Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Pemko Banda Aceh Gelar Pelatihan Konvensi Hak Anak

Banda Aceh – Pemko Banda Aceh melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menggelar pelatihan Konvensi Hak Anak (KHA) kluster pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan budaya. Kegiatan ini dibuka Sekdakota Banda Aceh, Bahagia, Rabu (26/2/2020) di Aula Lantai IV Gedung Mawardy Nurdin, Balai Kota Banda Aceh. Turut hadir pada kegiatan ini, Ketua TP PKK, Hj Nurmiaty AR, Wakil Ketua DPRK, Usman, Kabag Isra, Fahrul Razi dan sejumlah pejabat jajaran DP3AP2KB lainnya. Dalam sambutannya, Sekda mengatakan kegiatan ini digelar dalam rangka memperkuat dan meningkatkan komitmen bersama serta mendorong SDM yang telah terlatih oleh Konvensi Hak Anak (KHA) untuk berperan secara langsung dalam mengembangkan kebijakan dan langkah-langkah strategis dalam implementasi pengembangan Kota Layak Anak (KLA) di Kota Banda Aceh. “Alhamdulillah untuk mencapai target KLA Kategori Utama pada 2021 nanti, Pemko terus melakukan berb

Bappeda Banda Aceh Ajak SKPD Paham Permendagri Nomor 90 Tahun 2019

Banda Aceh - Bappeda Banda Aceh melalui Sekretaris Bappeda, Nila Herawati, SE, M. Si yang didampingi oleh Kepala Bidang Penelitian/Pengembangan, Pengendalian Program dan Evaluasi, Rahmatsyah Alam, ST. M.Si mengajak seluruh SKPD untuk memahami terhadap Permendagri Nomor 90 tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah. Hal ini ia sampaikan saat dijumpai di ruangan kerjanya di Bappeda Banda Aceh , Senin (24/2/2020) “Penggunaan Nomenklatur Program/Kegiatan/Sub Kegiatan untuk semua kabupaten/kota harus mengacu pada yang diatur di dalam Permendagri 90 tersebut. Saat ini kita sudah melakukan mapping Program/Kegiatan/Sub Kegiatan sejak Desember 2019 lalu, untuk kebutuhan semua SKPD di Pemko Banda Aceh sesuai dengan Rencana Strategi (Renstra) SKPD masing-masing. Setelah adanya hasil mapping Program tersebut, baru diketahui mana Sub kegiatan yang belum terakomodir dalam Permendagri tersebut, dan ini menjadi usulan baru un

Ayo Ikut Rasulullah Jadi Seorang Entrepreneur

Oleh Riska Awalia  Mahasiswi Prodi Perbankan Syariah, FEBI, UIN Ar Raniry, Banda Aceh. Mendengar kata “entrepreneur” yang sudah tidak asing lagi kita dengar, tetapi sebagian orang mengatakan “menjadi entrepreneur itu tidak keren”. Ooooohhhh No Apa yang kamu pikirkan teman? Pernahkah kamu berfikir bahwa Rasulullah saw saja bekerja sebagai entrepreneur?             Kamu kuliah,  ingin menjadi orang yang terpandang, punya jabatan tinggi. Ya, hanya satu yang terpikirkan olehmu menjadi pegawai adalah seseorang yang sudah wooowww bangat, bagi kamu! Dengan penghasilan yang tetap kamu sudah merasa hebat. Duduk diam bergoyang kaki di atas kursi, ibaratnya singgasana.             Mungkin ya.... Kamu hebat hanya untuk diri mu sendiri, sebab kamu hanya medapatkan satu pintu rezeki saja. Kamu memandang rendah entrepreneur karena tidak mempunyai titel yang sama denganmu, tapi sadarkah kamu bahwa dia bisa lebih hebat darimu?             Seorang entrepreneur  

