tetapi juga masyarakat di sekelilingnya yang ada sebagian di antara mereka, justru membuat Cut Nyak Dien merasa jengkel. Hal itu terjadi karena ingin menangkap Cut Nyak Dien, lalu menyerahkannya ke pihak kolonial. Tujuannya adalah agar peperangan antara masyarakat Aceh dan pemerintah kolonial segera berakhir. Korban jiwa sudah terlalu banyak. Masyarakat Aceh sendiri sudah terdesak oleh tentara kolonial, sampai-sampai mencari perlindungan mundur ke hutan-hutan. Teuku Umar, suami Cut Nyak Dien pun sudah gugur lebih awal.

Sanggar Seni dan Upaya Pelestarian nilai-nilai Budaya

Oleh Asmaul Husna Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar-Raniry, Datussalam, Banda Aceh Seperti yang kita tahu sanggar seni adalah sebuah perkumpulan atau organisasi yang mengangkat kembali nilai-nilai dan juga budaya daerah di bidang kesenian. Tujuannya juga menyelamatkan dan melestarikan tradisi –tradisi yang hampir hilang di daerah, salah satunya seperti yang dilakukan oleh sanggar seni seulaweut UIN AR-RANIRY Banda Aceh. .Dalam sanggar seni tersebut mereka melestarikan tarian-tarian khas daerah yang sudah jarang ditampilkan dan bahkan ada yang hampir tidak dikenali oleh masyarakat. beberapa contohnya adalah seperti tari likok pulo, tari ratep meseukat, tari ranup lampuan, tari saman, rapai, dan lain-lain. Sebagai sanggar seni, Sanggar Seulaweut UIN Ar-Raniry juga tidak hanya melestarikan seni di bidang tari, tetapi juga melestarikan dan mengembangkan seni di bidang teater dan musik. Dengan adanya sanggar seni juga menjadi salah satu tempat untuk menamp

Letupan Aceh Sosialisasi Bahaya Narkoba di Sigli

Sigli - DPD Lembaga Terpadu Pemasyarakatan Anti Narkoba (Letupan) Aceh, Senin (13/2) menggelar Kegiatan seminar sehari sosialisasi bahaya Narkoba bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat di Kabupaten Pidie.  Kegiatan yang diikuti oleh seratusan pelajar, mahasiswa dan masyarakat di Kabupaten Pidie ini dibuka oleh Ketua DPD Letupan Aceh, Mahdi Andela, S.Pd, MM.  Dalam sambutannya, Mahdi Menyebutkan bahwa Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di masyarakat, khususnya di Aceh saat ini semakin mengkhawatirkan. Jika kita tidak tanggap, maka narkoba mungkin akan menjadi predator paling berbahaya bagi generasi bangsa ke depan.  Alhamdulillah, Dengan dukungan dari berbagai pihak, sejak 2008 Letupan Aceh sudah melakukan sosialisasi bahaya narkoba kepada pelajar tingkat SMP dan SMA di sejumlah kabupaten/Kota di Aceh. Diakuinya, memang apa yang telah dilakukan belum maksimal dan masih butuh dukungan dari berbagai pihak. Mahdi juga menyebutkan, kebanyakan

Jangan Malas Membaca

Oleh : Dina Triani GA     ‘ Buku adalah jendela yang mengantarmu pada tempat-tempat menakjubkan. ‘ Ungkapan ini menggambarkan bahwa dengan membaca bisa membawa kita ke tempat-tempat yang belum pernah kita singgahi sebelumnya. Membaca mampu membuka wawasan dunia. Membaca titik awal kemajuan suatu bangsa. Membaca merupakan ukuran dari orang-orang sukses. Namun sayang, bangsa Indonseia adalah bangsa yang sangat malas membaca.      Berdasarkan penelitian UNESCO, hanya 1 dari 1.000 orang Indonesia yang punya minat nembaca serius. Ini sungguh menyedihkan. Bahkan lebih ironis lagi, malas membaca terjadi di kalangan perguruan tinggi, yang tak lain merupakan kelompok elit intelektual.      Membaca banyak sekali manfaatnya, antara lain: Meningkatkan kapasitas memori otak. Setiap kali kita membaca, otak kita akan membuat satu ruang baru untuk menyimpannya. Sehingga kapasitas memori otak akan terus bertambah. Membantu kemampuan berpikir analistis. Ket

