Oleh Tabrani Yunis Lelaki itu terus mengitari waktu berjalan mengikuti arah yang tak berubah Saban hari langkahnya berat memikul Tubuh kecil mungil melekat di bahu, sebuah tas warna hitam bergantung di punggung menyertai perjalanan memelas iba Lelaki yang menjemput rupiah dari tangan pemberi sedekah, menempuh perjalanan panjang di alur yang tak pernah berubah Anaknya yang kecil mungil terlelap dalam pangkuan, pulas menempuh perjalanan menghirup aroma keringat yang mengalir dari tubuh lelaki yang meletakan buah hati di pangkuan dan gendongan. Lelaki itu melumuri kulit mungil anaknya dengan sinar matahari Kulit kuning langsat menghitam lembam. Lelaki itu terus menyekap sikecil mungil mengukir perjalanan menangkap iba orang-orang yang lalu lalang Ada banyak lembaran rupiah warna hijau merah direpahnya dari orang-orang merasa iba dan kasihan. Lelaki itu tak akan pernah melepaskan anak mungil itu dari pangkuan dan gendongan. Walau beban di badan semakin berat. Anak mungil ...
Majalah Perempuan Kritis dan Cerdas