Kerajinan Jepara itu Menakjubkan

Oleh Tabrani Yunis Tanpa terasa, sudah  hampir genap 7 (tujuh) tahun, melakukan bisnis penjualan barang-barang souvenir kerajinan Jepara. Ya,  sejak Oktober 2014 , kala pertama sekali membuka POTRET Gallery yang berada  di kawasan jalan Prof. Ali Hasyimi, Pango Raya Banda Aceh. Kurun waktu tujuh tahun, bukan waktu yang pendek, tetapi sudah lumayan lama dan hingga kini masih tetap menjual souvenir-souvenir Jepara seperti jam dinding kaligrafi ukuran besar dan kecil, tatakan air mineral dalam berbagai motif dan model, vas bunga, kotak tisu, tempat sendok dan garpu, cermin, tempat buah, kaligrafi, tempat Al-Quran, miniatur pesawat, poci, nampan dan lain-lain. Pokoknya cukup banyak yang dijual di POTRET Gallery tersebut. Bahkan ada pula sofa tunggal dan kursi malas. Nah, selama hampir genap tujuh tahun tersebut, sebenarnya selama itu pula hati terasa puas dan nyaman melihat hasil karya, hasil kerajinan dari tangan-tangan kreatif para pengrajin souvenir Jepara tersebut. A

MENGUASAI KEPAHITAN HIDUP

Dok. Pribadi Oleh: Roza Aprilia                                                                                                                                Mahasiswi Fakultas Syari'ah dan Hukum,Jurusan Hokum Ekonomi Syariah, Semester IV, UIN Arr-Raniry, Darussalam, Banda Aceh          D ia seorang anak tunggal yang terlahir dari keluarga sederhana yang bernama Faras. Ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan, sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Keseharian ayahnya hanya bekerja sebagai buruh dan pekerjaan itu pun tidak tetap. dan terkadang ayahnya pun tidak bekerja. Melihat keadaan suaminya yang seperti itu, maka ibunya mengambil langkah untuk membantu kebutuhan hidup sehari-harinya dengan bekerja menyeterika di rumah tetangga. Mereka sudah terbiasa hidup dengan uang seadanya, bahkan sesekali mereka hanya makan nasi garam dengan tetesan air mata. Mereka pun sudah terbiasa hidup seperti itu dengan tegar dan sabar. Dengan keadaan keluarganya yang seperti ini F

Kunjungi Disdukcapil Banda Aceh, Dirjen: Pertahankan, Saya Suka

Banda Aceh - Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Zudan Arief Fakrulloh melakukan peninjauan layanan administrasi kependudukan di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Banda Aceh, Kamis (20/2/2020). Tiba Balai Kota, Zudan Arief dan rombongan berkesempatan melihat langsung proses layanan yang diberikan Pemko Banda Aceh melalui Disdukcapil. Zudan Arief juga sempat melakukan komunikasi dengan masyarakat yang sedang mengurus administrasi kependudukan di kantor yang terletak di lantai dasar Gedung Mawardy Nurdin, Balai Kota Banda Aceh tersebut. Bahkan pada kesempatan ini Zudan Arief Pakhruloh juga berkesempatan menyerahkan KTP, KK dan KIA kepada masyarakat di lokasi. Dirjen sendiri terkesan dengan proses layanan cepat yang diberikan Disdukcapil Kota Banda Aceh. Layanan sangat mudah dan cepat, seperti pembuatan Kartu Indentitas Anak (KIA), disini hanya butuh waktu 10 menit. Iapun memb

Apa Yang Anda Ketahui Tentang Souvenir Pernikahan?

Oleh Tabrani Yunis Souvenir Pernikahan atau di kalangan pengguna bahasa Inggris menyebutnya dengan wedding souvenir. Souvenir pernikahan saat ini semakin dikenal luas dan digunakan secara luas di tengah masyarakat kita, seiring dengan perkembangan zaman. Apabila dulunya, souvenir pernikahan hanya digunakan oleh kalangan-kalangan orang kaya, kini juga menjadi kebiasaan-kebiasaan masyarakat biasa. Artinya, souvenir pernikahan bukanlah ucapat terima kasih yang tergolong sebaga kebiasaan kaum elitis. Buktinya, apa bila kita mendapat undangan dan membawa kado ke pesta pernikahan teman, saudara atua kerabat, kita akan mendapat atau diberikan souvenir pernikahan di meja registrasi. Souvenir pernikahan dalam praktiknya kini, diberikan kepada para tau yang membawa kado ( hadiah). Sebagai imbalannya, atau dengan kata lain, ucapan terima kasha, maka para tama mendapat souvenir. Ada banyak jenis souvenir pernikahan yang saat ini di toko-toko souvenir, superti halnya di POTRET Gallery y