Mempersempit Celah Korupsi MK

Oleh: Sumarsih, Staf Peneliti Alwi Research and Consulting Ditetapkannya hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Patrialis Akbar sebagai tersangka korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu membuktikan bahwa masih ada celah untuk melakukan tindak korupsi di MK. Selain itu, kenyataan tersebut juga menunjukkan bahwa selama ini tidak ada perbaikan di MK terkait mekanisme pengawasan para hakim MK. Bahkan, selepas kasus korupsi yang menimpa ketua MK periode 2013- 2015, Akil Mochtar. Faktanya, pengawasan para hakim MK sejauh ini masih hanya melibatkan internal lembaganya saja, yakni melalui Majelis Kehormatan MK (MKMK). Sementara, pihak-pihak luar (eksternal) pun tak berkutik mengingat tidak adanya ketentuan hukum yang mampu mengakomodir hal tersebut. Mafhum disadari, MK selalu membatalkan ketentuan hukum yang memberikan kewenangan bagi pihak-pihak luar untuk dapat mengawasi hakim MK. Diantaranya, yakni ketentuan pengawasan hakim MK oleh Komisi Yudisial (KY) d

Awan pun Turut Memuji Tuhan

Setiap insan maunya kenal akan dirinya. Bagaimana dirinya bisa hidup dan dapat menikmati kehidupan ini. Dan dirinya itu berasal dari mana, serta akhir hidupnya nanti kemana. Apakah kesemuanya itu tidak saling berhubungan sesama makhluk lainnya atau yang satu tidak ada kaitannya dengan yang lainnya. Jika insan ini mau memperhatikannya dengan jeli, dari mana dirinya berasal dan kemana akhir hidupnya, maka muncullah kesadaran untuk mendalami agama. Ya untuk mengenal tuhannya (makrifatullah) dan untuk mengenal siapakah yang mengenalkan (makrifaturrasul) yang telah menyampaikannya kepada umat, dengan tuhannya, yaitu nabi kita Muhammad Saw. Kita insan ini penting mengenal dan mengetahui Tuhan   kita Swt serta nabi Saw dengan sebaik-baiknya, kemudian kita mengetahui dan mentaatinya. Asyhadu alla ilaha illa Allah, Asyhadu anna Muhammadarrasulullah. Laa ilaha illa Allah Muhammadar Rasusullah. Sedemikian dekatnya Nabi kita Saw dengan tuhan kita Allah Swt, sehingga

Posisi Mahasiswa Pada Pilkada Aceh 2017

Oleh Andi Kurniawan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Sekjend di Jaringan Intelektual Muda Islam (JIMI) Berdomisili di Banda Aceh Pilkada Aceh 2017 yang berlangsung beberapa bulan Februari 2017 ini menjadi pesta demokrasi kali ke 3 di bumi Aceh. Ajang 5 tahun-an ini merupakan butir dari UUPA di antara banyaknya butir-butir penting lainnya yang harus dilaksanakan sebagai wujud perdamaian yang menyejahterakan rakyat, termasuk mahasiswa. Oleh sebab itu, mahasiswa harus ikut berperan. Bagaimana mahasiswa seharusnya mengambil peran dalam menyikapi segala persoalan yang timbul dalam perjalanan proses pilkada Aceh. Apakah dengan masuk ke dalam salah satu timses, atau menonton saja sambil berkomentar di warung kopi? Mahasiswa adalah manusia terdidik dalam lingkungan Perguruan Tinggi. Keseharian kita berteman dengan masalah, sehingga sering bermusuhan dengan pembuat kebijakan yang menindas kaum yang langsung kepada pengambil kebijakan yang menyejahterakan rakyatnya. Kekuatan kita adala