ACT-MRI Bersama Mitra Laksanakan Bakti Negeri di Maheng

dok. ACT Aceh Besar – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh – Masyarakat Relawan Indonesia bersama Moorden Café, dan Al Hasan Corporation, melaksanakan bakti negeri di Gampong Maheng, Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Minggu (16/2). Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB sampai menjelang zuhur tersebut disambut penuh antusias oleh warga setempat. Kepala Cabang ACT Aceh menuturkan, pelaksanaan kegiatan tersebut bertujuan memberikan manfaat bagi masyarakat. Adapun kegiatan bakti negeri meliputi pelayanan kesehatan gratis, pendistribusian paket pangan dan barang layak pakai, psiko edukasi, edukasi cuci tangan dan menyikat gigi, dan meuseuraya/gotong royong. “Alhamdulillah, antusiasme masyarakat sangat tinggi mengikuti acara. Perangkat desa menyambut kegiatan ini sangat baik,” ujarnya. Ia memaparkan, dalam bakti negeri ini turut menghadirkan relawan umum dan relawan medis seperti dokter umum, dokter gigi, perawat, apoteker, psikolog. Masyarakat dapat memeriksa kesehatannya se

POTRET Gallery, Pusat Mainan Edukatif Yang Lebih Lengkap

Oleh Tabrani Yunis Selama ini kita sering mendengar ungkapan bahwa dunia anak -anak adalah dunia bermain.  Para psikolog dan pemerhati anak bahkan terus mengkampanyekan agar anak-anak, terutama yang masih berada di level terendah, yang sedang menerima pendidikan di lembaga pendidikan setingkat PAUD dan SD agar tidak dipaksakan belajar seperti layaknya pelajar SMP dan sederajat, tetapi sebaliknya  anak-anak harus diberikan ruang dan kesempatan bermain yang cukup.  Anak-anak tidak boleh dipaksa belajar membaca dan berhitung, kecuali itu memang keiningan anak. Karena di masa anak-anak,  mereka cenderung ingin menikmati masa kecil mereka dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan ( fun ) atau enjoyable .  Bermain bersama kana-kawan, atau dengan adik atau kayak di rumah. Pokoknya, berikanlah mereka banyak kesempatan bermain. Nah, untuk bisa bermain yang menyenangkan tersebut, anak-anak kita membutuhkan alat-alat bermain yang kita sebut dengan mainan. Dalam hidup kita, para oran

Musibah Pendidikan Aceh

dok. Tagar.id Oleh Tabrani Yunis Akhir-akhir ini, semakin sering kita membaca berita atau tulisan bernada miris mengenai dunia pendidikan kita di Indonesia dan di Aceh khususnya.     Sering dan banyaknya     cerita miris tersebut     di media tentang lembaga pendidikan di tanah rencong, sejalan dengan semakin banyaknya orang yang menyebarkan informasi mengenai suatu fenomena atau realitas lewat perangkat digital, lewat media online yang begitu cepat serta lewat media cetak. Sehingga dengan mudah kita mengakses berita atau tulisan mengenai dunia pendidikan kita dalam berbagai dimensi. Ya pokoknya,  ada banyak cerita yang kita bisa baca. Salah satu berita paling akhir di bulan Januari 2020  mengenai kondisi miris di dunia pendidikan di Aceh  adalah soal murid SD Negeri Suka Makmur, Singkil yang harus belajar di lantai, karena sekolah rusak berat. Para murid harus belajar setengah menungging, agar bisa menulis. Namun, dengkul tidak menyentuh lantai, lantaran lantai kasar.